Menu

Jalan Panjang Karier Ayu Gani, Berawal dari Gadis Sampul hingga Sukses Jadi Juara Asia's Next Top Model

06 Mei 2021 06:30 WIB

Ayu Gani (Dokumentasi Pribadi/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, siapa sih yang tak mengenal model cantik Ayu Gani? Keberhasilan Ayu Gani menjadi juara pertama Asia's Next Top Model Cycle 3, menjadi kebanggan tersendiri bagi Indonesia. Ia berhasil mengharumkan nama baik Indonesia di negeri orang dan keluar sebagai pemenang dalam kompetisi bertaraf Internasional tersebut.

Keberhasilan wanita yang akrab dengan sapaan Gani ini, sekaligus menjadi momen 'pecah telur' untuk Indonesia kala itu. Bahkan, karier Gani dalam bidang modeling melejit usai keluar sebagai pemenang di Asia's Next Top Model pada 2014 silam.

Kesuksesan lulusan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini, tentu diiringi dengan sederet perjuangan yang telah dilakukannya. Beberapa waktu lalu, HerStory berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan dara 29 tahun itu.

Dalam penuturannya, Gani menceritakan awal mulanya terjun ke dunia modeling. Tepatnya 2011 lalu, titik balik karier model yang juga menggeluti bisnis di bidang fashion ini, terjadi saat Gani berhasil terpilih sebagai gadis sampul dan model di salah satu majalah perempuan Ibu Kota.

Kala itu, Gani berhasil meraih predikat gadis sampul favorit pilihan pembaca.

"Jadi, aku mulai modeling itu dari tahun 2011, dengan ikut Wajah Femina. Terus akhirnya aku menang Wajah Femina favorit, itu tahap pertamanya di tahun 2012 bulan Februari," ujar Ayu Gani, Selasa (4/5/2021).

Padahal sebelumnya, Gani tak pernah berniat untuk menjadi seorang model. Diakui Gani, saat itu ia hanya ingin mencari penghasilan agar bisa melanjuti studi di jurusan Fashion dengan jerih payahnya sendiri.

Hal itu dilakukan Gani lantaran kedua orang tuanya tak mendukungnya menempuh pendidikan di bidang fashion. Namun, setelah berhasil menyandang predikat gadis sampul favorit, Gani pun memutar haluan dan meneruskan kariernya sebagai seorang model.

Tampaknya, keputusan Gani itu tepat. Pasalnya, setelah itu ia terpilih sebagai icon model di Jakarta Fashion Week pada 2013 silam. Di tahun yang sama pula, terpilih sebagai kandidat dari Indonesia untuk berkompetisi di Asia's Next Top Model Cycle 3.

"Terus setelah itu, aku jadi icon JFW di bulan Juli, di tahun yang sama juga itu aku masuk  ANTM di bulan Oktober 2013," tutur Gani.

Sempat tak terbesit daam benak Gani bisa mewakili Indonesia untuk ikut berkompetisi taraf Internasional tersebut. Pasalnya, saat memutuskan untuk menjadi model pun, Gani sempat tak mendapakan dukungan dari kedua orang tuanya.

Meski tak mendapat dukungan penuh dari orang tuanya, Gani memutuskan untuk tetap ikut dalam kompetisi bergengsi itu, demi membuktikan kepada kedua orang tua, kalau ia mampu dan layak menjadi seorang model.

"Sebenarnya, aku tuh enggak pernah kepikiran menang atau ikut ANTM  gitu. Jadi, waktu itu tujuan ikut ANTM karena cuma mau negbuktiin ke orang tua aja," kata Gani.

Awal Mula Gani Ikut Asia's Next Top Model

Gani tak pernah kepikiran untuk ikut atau bahkan keluar menjadi pemenang dalam kompetisi Asia's Next Top Model (AsNTM) Cycle 3. Kala itu, ada tiga perwakilan Indonesia yang lolos uji menjadi kontestan AsNTM. Mereka adalah Tahlia Raji, Rani Ramadhany, dan Ayu Gani.

Mereka menjadi bagian dari 14 kontestan model dari seluruh dunia. Namun sayang, perjalanan Rani dan Tahlia harus terhenti. Pasca tereliminasinya Rani dan Tahlia, Gani menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam kompetisi tersebut.

Wanita kelahiran Solo itu pun menceritakan awal mula bisa ikut dalam kompetisi taraf Internasional itu. Gani mengaku mendapat email dari pihak penyelenggara untuk mengikuti casting kandidat perwakilan dari Indonesia.

