Ilustrasi ibu hamil yang mengalami keluhan tanda keguguran. (Freepik/senivpetro)
Bayi tabung, atau yang dikenal dengan istilah fertilisasi in vitro (IVF), adalah satu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan infertilitas (gangguan kesuburan) dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia dan akan dipindahkan ke rahim sang ibu jika terhadi pembuahan.
Biasanya, proses ini dimulai dengan pengambilan sel telur dari indung telur perempuan dan sperma dari pria, yang kemudian dibuahi di luar tubuh, yaitu di laboratorium, dalam sebuah wadah khusus yang disebut tabung (biasanya berupa petri dish atau wadah kaca lainnya).
Gak cuma kondisi kesehatan pada saat melakukan proses bayi tabung, dijelaskan oleh dr. Mila Maidarti, Sp. O.G, Subsp. F.E.R., Ph.D selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Rumah Sakit Pondok Indah bahwa gaya hidup juga mempengaruhi lho Moms!
Diketahui bahwa selain kesuburan pada saat itu, pola makan, aktivitas fisik, hingga gaya hidup lainnya juga penting untuk diperhatikan.
“Indikatornya adalah pasti berat badan, tidak semua orang yang kurus itu (benar-benar kurus) ada visceral fat ya namanya, itu tidak kelihatan. Jadi, orang kurus itu belum tentu benar-benar kurus,” jelas dr. Mila dalam temu media di Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Maka dari itu, jika ingin angka keberhasilan bayi tabung tinggi, ada baiknya menjaga pola hidup sejak dini. Terlebih, sejak pandemi diketahui bahwa metabolisme beberapa orang tak berjalan dengan baik bahkan banyak anak remaja usia 10 hingga 19 tahun mengalami obesitas.
Dengan memperhatikan pola hidup yang lebih sehat dan mempertahankan berat badan ideal, hormon kamu bisa lebih stabil.
“Modifikasi gaya hidup pada remaja yang kelebihan berat badan dan obesitas termasuk olahraga dan penurunan berat badan melalui pembatasan kalori,” kata Mila.
Di RSPI sendiri, sudah ada enam teknologi yang tersedia untuk IVF yakni;
Jadi, gimana nih Moms apakah kamu dan suami sudah yakin untuk menjalani IVF?