Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Enik Ermawati (sumber:kemenparekraf.go.id)
Dalam penutupan rangkaian Joint Commission Meeting UN Tourism CAP-CSA ke-37 yang berlangsung di Jakarta, 15–16 April 2025, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyelenggarakan technical tour ke Museum Nasional dan pusat belanja produk lokal Sarinah.
Kegiatan yang diikuti 100 delegasi UN Tourism dari Asia Timur dan Selatan itu menjadi penanda bahwa rangkaian Joint Commission Meeting untuk Komisi UN Tourism untuk Asia Timur dan Pasifik (CAP) dan Komisi UN Tourism untuk Asia Selatan (CSA) ke-37 yang berlangsung di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, pada 15-16 April 2025 telah memasuki hari terakhir.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, dalam acara technical tour, di Sarinah, Jakarta, Rabu (16/4/2025) mengapresiasi Fetty Kwartati selaku Direktur Utama Sarinah dan Museum Nasional Indonesia yang telah mendukung Kementerian Pariwisata, terutama dalam menyelenggarakan pertemuan internasional seperti technical tour ini.
"Kolaborasi seperti inilah yang mendorong sektor pariwisata kita semakin maju," kata Wakil Menteri Ni Luh Puspa, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Kamis (17/4).
Para delegasi berangkat mengikuti technical tour dari Hotel Mulia Senayan sekitar pukul 15.25 WIB menggunakan bus Royaltrans. Perjalanan dipandu oleh pemandu wisata bernama Dwinanda yang memberikan penjelasan dengan informatif. Sementara delegasi yang berada di dalam bus pun antusias terhadap informasi yang disampaikan oleh Dwinanda. Ia menjelaskan berbagai informasi termasuk ikon-ikon menarik di seputar Jakarta sebagai jantung atau melting pot Indonesia.
Kota ini merupakan tempat peleburan budaya yang dinamis, tempat orang-orang dari seluruh Nusantara, membawa beragam budaya serta tradisi mereka, berkumpul dan membentuk kota dinamis seperti yang terlihat saat ini.
Yang menarik perhatian delegasi sepanjang perjalanan, selain Patung Jenderal Sudirman adalah warna bus Transjakarta yang berbeda-beda. Ada warna biru, merah muda, dan oranye.
Armada Transjakarta berwarna oranye ini merupakan salah satu bus listrik ramah lingkungan yang dihadirkan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon demi mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang bebas polusi. Hal ini sejalan dengan cita-cita pembangunan pariwisata berkelanjutan atau pariwisata hijau yang ingin diwujudkan dalam pertemuan CAP-CSA ke-37 ini.
Setibanya di Museum Nasional Indonesia yang memiliki beragam koleksi dari seluruh wilayah, delegasi banyak yang terlihat kagum akan keberagaman budaya Indonesia yang sebagian besar dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Buddha. Terutama pada masa antara abad ke-7 hingga ke-15. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah koleksi seni yang berada di dalam museum.
Di Museum Nasional Indonesia ini pula, para delegasi diajak melihat Arca Garuda yang menjadi identitas nasional Indonesia. Sebuah jati diri bangsa yang merupakan cerminan kedaulatan negara. Juga melihat alat musik tradisional Sasando yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Sasando memiliki bentuk yang unik, menyerupai kerucut dengan bentuknya yang khas.
Para delegasi pun bergerak menuju ke area museum lainnya. Mereka menyelami keanekaragaman budaya Indonesia secara singkat melalui koleksi-koleksi yang ada di Museum Nasional Indonesia. Tak lupa mereka mengabadikan momen kunjungan tersebut dengan gawainya masing-masing.
Para delegasi kemudian melanjutkan technical tour menuju Sarinah yang merupakan pusat perbelanjaan pertama dan tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1962. Setelah revitalisasi, Sarinah kini menjadi ruang etalase bagi berbagai macam produk lokal kebanggaan Indonesia yang telah melalui proses kurasi, mulai dari kerajinan tangan, fesyen, kuliner, hingga kosmetik.
Setibanya di Sarinah, delegasi diberikan kesempatan untuk berbelanja produk lokal selama kurang lebih 60 menit dan mendapatkan voucher diskon sebanyak 10 persen.
Di Sarinah, para delegasi tidak hanya berbelanja, karena pihak Sarinah menghadirkan experience unik berupa belajar membatik.
Sejumlah delegasi pun tertarik untuk belajar membatik pada kain kecil berbentuk lingkaran, kemudian diukir perlahan menggunakan canting berisi malam (lilin). Hasil karya mereka bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Tak ayal kegiatan membatik menarik hati Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa untuk turut mencobanya.
Wakil Menteri Ni Luh Puspa berharap momen-momen ini memberikan pengalaman yang bermakna bagi para delegasi yang secara langsung mengenal dan merasakan budaya, kreativitas, dan keramahtamahan masyarakat Indonesia. Kegiatan ini sekaligus menandai berakhirnya pertemuan CAP-CSA ke-37.
"Atas nama Pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua atas partisipasi aktif dan kontribusinya terhadap keberhasilan acara yang sangat penting ini," kata Wakil Menteri Ni Luh Puspa.
"Saya harap dengan menjelajahi pesona Jakarta dan menikmati kesempatan berbelanja secara singkat menjadi cara yang tepat untuk membawa sepotong kenangan tentang Indonesia. Saya berharap dapat menyambut kembali di pertemuan CAP-CSA berikutnya," ujar Wakil Menteri Ni Luh Puspa.
Salah satu peserta bernama Verna Buensuceso selaku Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Pariwisata Filipina mengungkapkan pengalamannya selama mengikuti technical tour. Verna menyampaikan kujungannya ke Museum Nasional Indonesia merupakan yang kali pertama dan memberikan pengalaman belajar yang sangat menarik.
"Artefak yang saya lihat merupakan cerminan bahwa Indonesia sangat menghargai sejarah dan budayanya. Ini pertama kali saya mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Cerita yang disampaikan pemandu wisata juga sangat informatif. Tapi sesi berbelanjanya mohon diberikan waktu lebih lama," ujar Verna sembari tertawa.
Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.