Menu

Dosen Psikologi UI Sekaligus Pemenang Aktris Terbaik FFI, Niniek L Karim Comeback Perankan Teater Dag Dig Dug

25 Januari 2025 10:00 WIB

Pementasan DAG DIG DUG oleh Teater Populer (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty, setelah sekian lama vakum, kelompok Teater Populer kembali menggelar pertunjukan yang sangat dinantikan. Kali ini, mereka akan menampilkan naskah legendaris karya Putu Wijaya berjudul Dag Dig Dug. Pementasan ini  disutradarai oleh aktor sekaligus sutradara kawakan, Slamet Rahardjo Djarot, yang juga merupakan salah satu pendiri Teater Populer.

Teater Populer, yang sudah berdiri sejak tahun 1968, memiliki peran penting dalam sejarah seni pertunjukan di Indonesia. Melalui pementasan Dag Dig Dug ini, Teater Populer tidak hanya ingin menghibur, tetapi juga menggugah pikiran dan perasaan penonton, sekaligus merayakan kembali karya Putu Wijaya yang tetap relevan hingga saat ini. Pementasan yang akan dihelat pada Sabtu dan Minggu, 25-26 Januari 2025 pukul 19.00 WIB di Teater Salihara, Jakarta ini dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation bekerja sama dengan AP Production.

Drama Dag Dig Dug memotret kehidupan sepasang suami istri lanjut usia yang tidak dikaruniai anak dan mengelola rumah indekosan. Persoalan muncul setelah mereka menerima kabar duka tentang kematian seorang mahasiswa indekosan mereka, Chaerul Umam, yang meninggal dalam kecelakaan. Kematian ini memicu berbagai konflik, baik dalam hubungan suami istri itu sendiri maupun dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk Cokro, pembantu rumah tangga yang menjadi pihak yang selalu tertindas.

Slamet Rahardjo Djarot, yang juga turut berperan sebagai Bapak dalam pementasan ini, mengatakan bahwa Dag Dig Dug sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini. Dialog dalam lakon ini sering kali terasa seperti berbicara kepada situasi sekarang, penuh dengan kekacauan, ketegangan, dan pemikiran yang mendalam. 

"Bagi saya, teater adalah rumah. Pementasan ini membawa saya kembali ke rumah saya, teater," ujar Slamet Rahardjo, menambahkan bahwa meskipun usianya tidak muda lagi, hal itu tidak menghalangi semangatnya untuk menghafal 47 halaman naskah teater.

Tak hanya Slamet Rahardjo, pementasan ini juga menampilkan Ninik L. Karim, aktris kawakan yang juga seorang dosen di Fakultas Psikologi UI. Ninik, yang dikenal sebagai pemenang Aktris Terbaik FFI, kembali tampil setelah 48 tahun. Pada tahun 1977, Ninik juga terlibat dalam pementasan yang sama, yang disutradarai oleh Slamet Rahardjo. Kini, setelah empat dekade berlalu, mereka kembali berkolaborasi di pentas yang sama. 

“Saya menerima tantangan akting ini, bukan saja karena naskahnya menarik, tetapi juga penghormatan saya atas Teguh Karya, selaku pendiri Teater Populer. Kalau tidak karena beliau, saya tidak akan menjadi seperti sekarang,” ujar Niniek L. Karim

Selain mereka berdua, pementasan ini juga turut menghadirkan aktor-aktor terkenal seperti Reza Rahadian, Donny Damara, Jose Rizal Manua, Kiki Narendra, dan Onkar Sadawira. Pementasan ini diproduseri oleh Paquita Wijaya dan Samuel Wattimena, yang sama-sama berpengalaman dalam dunia seni dan teater. Paquita Wijaya, yang dikenal sebagai mantan vokalis dan bintang film, melihat pementasan ini sebagai kesempatan untuk memberi kembali kepada Teater Populer yang telah banyak mengukir jejak dalam hidupnya.

Tak hanya itu, Samuel Wattimena, seorang perancang busana yang juga terlibat dalam banyak pementasan Teater Populer selama lebih dari 20 tahun, berperan sebagai produser bersama Paquita. Ia berharap pementasan ini dapat memberi kontribusi positif bagi dunia teater di Indonesia.

Dag Dig Dug adalah sebuah pementasan yang penuh makna, menghadirkan banyak pesan sosial dan kemanusiaan melalui konflik-konflik yang dihadirkan dalam ceritanya. Dengan hadirnya para aktor dan aktris senior serta dukungan penuh dari berbagai pihak, pementasan ini diharapkan dapat menyegarkan kembali semangat seni pertunjukan di tanah air, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya menghargai budaya dan sejarah teater Indonesia.

Artikel Pilihan