Menu

Banyak Artis Pilih Cerai, Moms dan Dads Harus Tahu Nih agar Terhindar dari Perceraian!

03 Februari 2024 23:45 WIB

Ilustrasi istri lebih memilih anak daripada suami (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty pasti kamu tahu jika banyak artis memilih cerai, terbaru Ria Ricis memutuskan untuk menggugat cerai Teuku Ryan setelah 2 tahun menikah hingga jadi sorotan netizen.

Pasangan yang baru menikah pada 24 September 2021 itu dikabarkan telah mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 30 Januari 2024. 

Alasan perceraian mereka belum diketahui secara pasti, namun disebut-sebut bahwa mereka sudah tidak sejalan lagi dalam menjalani rumah tangga.

Perceraian merupakan hal yang tidak diinginkan oleh setiap pasangan yang menikah.

Namun, terkadang ada masalah atau konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan baik, sehingga perceraian menjadi pilihan terakhir.

Lantas, bagaimana cara menghindari perceraian dan memperkuat pernikahan?

Dilansir dari berbagai sumber, beberapa akademisi dan praktisi yang bergerak di bidang psikologi, konseling, dan pernikahan memberikan tips agar terhindar dari perceraian.

Berikut adalah beberapa tips yang mereka berikan:

1. Berkomitmen pada Hubungan

Menurut Dr. Rizky Amelia, M.Psi., psikolog klinis dan pendidikan di NCHC, komitmen adalah hal yang sangat penting dalam pernikahan.

Komitmen berarti memiliki niat dan usaha untuk menjaga dan mempertahankan hubungan, meskipun ada tantangan atau kesulitan yang dihadapi.

“Komitmen adalah fondasi dari pernikahan. Tanpa komitmen, hubungan akan mudah goyah dan rapuh. Komitmen juga menunjukkan bahwa pasangan saling menghargai dan menghormati satu sama lain, serta tidak mudah tergoda oleh godaan dari luar,” kata Dr. Rizky.

Dr. Rizky menyarankan agar pasangan yang menikah untuk selalu mengingat alasan dan tujuan mereka menikah, serta menghormati janji yang telah mereka ucapkan di depan saksi.

Pasangan juga harus saling mendukung dan memberi semangat satu sama lain untuk mencapai cita-cita bersama.

2. Berkomunikasi Secara Terbuka dan Jujur

Komunikasi adalah kunci dari setiap hubungan, termasuk pernikahan. Komunikasi yang baik dapat membantu pasangan untuk saling memahami, menyampaikan perasaan, menyelesaikan masalah, dan mengatasi konflik.

Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat menimbulkan kesalahpahaman, kekecewaan, dan pertengkaran.

“Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Pasangan harus mau berbagi informasi, pendapat, harapan, dan kebutuhan satu sama lain, tanpa menyembunyikan atau membohongi. Pasangan juga harus mau mendengarkan dan memberi respons yang positif dan konstruktif,” ujar Dr. Rizky.

Dr. Rizky juga mengingatkan agar pasangan untuk menghindari komunikasi yang negatif, seperti menyalahkan, mengkritik, menghina, atau mengancam satu sama lain.

Pasangan juga harus menghindari komunikasi yang pasif-agresif, seperti diam, menghindar, atau bersikap sinis.

3. Menjaga Kualitas dan Kuantitas Waktu Bersama

Waktu adalah salah satu hal yang berharga dalam pernikahan. Pasangan yang menikah harus bisa mengatur dan membagi waktu mereka antara pekerjaan, keluarga, teman, dan pasangan.

Pasangan juga harus bisa menikmati waktu bersama, baik untuk melakukan aktivitas rutin maupun spesial.

“Menjaga kualitas dan kuantitas waktu bersama adalah cara untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada pasangan. Waktu bersama juga dapat meningkatkan keintiman dan kemesraan antara pasangan. Waktu bersama juga dapat menjadi kesempatan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah yang ada,” papar dr. Rizky.

