Menu

3 Tradisi Adat dan Kebiasaan Masyarakat Aceh yang Religius

07 April 2021 18:55 WIB

Tradisi Adat di Aceh (Aceh Planet/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Setiap daerah di Indonesia, memiliki segudang tradisi adat dan kebiasaan masyarakat. Di provinsi Nanggro Aceh Darussalam, tradisi dan kebiasaan masyarakat identik dengan hal-hal yang religius.

Seiring berjalannya waktu dan globalisasi, beberapa tradisi adat dan budaya aceh lenyap begitu saja. Tetapi masih banyak tradisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang bisa dijaga dan dilestarikan hingga saat ini.

Aceh memiliki adat dan budaya yang beragam dan unik. Salah satu tradisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang masih bertahan adalah beberapa ucara adat yang dilakukan oleh penduduk setempat.

Tradisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh terkenal dengan upacara adat dan budayanya yang sakral dan religius. Penduduk Aceh biasanya melakukan upacara adat dalam menyambut kelahiran hingga upacara adat untuk kematian.

Meskipun ada beberapa adat dan budaya Aceh yang punah, namun penduduk setempat masih terus dan akan sellau melestarikan budayanya secara turun-temurun. Tradisi dan kebiasaan masyarakat ini sudah ada sejak dahulu kala.

Dilansir dari berbagai sumber (07/04/2021), berikut tradisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang religius.

Peutron Aneuk

Salah satu tradisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh adalah menyelenggarakan upacara adat Peutron Aneuk. Biasanya upacara adat ini dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi di dunia. Umumnya, upacara Peutron Aneuk dilaksanakan tujuh hari atau 44 hari setelah bayi lahir.

Adapun ritual-ritual yang dilakukan dalam upacara Peutron Aneuk seperti merentangkan kain di atas kepala bayi, lalu membelah kelapa di atas kainnya. Kemudian kelapa itu akan diberikan kepada orang tua yang melambangkan hidup rukun. Konon, buah kelapa yang dibelah beryjuan agar bayi gak takut dengan suara petir.

Samadiyah

Salah satu tradisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang religius adalah Samdiyah. Samadiyah adalah tadisi adat dan budaya aceh untuk berdoa bersama-sama sebagai bentuk penghormatan orang yang baru meninggal dunia.

Umumnya, Samadiyah dilakukan secara berturut-turut selama tujuh hari tujuh malam setelah orang itu meninggal dunia. Masyarakat setempat akan datang ke rumah keluarga untuk menghibur dan berdoa bersama dengan membaca surat Yasin dan zikir.

Meugang

Meugang merupakan upacara adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang palin menarik. Ketika upacara Meugang berlangsung, semua rumah keluarga akan dipenuhi aroma masakan daging sapi atau kambing.

Daging yang telah dimasak dan dihidangkan, nantinya akan dinikmati bersama dengan keluarga, kerabat, anak yatim piatu, dan kaum duafa. Tradisi adat Meugang dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Nah, jadi ini dia segudang tardisi adat dan kebiasaan masyarakat Aceh yang religius. Tradisi adat ini sangat berkesan dan memiliki pesan tersendiri. Oleh karena itu, kamu pun perlu menjaga dan melestarikannya.

Share Artikel:

Oleh: Rifani Indrianti

Artikel Pilihan