Menu

Jangan Pernah Sepelekan Kesehatan Mental Ibu Hamil Dads! Tiati Bisa Ngaruh ke Janin Lho!

12 Desember 2023 23:05 WIB

Ibu hamil sedang minum teh herbal (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Tentu saja sudah banyak yang tahu kalau kondisi ibu hamil sangatlah rentan mengalami gangguan kesehatan mental terlebih karena adanya perubahan hormon, fisik, dan psikologis yang terjadi selama masa kehamilan hingga melahirkan. Benar gak Moms?

Bahkan, berdasarkan data WHO 2022, disebutkan bahwa 1 dari 5 wanita mengalami gangguan mental selama masa kehamilan hingga satu tahun setelah melahirkan lho Moms! Mereka membutuhkan dukungan yang besar dari orang-orang di sekitarnya. Pasalnya, kesehatan mental para ibu juga bisa b berdampak pada tumbuh kembang anak.

Isu kesehatan mental ibu menjadi sorotan penting bagi Halo Ibu. Menyambut perayaan Hari Ibu, komunitas pemberdayaan wanita  yang berfokus pada kesehatan mental wanita ini menyelenggarakan Festival Ibu yang mengangkat awareness kesehatan mental, khususnya bagi ibu pascapersalinan. 

"Dukungan psikis dan emosional tidak hanya dibutuhkan ibu selama menjalani kehamilannya. Setelah melahirkan pun, para ibu tetap membutuhkan sokongan dari orang-orang terdekat. Komunitas yang hadir untuk Ibu dan keluarganya. Selepas melahirkan, seorang ibu membutuhkan ruang untuk bercerita karena ada proses perubahan peran yang mereka alami. Setelah melahirkan dan tidak lagi hamil, adalah hal yang wajar jika ibu bersedih. Sebab ada yang hilang dari dirinya, Ia bukan perempuan yang sama," ungkap Ashtra Dymach, Founder Halo Ibu, dikutip dari laman sindikasi konten Suara.com.

Idealnya, ayah merupakan sosok yang berperan besar sebagai support system ibu. Kontribusi orang-orang di sekitar ibu, terutama ayah, sangat dibutuhkan demi menjaga kesehatan mentalnya. 

Dokter Spesialis Obygn di Tembuni Birth Center, dr. Ridwan, SpOG memaparkan, peran suami dan keluarga terdekat sangat dibutuhkan untuk mendukung psikologis dan kesehatan ibu selama masa kehamilan hingga melahirkan. Masa kehamilan sebaiknya tak ditanggung sepihak oleh ibu saja, suami mesti berperan sebagai pendamping yang selalu siaga dan memberi dukungan penuh.

Dukungan suami dan keluarga pada fase hamil dan bersalin berkontribusi besar dalam mencegah terjadinya baby blues hingga postpartum depression (PPD) pada ibu.

"Perlu adanya tindakan preventif, seperti melibatkan suami dalam memberikan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, serta antisipasi terhadap deteksi dini baby blues hingga PPD dengan kualitas penggalian informasi pasien (anamnesis), sehingga dapat menurunkan angka kejadian postpartum blues," ujar dr. Ridwan.

Sang dokter juga menjelaskan, banyak hal yang bisa dilakukan suami dan anggota keluarga lainnya untuk mendukung ibu hamil. Misalnya, menemani dalam menjalani perawatan kesehatan sampai membantu menangani pekerjaan rumah tangga.

Hal-hal sedehana juga bisa memberikan efek positif. Orang-orang terdekat bisa mengajak mengobrol dengan menanyakan kabar si ibu. Walau awalnya hanya muncul jawaban standar, perlahan ibu akan mengeluarkan segala unek-unek dan tak lagi memendam semuanya sendirian.

Share Artikel:

Oleh: Azka Elfriza

Artikel Pilihan