Menu

Semakin Hari Uang Bak Tak Bernilai, Gimana Cara Hadapi Inflasi Agar Masa Depan Cerah?

19 Maret 2025 22:12 WIB

Ilustrasi mengatur uang. (Istimewa/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Setiap tahun, harga barang dan jasa terus mengalami kenaikan. Hal ini sering kali membuat banyak orang khawatir terhadap kondisi finansial mereka, terutama dalam menjaga daya beli. Inflasi yang tak terkendali dapat menggerus nilai uang kamu, sehingga tabungan yang disimpan dalam bentuk tunai bisa kehilangan daya belinya. Namun, jangan panik! Salah satu cara terbaik untuk menghadapi inflasi adalah dengan mulai berinvestasi, salah satunya melalui investasi deposito

4 Indikator Inflasi 

Sebelum memahami bagaimana  deposito bisa membantu menghadapi inflasi, kamu perlu tahu bagaimana inflasi diukur. Inflasi bukan sekadar kenaikan harga satu atau dua barang, tetapi merupakan kenaikan harga secara umum dalam suatu periode waktu tertentu. Berikut beberapa indikator utama inflasi yang perlu kamu pahami:    

1. Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengukur inflasi. IHK membandingkan harga sekelompok barang dan jasa yang biasa dikonsumsi masyarakat dalam periode tertentu. Jika indeks ini naik, artinya inflasi sedang terjadi.  

2. Indeks Harga Produsen (IHP)

Berbeda dengan IHK, IHP mengukur perubahan harga di tingkat produsen sebelum barang sampai ke konsumen. Kenaikan IHP sering kali menjadi indikator awal bahwa harga barang untuk konsumen juga akan meningkat.

3. Laju Inflasi Tahunan  

Menghitung persentase kenaikan harga dari tahun ke tahun. Jika laju inflasi tahunan terlalu tinggi, daya beli masyarakat akan semakin melemah.

4. Kenaikan Upah Minimum  

Ketika inflasi tinggi, pemerintah biasanya akan menyesuaikan upah minimum agar masyarakat tetap mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka.  

Memahami indikator inflasi dan dampaknya terhadap investasi deposito sangat penting bagi para investor. 

Dengan memantau inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi, investor dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam mengelola portofolio mereka. 

Meskipun deposito menawarkan keamanan dan stabilitas, penting untuk diingat bahwa inflasi dapat mengurangi nilai riil dari pengembalian investasi. 

Oleh karena itu, diversifikasi investasi dan pertimbangan instrumen investasi lain yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi dari inflasi adalah langkah bijak. 

Dengan demikian, investor dapat melindungi dan mengembangkan kekayaan mereka dalam jangka panjang.

Penyebab Inflasi  

Inflasi bisa terjadi karena berbagai faktor, baik dari sisi permintaan, produksi, maupun peredaran uang. Dengan memahami penyebabnya, kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk melindungi keuangan kamu.

1. Meningkatnya Jumlah Permintaan

Ketika banyak orang memiliki daya beli tinggi dan permintaan barang meningkat drastis, sementara jumlah barang terbatas, harga otomatis naik. Fenomena ini dikenal sebagai demand-pull inflation. Contohnya, saat liburan panjang, harga tiket pesawat atau hotel sering melonjak karena permintaan tinggi.

2. Meningkatnya Biaya Produksi

Kenaikan harga bahan baku, biaya tenaga kerja, atau pajak produksi bisa membuat harga barang dan jasa ikut naik. Inflasi jenis ini disebut cost-push inflation. Misalnya, jika harga minyak dunia naik, maka biaya transportasi dan produksi barang juga akan meningkat, sehingga harga barang di pasaran menjadi lebih mahal. Dalam situasi seperti ini, investasi deposito menjadi solusi untuk menjaga nilai uang kamu tetap stabil.

3. Peredaran Uang

Semakin banyak uang yang beredar di masyarakat, sementara jumlah barang dan jasa tetap, maka nilai uang akan menurun, menyebabkan inflasi. Hal ini bisa terjadi jika bank sentral mencetak uang terlalu banyak atau kebijakan moneter yang terlalu longgar.

Dampak Inflasi

Inflasi tidak hanya berdampak pada harga barang, tetapi juga pada berbagai aspek kehidupan ekonomi. Jika tidak dikendalikan, inflasi bisa menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang lebih luas.

1. Menurunkan Daya Beli Masyarakat

Ketika harga naik, daya beli masyarakat otomatis menurun. Jika penghasilan kamu tetap, tetapi harga kebutuhan pokok terus meningkat, maka kamu akan bisa membeli lebih sedikit barang dibanding sebelumnya.

