Menteri Keuangan Sri Mulyani (sumber: Warta Ekonomi)
Pemerintah telah mencatat realisasi pembiayaan anggaran negara melalui utang sebesar Rp250 triliun hingga akhir Maret 2025. Angka ini setara 40,6i total target pembiayaan APBN tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp616,2 triliun.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi April 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
“Rp250 triliun terhadap pembiayaan anggaran yang di dalam APBN ditulis Rp616,2 triliun. Artinya Pak Minto sudah merealisir Rp40,6 triliun,” ujar Sri Mulyani merujuk pada Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Suminto.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah menerapkan strategi front loading dalam penarikan utang untuk menghadapi gejolak ekonomi global yang semakin tidak pasti tahun ini.
“Tahun ini ketidakpastiannya even higher. Coba kita lihat ketidakpastian dari mulai kebijakan Presiden Trump yang menimbulkan jittery di market, menimbulkan ekspektasi inflasi di AS meningkat, menyebabkan Fed Fund rate menjadi dalam posisi sulit untuk menurunkan suku bunga,” kata Sri Mulyani.
Front loading merupakan strategi rutin yang dijalankan pemerintah guna mengamankan pembiayaan di tengah potensi tekanan pasar. Pemerintah mempercepat penarikan utang di awal tahun ketika kondisi pasar dinilai masih cukup stabil.
Sementara itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mencatatkan defisit sebesar Rp104,2 triliun hingga Maret. Nilai ini setara 0,43i Produk Domestik Bruto (PDB).
“APBN 2025 didesain dengan defisit Rp616,2 triliun atau 2,53% PDB. Jadi kalau Rp104,2 triliun, bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran karena masih dalam desain APBN,” tegas Sri Mulyani.
Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.