Menu

Tak Hanya Berdampak pada Mental Anak, Ini 6 Alasan Mengapa Orang Tua Dilarang Keras Memukul Anak

10 Agustus 2021 10:00 WIB

Ilustrasi orang tua sedang memarahi anaknya. (freepik/edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Mendidik anak jadi salah satu tantangan yang dihadapi para orang tua. Pasalnya jika salah didikan, anak bisa tumbuh dan berkembang dengan memiliki perilaku yang kurang baik.

Oleh sebab itu, didikan orang tua sangatlah penting untuk membentuk perkembangan anak di masa depan. Tapi, masih ada saja kesalahan yang dilakukan orang tua tanpa sadar. Misalnya dengan memukul anak karena dianggap sebagai cara untuk membuat si kecil dispilin. Padahal cara ini malah bisa membentuk kepribadian yang buruk bagi anak lho.

Ketika orang tua memukul, mungkin tampak berhasil karena begitu anak dipukul, mereka menghentikan apa yang mereka lakukan. Namun, memukul bukanlah cara yang tepat untuk menegakkan disiplin. Itu enggak bisa membantu anak belajar pengendalian diri, disiplin diri, atau perilaku yang sesuai.

American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 2018 dan American Psychological Association (APA) pada tahun 2019 menyerukan tentang strategi pengasuhan yang dilakukan orang tua secara positif dan efektif serta menghilangkan hukuman fisik dan memalukan anak, termasuk pelecehan verbal.

Dilansir dari laman Momjunction (10/8/2021) berikut ini beberapa dampak buruk jika orang tua terbiasa memukul anak:

1. Menciptakan perasaan merasa marah, takut, bingung, dan sedih saat dipukul

Mereka mungkin juga mulai enggak mempercayai orang tua mereka. Anak-anak mungkin enggak mengerti mengapa mereka dipukul atau apa yang telah mereka lakukan salah dan mungkin percaya bahwa orang tuanya marah dan enggak menyukai mereka

2. Meningkatkan perilaku agresif

Memukul dapat memperburuk perilaku anak dan meningkatkan agresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dipukul lebih mungkin untuk menyakiti atau memukul orang lain. Hal ini terjadi karena ketika memukul, orang tua mencontohkan perilaku yang membuat anak percaya bahwa kekerasan adalah solusi dari masalah mereka.

3. Menyebabkan intimidasi

Memukul dapat membuat anak-anak merasa bahwa orang tua memiliki kekuasaan. Mereka mungkin juga mengandalkan perilaku tersebut untuk menunjukkan kontrol dan kekuasaan mereka atas orang lain, yang mengarah ke intimidasi, kekerasan, atau masalah perilaku lainnya.

4. Kehilangan efektivitas

Para ahli percaya bahwa seperti time-out, memukul juga kehilangan efektivitasnya pada akhirnya. Ketika dipukul, anak-anak tak belajar tentang membuat pilihan yang tepat dan, oleh karena itu, pada akhirnya, praktik ini berhenti menjadi penghalang bagi perilaku mereka.

5. Merusak hubungan orangtua-anak

Hubungan orangtua-anak yang sehat didasarkan pada kepercayaan, keamanan, keselamatan, dan stabilitas. Hubungan yang sehat membantu anak mengembangkan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mengelola perilaku mereka sendiri. Segala jenis kekerasan fisik, termasuk memukul, merusak hubungan itu dan membuatnya lebih sulit untuk mengendalikan perilaku anak.

6. Menyebabkan gangguan kesehatan mental

Para ahli percaya bahwa anak-anak yang menjadi sasaran hukuman fisik, seperti memukul, dan mendorong, lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan kesehatan mental. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hukuman atau penyalahgunaan fisik meningkatkan kemungkinan gangguan kecemasan, penyalahgunaan zat, gangguan mood, dan gangguan kepribadian.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana