Merck dan Siloam Hospital Kolaborasi Gaungkan Edukasi Soal Autoimun di Indonesia (HerStory/Azka Elfriza)
PT Merck Indonesia Tbk yang bergerak di bidang Healthcare, Life Science dan Electronics dari Merck Group diketahui sudah memiliki banyak perusahaan yang tersebar di 66 negara.
Sang Presiden Direktur yakni Evie Yulin diketahui adalah alumni dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Untuk mendapatkan status sebagai Presdir Merck yang merupakan perusahaan dengan skala internasional tentu saja bukan hal yang mudah bagi Evie.
Wanita kelahiran 1967 ini awalnya diusulkan gurunya untuk memilih kedokteran, namun ia tetap ingin memilih farmasi. Diketahui bahwa riwayat pendidikan Evie cukup bagus dan memiliki orang tua yang bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perbankan.
Selama sekolah, ia selalu menjadi juara kelas dan berujung diterima di perguruan tinggi impiannya. Bahkan, ia beberapa kali mewakili sekolah dalam kompetisi tari dan baris-berbaris.
“Saya mulai sekolah di SD Unggaran Jogja, lalu masuk ke SMP 5, terus di SMA 3, dan kuliah di UGM. Semua jenjang pendidikan saya tempuh di Jogja,” jelas Evie, dilansir dari laman UGM, Selasa (31/12/2024).
Katanya, pelajaran favoritnya adalah kimia organik dan matematika. Bahkan semenjak duduk di bangku sekolah ia sudah memetakkan akan menggeluti bidang pekerjaan seperi apa untuk jurusan yang akan ia ambil. Alhasil, dengan rencana yang matang Evie pun masuk melalui jalur Penentuan Minat dan Kemampuan (PMDK), yakni jalur tanpa tes dengan nilai akademik unggul di Fakultas Farmasi UGM.
“Pokoknya cari fakultas yang memang dibutuhkan penguasaan kimianya cukup kuat. Kalau enggak teknik kimia, kan apotek. Terus saya melihat bahwa kalau apoteker asik kali ya, bisa membantu pasien-pasien yang sakit. Jadi saya pilih apoteker,” ucapnya.
Hebatnya, ketika masih kuliah Evie sudah diterima oleh tiga perusahaan farmasi lokal. Karena memiliki passion dalam sales dan marketing, Evie pun menjabat sebagai product specialist dan ditugaskan untuk memasarkan produk ke beberapa rumah sakit.
Sayangnya, perjalanan kariernya gak semulus itu. Ia kerap mendapatkan tantangan dan menghadapi banyak penolakan di awal kariernya. Untungnya, hal tersebut tak mematahkan semangatnya.
“Saya adalah orang yang sangat mementingkan proses, jadi semua proses itu harus dilihat dari A sampai Z. Karena kita yakin kalau prosesnya bagus, pasti performance akan mengikuti,” tutur Evie.
Evie pun menerapkan prinsip hidup yang kuat itu kemana pun ia melangkah termasuk saat memulai karier di PT Merck Tbk di tahun 2010 sebagai Country Head Healthcare Business Indonesia hingga akhirnya bisa menjadi anggota direksi di tahun 2011 dan menjabat sebagai Presiden Direktur pada tahun 2020.
Pada saat itu, Evie menjadi satu-satunya General Manager Perempuan di Merck Healthcare Asia Pacific.
Di perjalanan kariernya yang panjang itu, ia pun kerap mendapatkan beberapa penghargaan yakni diantaranya; Top 100 Businesswomen of The Year (2017, 2019-2021, 2024), Indonesia Most powerful Women Award (2023), Best Business Transformation (2023), hingga The Most Extraordinary Women Business Leaders Award (2022).
Merck menganut budaya DEIB (Diversity, Equity, Inclusion, and Belonging) yang kuat di mana keberagaman, kesetaraan, inklusi, dan rasa memiliki menjadi nilai-nilai inti perusahaan sangat ditonjolkan. Itulah mengapa, Evie tak merasakan hambatan yang signifikan dalam berkarier menjadi pemimpin di sana.
Dengan adanya praktik dan kebijakan itu, Merck menunjukkan komitmennya dalam mendukung lingkungan kerja inklusif, memastikan bahwa semua karyawan, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih prestasi.
Bahkan, kini ia sangat bersyukur karena adanya budaya ini perempuan bisa menampilkan kontribusi yang signifikan dan bisa mengatasi tantangan dalam jenjang karier mereka dan menunjukkan bahwa gender bukanlah penghalang untuk mencapai tangga kesuksesan.