Dr. Rizky menyarankan agar pasangan untuk membuat jadwal atau agenda waktu bersama, sesuai dengan kesepakatan dan ketersediaan mereka. Pasangan juga harus bisa memanfaatkan waktu bersama dengan sebaik-baiknya, tanpa gangguan dari pihak lain atau hal lain.

4. Menghormati Perbedaan dan Kebutuhan Individu

Setiap individu memiliki perbedaan dan kebutuhan yang unik, baik dari segi kepribadian, latar belakang, minat, hobi, atau gaya hidup.

Perbedaan dan kebutuhan ini tidak harus menjadi penghalang atau sumber konflik dalam pernikahan, asalkan pasangan bisa saling menghormati dan menghargai.

“Perbedaan dan kebutuhan individu adalah hal yang wajar dan alami dalam pernikahan. Pasangan harus bisa menerima dan menghargai perbedaan dan kebutuhan satu sama lain, tanpa mencoba mengubah atau mengontrol. Pasangan juga harus bisa memberikan ruang dan waktu untuk pasangan agar bisa mengekspresikan diri mereka,” tutur Dr. Rizky.

Dr. Rizky juga menekankan pentingnya toleransi dan fleksibilitas dalam pernikahan. Pasangan harus bisa menghormati pilihan dan keputusan pasangan, selama tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Pasangan juga harus bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berubah.

5. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan mental adalah aspek yang sangat penting dalam pernikahan. Kesehatan fisik dan mental dapat mempengaruhi kualitas hidup, kinerja, mood, dan hubungan dengan pasangan.

Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat membuat pasangan merasa bahagia, sehat, dan produktif.

“Menjaga kesehatan fisik dan mental adalah tanggung jawab masing-masing individu, namun juga dapat didukung oleh pasangan. Pasangan harus bisa menjaga kesehatan fisik mereka dengan pola hidup sehat, seperti makan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan tidak merokok atau minum alkohol. Pasangan juga harus bisa menjaga kesehatan mental mereka dengan mengelola stres, bersikap positif, dan mencari bantuan jika perlu,” kata Dr. Rizky.

Dr. Rizky juga mengatakan bahwa pasangan harus bisa saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menjaga kesehatan fisik dan mental.

Pasangan harus bisa memberikan motivasi, saran, atau bantuan praktis kepada pasangan yang mengalami masalah kesehatan.

Pasangan juga harus bisa memberikan dukungan emosional, seperti menghibur, menguatkan, atau memeluk pasangan yang sedang sedih atau tertekan.

6. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Terakhir, tips agar terhindar dari perceraian adalah mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Bantuan profesional dapat berupa konseling, terapi, mediasi, atau fasilitasi yang dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman di bidang pernikahan.

Bantuan profesional dapat membantu pasangan untuk menemukan solusi terbaik untuk masalah atau konflik yang mereka hadapi.

“Bantuan profesional adalah pilihan yang bijak dan rasional jika pasangan merasa tidak bisa menyelesaikan masalah atau konflik mereka sendiri. Bantuan profesional dapat memberikan pandangan atau perspektif yang objektif dan netral, serta memberikan saran atau strategi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasangan. Bantuan profesional juga dapat membantu pasangan untuk mengembangkan keterampilan dan sikap yang positif dalam pernikahan,” jelas Dr. Rizky.

Dr. Rizky menyarankan agar pasangan untuk tidak ragu atau malu untuk mencari bantuan profesional jika mereka merasa membutuhkannya.

Pasangan harus bisa menyadari dan mengakui bahwa mereka memiliki masalah atau konflik yang perlu diselesaikan. Pasangan juga harus bisa bekerja sama dan berkomitmen untuk mengikuti proses bantuan profesional dengan baik.

Demikian beberapa tips agar terhindar dari perceraian dan memperkuat pernikahan, menurut akademisi dan praktisi.

Semoga tips ini dapat bermanfaat dan menginspirasi Anda yang tengah mengalami masalah ini.

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.