Menu

Jadi Negara Peringkat Empat dengan Sampah Makanan Tertinggi, Bank DBS Indonesia Ajak Masyarakat Manfaatkan Sisa Makanan, Ini Tujuannya!

20 Desember 2023 16:45 WIB

Bank DBS Indonesia dan Badan Pangan Nasional Suarakan Bijak Kelola Sampah Makanan (dok. istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty tahukah kamu setiap 16 Oktober 2023 diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Berkaitan dengan itu, Bank DBS Indonesia pun meluncurkan kampanye "Live more, Waste Water & Food less". 

Fyi nih Beauty, kampanye yang dilakukan oleh Bank DBS Indonesia, memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengurangan pemborosan makanan dan upaya konservasi air. 

Bank DBS Indonesia dalam menyuarakan kampanye tersebut mendatangkan berbagai pembicara hebat, mulai dari  VP External Communications PT Bank DBS Indonesia Rifka Suryandari, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Dr. Drs. Nyoto Suwignyo, MM, Head of eFishery Fund and Ops of eFishery Diajeng Reisa Manik, CEO Foodbank of Indonesia Hendro Utomo, serta Founder Lyfe with Less Cynthia Indah Lestari yang membagikan membagikan pandangan mereka dalam diskusi seputar isu lingkungan dan keberlanjutan, terutama mengenai sampah makanan.

Fyi nih Beauty, berdasarkan dara dari United Nations Environment Programme (UNEP) atau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2020, Indonesia menempati peringkat keempat untuk tingkat sampah makanan tertinggi di dunia yakni sebesar 20,94 juta metrik ton, lho.

Nah, permasalahan ini menjadi semakin genting karena pemborosan makanan diproyeksikan akan meningkat hingga 31 persen pada tahun 2030. Kesadaran rendah dan pemahaman yang terbatas mengenai isu ini menjadi salah satu kendala utama dalam menghadapi pemborosan makanan dan air. 

Namun sangat disayangkan, alih-alih dianggap pemborosan, masyarakat memiliki persepsi bahwa kelebihan makanan adalah tanda kemakmuran. Terdapat juga kesalahpahaman bahwa sampah makanan tidak berbahaya, karena pada akhirnya akan terurai. Memahami bahwa sisa sampah makanan dapat memberikan kontribusi signifikan pada emisi gas metana yang berpotensi merusak lingkungan, Bank DBS Indonesia sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih sadar akan isu ini.

Alih-alih dianggap pemborosan, masyarakat memiliki persepsi bahwa kelebihan makanan adalah tanda kemakmuran. Terdapat juga kesalahpahaman bahwa sampah makanan tidak berbahaya, karena pada akhirnya akan terurai. Memahami bahwa sisa sampah makanan dapat memberikan kontribusi signifikan pada emisi gas metana yang berpotensi merusak lingkungan, Bank DBS Indonesia sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih sadar akan isu ini.

Oh iya Beauty, kampanye ini selaras dengan agenda pemerintah melalui Badan Pangan Nasional untuk mengatasi permasalahan sampah makanan yang salah satunya diimplementasikan melalui program “Gerakan Selamatkan Pangan”. Dengan tujuan menyelamatkan pangan yang berpotensi menjadi sampah makanan, Gerakan Selamatkan Pangan terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu penyediaan, pengumpulan, penyortiran dan penyaluran pangan melalui donasi pangan; penyediaan platform penyelamatan pangan yang dapat diakses secara digital; serta sosialisasi, edukasi dan advokasi melalui kampanye “Stop Boros Pangan” dan “Belanja Bijak”.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Dr. Drs. Nyoto Suwignyo, MM mengatakan, “Melalui program Gerakan Selamatkan Pangan, kami bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat dalam mengelola sampah makanan dan mendorong praktik-praktik yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi Bank DBS Indonesia serta mitra-mitra di dalam ekosistem yang telah mencanangkan kampanye ‘Live more, Waste Water & Food less’ ini. Besar harapan kami agar kampanye ini menjadi penggerak agar semakin banyak perusahaan yang bergerak ke arah yang lebih hijau serta memberikan motivasi bagi masyarakat untuk semakin bijak dalam mengkonsumsi makanan dan air demi lingkungan yang lebih lestari.”