2. Memburuknya Distribusi Pendapatan  

Inflasi cenderung menguntungkan mereka yang memiliki aset, seperti properti dan saham, karena nilai aset mereka naik. Namun, bagi mereka yang mengandalkan gaji tetap, inflasi bisa menjadi ancaman karena penghasilan mereka tidak tumbuh secepat kenaikan harga barang.

3. Meningkatkan Suku Bunga  

Untuk menekan inflasi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga. Hal ini membuat pinjaman menjadi lebih mahal, tetapi di sisi lain, deposito menjadi lebih menguntungkan karena suku bunga deposito juga ikut naik.

4. Distribusi Pendapatan Akan Memburuk  

Inflasi tinggi sering kali memperlebar kesenjangan ekonomi. Kelompok berpenghasilan rendah yang tidak memiliki aset investasi akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

5. Ketidakpastian Ekonomi  

Inflasi yang tidak terkendali bisa membuat dunia usaha enggan berinvestasi karena ketidakpastian harga di masa depan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi bisa melambat dan tingkat pengangguran meningkat.  

Yuk, Mulailah Investasi Deposito Sekarang!  

Menghadapi inflasi, kamu perlu strategi keuangan yang tepat. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan investasi deposito. Deposito menawarkan keuntungan stabil tanpa risiko besar seperti di instrumen investasi lainnya.

1. Suku Bunga Tetap  

Deposito memiliki suku bunga tetap yang memberikan kepastian keuntungan. Kamu tidak perlu khawatir dengan fluktuasi pasar seperti pada saham atau reksa dana.

2. Risiko Rendah  

Karena dijamin oleh LPS,  deposito sangat aman. Bahkan jika terjadi gejolak ekonomi, dana kamu tetap terlindungi.

3. Melawan Inflasi  

Dengan memilih deposito dengan suku bunga lebih tinggi dari inflasi, kamu bisa tetap menjaga daya beli uang kamu di masa depan.  

Tips Investasi Deposito di Tengah Inflasi  

Agar investasi deposito kamu lebih efektif dalam menghadapi inflasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Pilih Jangka Waktu yang Tepat  

Jangka waktu deposito biasanya bervariasi antara 1 bulan hingga 5 tahun. Jika kamu ingin fleksibilitas, pilih jangka pendek. Namun, jika ingin keuntungan lebih tinggi, pilih jangka panjang.

2. Bandingkan Suku Bunga  

Sebelum memilih deposito, bandingkan suku bunga antar bank untuk mendapatkan yang terbaik.

3. Perhatikan Biaya  

Beberapa bank menerapkan biaya administrasi atau penalti untuk pencairan lebih awal. Hitung terlebih dahulu dengan investasi deposito agar keuntungan yang kamu dapatkan maksimal.

4. Diversifikasi  

Jangan hanya mengandalkan satu jenis investasi. Sebaiknya, kombinasikan deposito dengan instrumen lain seperti  obligasi atau reksa dana untuk hasil yang lebih optimal.

5. Perhatikan Tingkat Inflasi  

Pastikan suku bunga deposito yang kamu pilih lebih tinggi dari inflasi agar nilai uang kamu tetap bertahan atau bertumbuh.  

Jangan biarkan inflasi terus menggerogoti nilai tabungan kamu. Saatnya mengambil langkah cerdas dengan investasi deposito untuk memastikan masa depan finansial yang lebih cerah. Berbeda dengan tabungan biasa, deposito menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi, sehingga nilai uang kamu tetap terjaga bahkan bisa bertambah seiring waktu. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa mengalahkan dampak inflasi dan menjaga daya beli tetap stabil.  

Untuk memastikan keputusan finansial yang lebih bijak, pastikan kamu selalu mengikuti tren terbaru di dunia finansial. Dapatkan panduan dari para advisor profesional, serta manfaatkan notifikasi dan kelas edukasi finansial yang bisa membantu kamu memahami strategi investasi yang tepat. Dengan teknologi digital yang semakin canggih, kini kamu bisa menangkap momentum investasi kapan saja, 24/7, langsung melalui Aplikasi digibank by DBS. Aplikasi ini juga menghadirkan diskusi eksklusif tentang insight finansial dan sektor industri, sehingga kamu bisa mengambil keputusan investasi dengan lebih percaya diri.  

Bareng Aplikasi digibank by DBS, kamu bisa menikmati berbagai keuntungan deposito, mulai dari setoran awal hanya Rp1 juta, suku bunga kompetitif hingga 5% p.a., akses mudah melalui Aplikasi digibank 24/7, serta jaminan keamanan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pilih tenor sesuai kebutuhan kamu—1, 3, 6, 9, atau 12 bulan—dan dapatkan kemudahan dalam mengelola keuangan. Jangan tunda lagi, klik di sini untuk menikmati berbagai keuntungan deposito online sekarang!

Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Artikel Pilihan