Cara Membuat Portofolio Investasi Pendapatan Pasif yang Diversifikasi (Istimewa)
Kemajuan teknologi yang semakin canggih banyak membantu aktivitas manusia, begitu juga dalam hal trading bitcoin. Nah, saat ini banyak aplikasi trading yang bisa kamu gunakan, meski demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan lho Beauty!
Aplikasi trading yang baik tentunya yang memiliki fitur yang lengkap, memiliki banyak aset crypto yang diperdagangkan. Selain itu adanya grafik pergerakan pasar seperti doge / idr memungkinkan pengguna untuk melakukan riset atau analisa sebelum melakukan trading.
Dilansir dari Pintu Academy, pasar akan melewati tahap transisi terlebih dan ini menjadi waktu yang paling baik bagi trader dan investor untuk menyesuaikan diri. Salah satu langkah penting adalah mengubah pola pikir dalam trading.
Penting untuk diingat bahwa pola pikir saat bull market akan berbeda dengan yang digunakan selama bear market. Selain, persiapan untuk trading di bull market berkaitan dengan aspek teknis dan strategis. Ini termasuk menyiapkan dana untuk trading, merinci daftar aset crypto yang ingin dibeli, serta merumuskan strategi trading dan manajemen risiko.
Masih bersumber dari situs yang sama, ketika akan trading di bull market, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali fase pasar crypto saat ini. Ada empat fase yang dapat digunakan untuk menganalisis tren pergerakan harga.
Dalam fase ini, umumnya tak ada berita dan faktor pendorong penting, sehingga harga cenderung bergerak stabil. Meski demikian, fase ini menyimpan potensi keuntungan yang terbesar.
Di fase ini, harga mulai menunjukkan kenaikan berkat dorongan katalis yang positif. Fase ini menandai berakhirnya trend stabil, menjadikannya waktu yang ideal untuk masuk dan melakukan trading.
Biasanya, berita dan antusiasme pada saat ini sangat menjulang. Fase ini cenderung menawarkan peluang keuntungan yang terbatas lho Beauty.
Di sini, tren mengalami pembalikan besar. Sementara itu, pada fase S2 merupakan yang terbaik untuk trading karena 90i total keuntungan yang bisa diperoleh biasanya terjadi pada fase tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya hindari trading di fase S1/S3/S4 guna meminimalisir risiko kesalahan.
Ada lima pelajaran berharga yang bisa diambil dari kesalahan selama bull market, agar terhindar dari jebakan tersebut. Setelah berhasil mengidentifikasi bahwa pasar crypto telah memasuki fase S2, berikut ada 5 cara yang bisa kamu pertimbangkan saat trading di bull market.
Perhatikan grafik fase harga yang telah dibahas sebelumnya. Untuk meningkatkan peluang keuntungan, strategi terbaik adalah masuk sedini mungkin di fase S2. Idealnya, trader sebaiknya masuk ketika harga suatu aset mengalami breakout dari fase S1.
Sebab, ketika sudah berada di S2, harga akan berada dalam tren naik hingga fase tersebut berakhir. Pada fase S2, altcoin biasanya akan mengungguli performa BTC. Hal ini karena BTC biasanya mengalami kenaikan terlebih dahulu, sedangkan harga altcoin cenderung stabil.
Namun, begitu laju kenaikan harga BTC mulai menurun, harga altcoin barulah menunjukkan peningkatan. Perlu diingat altcoin mempunyai tingkat volatilitas yang lebih tinggi dibanding BTC. Tak jarang, harganya akan mengalami koreksi hingga 20-30%.
Padahal, jika dilihat secara makro, sejatinya tren positif masih berlangsung. Bagi trader yang tak mempunyai rencana matang, koreksi tersebut bisa memicu panik yang berujung pada cutloss.
Setelah mengetahui waktu yang optimal untuk membuka posisi, elemen lain yang berkontribusi pada keberhasilan trading adalah memilih narasi yang akan berkembang pesat selama bull market. Narasi merupakan faktor krusial terkait cara pandang publik dan dapat memengaruhi dinamika pasar.
Ketika sebuah narasi mengambil alih bull market, dipastikan proyek yang terlibat di dalamnya akan mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Misalnya, di bull market tahun 2021, narasi yang paling populer adalah DeFi Summer. Pada masa itu, proyek-proyek DeFi memberikan keuntungan yang besar bagi para trader.
Dalam setiap narasi, terdapat tiga kategori token yang berkaitan langsung. Ketiga kategori tersebut meliputi token pemimpin pasar, token menengah, dan token baru yang muncul seiring dengan narasi tersebut.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, token pemimpin pasar dalam sebuah narasi bisa menjadi pilihan altcoin yang terbaik.
Umumnya, para investor besar dan whale akan berinvestasi pada token dalam kategori ini saat narasi mulai terbentuk. Kenaikan harga pada token kelompok pertama akan mendorong kenaikan pada token di kategori lainnya.
Setelah menemukan beberapa altcoin yang termasuk dalam kategori pemimpin pasar pada narasi tertentu, carilah aset yang berada dalam pergerakan harga sideways. Mengapa demikian? Aset yang mengalami konsolidasi memiliki peluang tinggi untuk mengalami lonjakan ketika bull run terjadi.
Ada dua pendekatan utama untuk melakukannya. Pertama, buka posisi saat harga bergerak di kisaran bawah dan trading sideways. Lakukan Dollar Cost Averaging jika kamu yakin terhadap aset yang diambil.
Kedua, tunggu hingga harga aset mengalami lonjakan dan bersiap menuju tren naik. Setelah terkonfirmasi, segera ambil posisi.
Setelah bertransaksi dan mendapatkan keuntungan, timbul pertanyaan mengenai seberapa besar laba yang sebaiknya diincar.
Tak ada jawaban pasti karena setiap trader memiliki ekspektasi yang berbeda. Namun, menilai beberapa pertanyaan berikut dapat membantu kamu menentukan apakah keuntungan yang diperoleh sudah memadai.
Apakah kenaikan harga dan keuntungan yang diperoleh sudah berada dalam batas rasional? Apakah sudah saatnya menarik kembali modal awal dan membiarkan sisanya terus tumbuh? Apakah narasi dari crypto sudah mencapai titik tertinggi?
Level all-time high BTC pada tahun 2021 bisa dijadikan acuan resistensi untuk menetapkan target harga. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat dianalisis untuk menilai apakah tren bullish masih akan berlanjut atau akan segera berakhir.
Faktor-faktor tersebut mencakup keadaan makroekonomi, posisi BTC/ETH, sentimen pasar, dan tingkat euforia publik.
Ketika telah merasa saatnya untuk mengambil keuntungan, ada sejumlah indikator yang bisa dijadikan sebagai sinyal keluar. Yang pertama adalah zona resistansi tertinggi yang pernah ada. Secara umum, pergerakan harga akan menguji level resistansi yang sebelumnya.
Apabila harga tak berhasil menembus, maka harga akan berbalik. Namun, jika menembus, akan terjadi pelarian harga dan bergerak menuju area yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Kedua, menggunakan indikator ekstensi fibonacci untuk memprediksi kisaran harga di area yang belum pernah tersentuh. Indikator ini pada dasarnya memperkirakan bahwa harga akan terus meningkat hingga menyentuh level resistansi di 161,8% atau 261,8% fibonacci sebelum akhirnya berbalik arah.
Selain sebagai sinyal keluar, ekstensi fibonacci juga dapat digunakan sebagai sinyal masuk. Umumnya, rentang 0,618 hingga 0,786 dianggap sebagai area untuk melakukan pembelian.