Beauty, sejak tahun 2020, Bank DBS Indonesia secara aktif menunjukkan kepeduliannya terhadap isu sampah makanan yang tertuang melalui gerakan #MakanTanpaSisa. Kepedulian ini diwujudkan melalui kemitraan erat dengan berbagai organisasi demi mendukung beragam inisiatif berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan Kebun Kumara untuk program "Kompos Kolektif", di mana sampah organik rumah tangga karyawan Bank DBS Indonesia diolah menjadi kompos guna mendorong pengurangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Selain itu, kolaborasi juga dilakukan dengan FoodCycle Indonesia dalam program "Drive Hunger Away" di mana makanan yang tidak dikonsumsi karyawan atau makanan di gudang-gudang yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa didonasikan kepada anak-anak kurang mampu dan lansia pra sejahtera yang rentan mengalami kelaparan. Bank DBS Indonesia juga menjalin kerjasama bersama Alfamart dan juga e-commerce seperti Bukalapak dan Blibli dalam meningkatkan kesadaran terhadap isu food waste dan food loss melalui berbagai kanal komunikasi hingga menyelamatkan makanan agar tidak sampai ke TPA dengan mengolahnya menjadi bahan pangan untuk didistribusikan kembali.

Lebih dari itu, Bank DBS Indonesia pun mendistribusikan makanan surplus kepada 3.300 orang di beberapa kota besar melalui program “Kulkas Berjalan” bersama Foodbank of Indonesia (FOI). Bank DBS Indonesia juga mendukung upaya Jangjo dalam mengatasi masalah sampah makanan di pusat perbelanjaan dan restoran, serta Surplus Indonesia yang fokus dalam menyelamatkan makanan berlebih dari UMKM melalui platform Surplus yang kemudian didonasikan ke anak-anak di panti asuhan di sekitaran Jakarta. Dengan eratnya jaringan di dalam ekosistem yang dibangun, Bank DBS Indonesia pun berhasil menjembatani eFishery untuk mendonasikan sebanyak 30 kg ikan nila kepada FOI yang kemudian diterima oleh 150 siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan lansia di Jakarta sebagai bagian dari komitmen eFishery terhadap ketahanan pangan dan modernisasi ekosistem akuakultur.

Beberapa kegiatan dengan mitra juga dilakukan oleh Bank DBS Indonesia melalui program sukarelawan untuk karyawannya yaitu People of Purpose seperti donasi dan pembagian makanan. Sebagai hasilnya, sepanjang tahun 2023, Bank DBS Indonesia telah berhasil menyelamatkan 250.000 kg food impact atau makanan yang berhasil diselamatkan sehingga tidak berakhir di TPA. Pencapaian ini mencatat peningkatan yang signifikan yakni sebesar 346%, jika dibandingkan tahun 2022 yang mencatatkan

56.596 kg food impact. Data dari DBS Group, secara regional, Bank DBS telah mencatatkan lebih dari 2,000 ton food impact dari semua negara dimana DBS beroperasi.

Seluruh komitmen Bank DBS Indonesia akan environment, social, dan governance (ESG) dirangkum dalam tiga pilar keberlanjutan Bank DBS Indonesia, yaitu Responsible Banking yang berfokus pada upaya bank untuk menghadirkan produk perbankan yang bertanggung jawab, Responsible Business Practice yang menitikberatkan praktik operasional yang ramah lingkungan, serta Impact Beyond Banking yang berfokus pada bagaimana bank memberikan dampak positif bagi lingkungan dan komunitas sekitar. Kampanye ‘Live more, Waste Water & Food less’ serta gerakan #MakanTanpaSisa merupakan bukti nyata dari konsistensi Bank DBS Indonesia dalam menjalankan pilar ketiga, Impact Beyond Banking.