Menu

Alexandra Askandar, Wakil Dirut PT Bank Mandiri Spill Tantangan Terbesar Jadi Pemimpin Perempuan, Ternyata...

26 Desember 2024 22:40 WIB

Alexandra Askandar selaku Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Instagram/xandra_askandar)

HerStory, Jakarta —

Perjuangan Alexandra Askandar selaku Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mungkin saja tak mudah dan banyak tantangan yang ia hadapi dalam perjalanan kariernya.

Kini, di suatu kesempatan ia akhirnya membeberkan tantangan terbesar menjadi pemimpin perempuan di salah satu perusahaan perbankan terbesar di Indonesia. 

Pemenang penghargaan Impactful Woman Leader kumparan Awards Impact Makers 2024 itu ingin memastikan meskipun banyak keragaman di perusahaannya, ia ingin tempat kerjanya bisa berkembang menjadi keunggulan yang positif. Menurutnya, mengubah pola pikir dan budaya kerja adalah salah satu tantangan yang dihadapi.

"Ketika saya pertama kali menginisiasi Mandiri Women Leader, salah satu kendala utamanya adalah mengubah pola pikir dan budaya kerja yang belum sepenuhnya mendukung kesetaraan gender sebagai bagian dari strategi bisnis," pungkasnya dilansir dari laman Kumparan pada Kamis, (26/12/2024).

Dalam kehidupan ini, Xandra percaya bahwa perubahan akan terjadi jika ada yang berani untuk memulainya. Menurutnya, di Bank Mandiri sudah diterapkan program pelatihan kepemimpinan khusus untuk perempuan, memberikan bimbingan karier, dan menerapkan kebijakan ramah keluarga seperti ruang laktasi, dan fasilitas penitipan anak lho Beauty!

Dengan adanya kebijakan ini, tentu saja bisa menjadi simbol yang dirancang untuk memastikan semua perempuan mendapatkan hak yang sama dan bisa berkembang secara profesional tanpa harus mengorbankan tanggung jawab pribadinya.

"Proses ini mengajarkan saya bahwa keberagaman di tempat kerja, jika dikelola dengan baik, bukan hanya menjadi keunggulan kompetitif, tetapi juga menghasilkan inovasi dan perspektif baru yang memperkuat kinerja tim," jelasnya.

Bank Mandiri selalu memberikan ruang untuk perempuan mempimpin proyek sosial, keberlanjutan, dan inisiatif strategis lainnya yang mampu membawa pendekatan yang lebih empatik, kolaboratif, dan berorientasi pada solusi jangka panjang.

Dengan adanya dukungan tersebut, tentu saja perempuan jadi bisa menggali potensinya dan memiliki kemampuan untuk memadukan kepemimpinan dengan nilai inklusivitas.

Xandra sangat senang bisa mendapatkan tantangan untuk terus memperjuangkan ruang inklusif bagi perempuan. Di sisi lain, hal itu juga menjadi pengalaman berharga untuknya.

Pasalnya, ketika perempuan diberdayakan dan diberi ruang untuk berkontribusi, mereka gak cuma memberikan dampak pada pekerjaan tersebut namun juga menginspirasi banyak orang di sekitarnya.

"Perempuan juga sering menjadi katalis perubahan di komunitas mereka. Dengan memberikan peluang bagi perempuan untuk mengambil peran strategis, kita tidak hanya menciptakan pemimpin yang tangguh tetapi juga masyarakat yang lebih tanggap terhadap tantangan masa depan," pungkasnya.

Artikel Pilihan