Wanita yang sedang bermain gadget. (Unsplash/Daria Nepriakhina)
Moms, si kecil sudah beranjak remaja? Pasti banyak hal yang kamu khawatirkan, termasuk soal apa yang ada di gadget anak, betul tidak?
Tak mengherankan jika Moms dan Dads memiliki niatan untuk kontrol ponsel anak agar anak tak terjerumus pada pergaulan bebas yang bisa diakses dengan mudah melalui internet.
Tapi Moms, menurut dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM. NLP yang merupakan Praktisi Neuroparenting Skill Clinical Hypnotherapist, hingga Konsultan Penanggulangan & Penyalahgunaan Narkoba, ternyata kontrol gadget anak yang sudah remaja merupakan hal yang tak tepat dilakukan oleh orangtua.
Menurutnya anak yang sudah baligh atau sudah menunjukkan tanda-tanda jika dirinya sudah remaja, itu memiliki privasi yang harus dijaga.
"Kalau anak sudah menunjukkan gejala-gejala remaja, itu kontrol-kontrol itu harus kurangi," tutur dr. Aisah dikutip Herstory dari video YouTube di akun Pecinta dr Aisyah Dahlan (29/4/2024).
Dibanding kontrol anak, dr. Aisyah menyarankan untuk Moms dan Dads untuk jalin hubungan dekat dengan buah hati agar anak bisa leluasa menceritakan apa yang sedang ada di ponselnya dengan leluasa.
"Jadi bukan Moms yang cek gawai anak, tapi anak yang cerita," tegas dr. Aisyah.
Lebih lanjut, dr. Aisyah pun menyarankan untuk Moms dan Dads menghargai privasi anak karena memang hak yang harus mereka dapatkan, termasuk soal akses di ponsel.
Meski begitu, Moms dan Dads jangan biarkan anak asyik dengan gadgetnya sendiri hingga tak tahu apa yang terjadi pada anak.
Dibanding jadi mata-mata, Moms dan Dads bisa jadi teman yang baik untuk anak. Dokter Aisyah pun menyarankan untuk mengenal sedikit tentang game online jika sang anak suka main game.
"Anak saya suka game, Saya belajar dota, anak saya respect, akhirnya dia ceritain semua yang dibikin," cerita dr. Aisyah.
Sementara untuk anak perempuan Moms dan Dads bisa sedikit pelajari soal musik, salah satunya budaya Korean Pop yang sekarang digandrungi banyak orang.
"Ada masa-masa di remaja smp sma itu mencoba contoh-contoh yang ada di depan dia," tutur dr. Aisyah.
Sang dokter pun bercerita, karena dirinya menempatkan diri sebagai teman yang baik untuk anak-anak bukan sebagai mata-mata, anak pun jadi lebih leluasa untuk menceritakan apa yang dialaminya selama ini.
"Saya mencoba jadi ibu yang anak-anak tak takut untuk cerita. Saya gak pernah liat hp anak-anak, tapi saya tahu anak abis main apa, abis chattingan sama siapa, karena mereka cerita."