"Jadi, waktu itu aku dapet email, aku di-stalking lewat Instagram sama AsNTM untuk ikut casting. Terus, setelah dapat email itu aku coba untuk ikut casting, ternyata masuk," ujar Gani.

"Dari casting itu, kalau enggak salah castingnya itu dari mulai bulan Juni atau Juli gitu. Terus, keterimanya itu baru Oktober, lumayan lama," sambungnya.

Setelah mengikuti proses casting yang cukup panjang, Gani akhirnya terpilih menjadi salah satu perwakilan Indonesia.

"Castingnya itu, prosesnya lama banget. Jadi mesti kayak, dulu kan belum ada zoom gitu cuma kayak skype call gitu, terus ada tes psikologi, beberapa interview, ketemu (tatap muka) sekali, baru deh masuk," tutur Gani.

Tantangan Terbesar yang Dihadapi di AsNTM

Berkompetisi di negeri orang bukanlah suatau hal yang mudah, begitu pun yang Gani rasakan. Apalagi, ia harus berkompetisi dengan para perwakilan model dari seluruh dunia.

Banyak tantangan yang dihadapi Gani saat mengikuti kompetisi tersebut. Namun baginya, tantangan terbesar yang harus dihadapinya ialah dirinya sendiri.

"Tantangan terbesarnya itu sebenarnya ke diri aku sih, soalnya aku kan orangnya enggak PD-an, insecure parah, terus kan kompetisi kita semua dituntut untuk kompetitif satu sama lain," terang Gani.

Gani mengakui kalau dirinya adalah seorang introvert. Bahkan, ia kerap insecure dengan penampilannya meski sudah menjadi seorang model. Tak hanya itu, Gani juga merasa insecure dengan kandidat lainnya yang sudah terjun lebih lama dalam dunia modeling, ketimbang dirinya sendiri.

"Dan aku sama sekali enggak punya jiwa-jiwa itu. Jadi, sebenarnya, tantangan terbesarnya kayak sering down sendiri, sering sedih sendiri, terus enggak PD sendiri," kata Gani.

"Apalagi, dari pengalaman awal modeling aku, sampai ANTM itu kayak baru 2 tahunan gitu, sementara yang lain pengalamannya ada yang sudah 10 tahun jadi model," sambungnya.

Namun, demi mengharumkan nama Indonesia, Gani selalu berusaha untuk melawan rasa insecure tersebut dan berkompetitif dengan baik.

"Kalau buat aku itu kayak fake it tell u make it gitu, jadi benar-benar berusaha untuk enggak kelihatan insecure, sebenarnya dalam hati insecure," tutur Gani.

Bahkan, pernah ada suatu momen di mana Gani mati-matian berlatih untuk menutupi rasa tak percaya dirinya saat ingin melakukan pemotretan. Kala itu, Gani harus tersenyum saat pemotretan berlangsung. Namun, ia merasa saat tersenyum, justru ia enggak terlihat cantik.

"Jadi, waktu itu pernah ada satu pisode di mana harus kayak senyum gitu. Nah, aku tuh enggak pede banget kalau harus senyum. Karena aku selalu merasa kalau aku tuh enggak cantik," cerita Gani.

"Sepanjang malam, semalaman aku tuh cuma latihan senyum-senyum di kaca. Jadi, waktu photo shoot nya juga aku pede2in aja, meskpun di dalam hati aku ngerasa kayak kalau aku begini, aku tuh enggak cantik. Tapi, tetep berusaha profesional," sambungnya.

Gani pun berhasil melawan rasa insecure tersebut dan keluar sebagai pemenang di Asia's Next Top Model Cycle 3. Setelah keluar sebagai pemenang, kehidupan Gani pun sontak berbeda dari sebelumnya.

Tak hanya kariernya dalam industri modeling yang melejit, Gani juga senang menjadi role model bagi banyak orang, terutama untuk para model junior.

"Mungkin karena aku pemenang pertama ANTM, jadi sampai hari ini kayak tolak ukur adik-adik yang mau jadi model itu, masih aku," kata Gani.

Sebagai role model, Gani memiliki tanggung jawab yang lebih untuk memberikan sesuatu yang lebih baik bagi mereka.

"Senang sih jadi patokan gitu, tapi lebih ke beban juga karena menurut aku dengan menang seperti itu dan banyak orang yang jadiin aku the role model, aku punya tanggung jawab yang lebih untuk memberikan sesuatu yang lebih ke mereka. Baik secara edukasi ataupun aku kasih support ke mereka gitu," tandasnya.

Share Artikel:

Oleh: Witri Nasuha