Menu

Waspada! Ini Penyebab Badai Sitokin, Kondisi yang Diderita Raditya Oloan Sebelum Meninggal

07 Mei 2021 08:45 WIB

Raditya Oloan dan Joanna Alexandra (Instagram/joannaalexandra)

HerStory, Jakarta —

Suami Joanna Alexandra, Raditya Oloan meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021). Raditya Oloan meninggal setelah mengalami kondisi badai sitokin pasca terpapar virus corona atau Covid-19.

Sebelumnya, suami Joanna Alexanda itu sempat dirawat intensif karena positif Covid-19. Kondisinya pun sempat membaik dan sudah dinyatakan negatif Covid-19. Namun, kondisi Raditya Oloan menurun setelah diketahui mengalami badai sitokin.

Apa kamu sudah tahu apa itu badai sitokin? Sebelum terjadi badai sitokin, kamu perlu tahu dulu apa itu sitokin. Yuk, simak baik-baik, ya!

Sitokin

Sitokin merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sitokin seharusnya befungsi melindungi tubuh dari infeksi, tapi pada kondisi yang salah, sitokin justru dapat membahayakan nyawa. 

Ketika virus SARS-Cov-2 memasuki tubuh, sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin. Setelah itu, sitokin akan bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan bekerja sama dengan sel darah putih, tujuannya untuk membasmi virus.

Badai sitokin

Pada dasarnya, sitokin akan membawa pesan bahwa tubuh membutuhkan sistem imun untuk melawan virus. Namun, pada kondisi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel imun terus berdatangan dan bekerja tak terkendali.

Badai sitokin merangsang pertumbuhan sel imun sampai terus menyerang paru-paru, padahal virusnya sendiri sudah mati. Akibatnya, paru-paru meradang parah karena sistem imun berusaha keras membunuh virus ketika infeksi sudah selesai.

Kalau sudah begitu, jaringan paru-paru akan mengalami kerusakan. Kondisi pasien yang sudah membaik bisa tiba-tiba memburuk karena badai sitokin. 

Pada kasus Covid-19, jaringan yang rusak tersebut berada di paru-paru yang menyebabkan kebocoran paru, penumonia, dan darah kekurangan oksigen.

Penyebab badai sitokin

Badai sitokin dapat disebabkan oleh sejumlah infeksi, termasuk influenza, pneumonia, dan sepsis. Respons imun yang meningkat ini enggak terjadi pada semua pasien dengan infeksi parah, tapi para ahli juga belum tahu apa yang membuat beberapa orang lebih rentan daripada yang lain, terkhusus pada orang yang terpapar Covid-19.

Sejauh ini, beberapa pasien menjadi sangat sakit dengan cepat karena badai sitokin. Sebagian besar pasien Covid-19 dengan badai sitokin mengalami demam dan sesak napas sehingga membutuhkan ventilator. Kondisi ini biasanya terjadi sekitar enam atau tujuh hari setelah timbul penyakit.

Selalu jaga kesehatan, ya, Beauty!