Menu

AI SEA 2025: Saat Teknologi Canggih Bersatu Selamatkan Bumi dari Krisis Biodiversitas

12 Juni 2025 23:12 WIB

Konferensi AI SEA 2025 di Bali hadirkan solusi berbasis AI dan blockchain (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Konferensi teknologi AI SEA 2025 resmi dibuka di Prime Plaza Hotel, Bali, menghadirkan solusi digital inovatif untuk menjawab ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang kian mengkhawatirkan.

Acara ini menyoroti peran krusial kecerdasan buatan (AI) dan blockchain dalam upaya penyelamatan spesies terancam punah dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan di Asia Tenggara.

Menurut data terbaru, lebih dari 50% PDB global bergantung pada sumber daya alam. Namun, dunia kini menghadapi potensi kepunahan lebih dari 1 juta spesies dan penurunan populasi satwa liar sebesar 73am setengah abad terakhir akibat perubahan iklim dan degradasi habitat.

Asia Tenggara, yang menyimpan sekitar 15% hutan tropis dunia dan hampir 20% spesies global, menjadi wilayah paling rentan, dengan proyeksi hilangnya hingga 50% spesies terestrial pada 2100. Ancaman ini berpotensi mengganggu 63% PDB kawasan Asia-Pasifik.

Tahun ini, AI SEA mengusung tema “Smarter Tech, Sustainable Future”, digelar atas kolaborasi RegPac Revolution dan Slash.

Konferensi ini mempertemukan para startup AI, investor, pengembang teknologi, pembuat kebijakan, dan aktivis lingkungan untuk merancang solusi yang menyeimbangkan transformasi digital dengan pelestarian lingkungan.

“Kecerdasan Buatan dapat menjadi cerminan suara Bumi, namun aksi nyata untuk melindungi dan melestarikannya adalah tanggung jawab fundamental kita sebagai manusia,” tegas Thilma Komaling, Aktivis Teknologi dan Kelestarian Lingkungan. 

“Di tengah dinamika Asia Tenggara, pertemuan para pemangku kepentingan termasuk pencipta teknologi, professional dan grup advokasi di AI SEA 2025 ini menjadi titik tolak penting bagi misi eksistensial yang mendesak untuk masa depan yang berkelanjutan," tambahnya.

Marc Gamet, CEO Slash mengatakan bahwa potensi teknologi tak hanya terbatas pada efisiensi industri, tapi juga dapat menjadi motor penggerak perubahan sosial dan lingkungan yang berarti.

“Sebagai perusahaan yang bergerak di layanan GenAi, Slash melihat betapa besar AI dan alat digital dapat mengubah segala sesuatu menjadi lebih baik. Acara ini tentang memanfaatkan kekuatan tersebut secara positif dan menampilkan keterampilan serta peluang luar biasa yang ada di Asia Tenggara,” ujar Marc Gamet, CEO Slash.

FYI nih Beauty, Bali dipilih sebagai lokasi acara karena representasinya yang kuat terhadap keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya serta lingkungan. Konferensi ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju ekosistem inovasi yang berpihak pada bumi dan seluruh penghuninya.

Top Stories

Artikel Pilihan