Menu

Bayi 16 Bulan Dehidrasi hingga Meninggal Gegara Ditinggal Liburan 10 Hari Tanpa Makan dan Minum, Sang Ibu Dihukum Seumur Hidup, Egois!

27 Maret 2024 10:55 WIB

Ilustrasi kaki bayi. (Unsplash/Fe Ngo)

HerStory, Jakarta —

Insiden tragis di Ohio membuat satu dunia tercengang bahkan banyak para ibu yang tak kuasa menahan tangis. Pasalnya, bayu 16 bulan ditemukan meninggal di rumahnya akibat dehidrasi pada Juni 2023 lalu.

Usut punya usut, rupanya bayi yang diketahui bernama Jaylin itu ditinggalkan oleh sang ibu, Candelario ke Detroit dan Puerto Rico selama 10 hari untuk liburan bersama sang kekasih.

Pada tanggal 16 Juni, Candelario pulang ke rumah dan kaget menemukan sang anak sudah tak bernyawa. Ia pun langsung menelpon 911 dan sang anak akhirnya dinyatakan tewas di atas selimut kotor di tempat bermain.

Di ruangan itu bahkan ditemukan pula banyaknya kotoran dan urin oleh petugas. Bahkan pada tangan, kaki, hingga mulut Jaylin juga terdapat kotoran.

dr. Elizabet Mooney pun menegaskan bahwa sang bayi meninggal akibat kelaparan dan kehausan. Lemaknya menyusut transparan lantaran tubuhnya secara otomatis bekerja maksimal hingga menunjukkan tanda-tanda stress.

Bahkan, akibat dehidrasi keadaan kulit Jaylin tak bisa kembali ke semula yakni saat dicubit tetap menempel di tangan.

Melihat nasib naas sang bayi, dr. Elizabet Mooney mengaku sangat kasihan dan mengaku itu adalah temuan paling mengerikan selama hidupnya menjadi dokter.

Menurut keterangan pengacara Candelario, sang ibu memiliki gangguan kesehatan mental namun tak ada penjelasan lebih rinci soal hal tersebut. Meski demikian, ia tetap dijatuhi hukuman berat penjara seumur hidup tanpa kemungkinan bebas bersyarat.

Bahkan, sang jaksa juga mengaku ini adalah kasus yang tak akan ia lupakan bertahun-tahun karena sangat mengerikan.

“Kasus ini adalah salah satu kasus yang benar-benar tak terbayangkan yang akan terus menghantui saya selama bertahun-tahun yang akan datang,” kata Jaksa Michael C. O’Malley.

“Sebagai jaksa, tugas kami adalah mewakili para korban dan hari ini kami berbicara atas nama Jailyn yang berusia 16 bulan – yang tidak lagi bersama kami – karena keputusan egois yang dibuat ibunya. Keyakinan hari ini adalah langkah pertama menuju keadilan bagi Jailyn," pungkasnya.

Artikel Pilihan