Menu

Pengobatan Kanker Pengaruhi Seksualitas, Jangan Sedih Moms, Siasati dengan Cara Ini Aja!

18 Oktober 2021 17:10 WIB

Ilustrasi posisi tidur salah satu pasangan mendominasi ranjang (Rider Digest/Edited by HerStory)

HerStory, Bogor —

Konsultan Hematologi Onkologi Medik, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM., pengobatan penyakit kanker payudara seperti kemoterapi, bisa memberikan efek kepada kualitas hubungan suami istri. Termasuk di dalamnya adalah menurunnya aktivitas seksual.

Karenanya, kata dia, ada beberapa pertimbangan yang penting disimak oleh pasien kanker payudara dan pasangannya jika menginginkan berhubungan seks selama masa kemoterapi.

Dikatakan dr. Jeffy, pasien kanker payudara tak disarankan melakukan hubungan seksual beberapa saat setelah kemoterapi dilakukan, ini karena tubuh sedang dalam keadaan yang lemah.

“Efeknya kemotrapi ke aktivitas seks ini memang ada. Kalau ditanya selama kemo boleh melakukan hubungan seksusal? Boleh. Kapan bolehnya? Ini tiap orang bisa beda-beda. Biasanya pasca-kemo itu bakal ada periode kekebalan badan turun, darah merah dan darah putih atau leukosit itu turun. Biasanya sekitar hari ke  5 s.d 10 pasca-kemo. Nah memang pada saat ini lebih baik jangan berhubungan dulu. Tapi kalau hasil pemeriksaan kemudian leukosit pasiennua aman, ya aman juga buat berhubungan seks,” tutur dr. Jeffry, dalam acara diskusi Kanker Payudara bersama Kalbe, sebagaimana dipantau HerStory, belum lama ini.

Lantas, bagaimana cara menghangatkan kehidupan seksual pasien pasca-pengobatan kanker?

Menurut dr. Jefrry, seperti kebanyakan masalah seksual lainnya, melakukan dialog terbuka dengan pasangan tentang yang terjadi dengan tubuh pasien kanker payudara adalah langkah pertama yang penting dilakukan.

“Nah ini memang membuat kondisi lebih complicated, selain kemungkinan payudaranya diambil, pengobatan lanjutannya pun bisa menurunkan aktivitas seksual bahkan menopause dini. Nah pertama tentu saja komunikasi jadi hal yang penting ya. Ajak pasangan berdiskusi. Bicarakan semua kendala seksual yang muncul pasca-pengobatan kanker dengan pasangan, baik kendala emosional atau fisik,” saran dr. Jeffry.

Lebih jauh, dr. Jeffry juga tak menampik bahwa efek kemoterapi juga biasanya akan membuat Miss V kering karena penurunan hormon estrogen dan progesteron. Dan tak mengherankan, jika masalah ini bisa membuat seorang istri jadi kehilangan percaya diri. 

Namun, kata dia, baik pasien ataupun pasangannya disarankan untuk mengkonsultasikannya dengan dokter. Nantinya, dokter akan menyarankan cara untuk mengatasi masalah seksual yang pasien hadapi, atau merekomendasikan terapis seksual atau konselor.

“Kemoterapi juga akan mempengaruhi Miss V dan membuatnya jadi kering. Hal itu bisa juga dikonsultasikan ke dokternya langsung. Atau sebagai solusi, mungkin bisa juga menggunakan lubrikan berbahan dasar air, atau menggunakan pelembab vagina non-hormonal untuk membantu memulihkan lubrikasi pada Miss V,” terang dr. Jeffry.

Lebih jauh, dr. Jeffry mewanti-wanti pasien kanker agar tak merasa ‘rendah diri’ jika tak bisa memuaskan pasangan di tengah pengobatan yang dijalaninya.

“Prinsipnya kita ini manusia, bukan bintang yang dikendalikan oleh seks. Seks itu adalah untuk men-support hidup kita, bukan hidup kita untuk seks. Jadi sebaiknya jangan menjadi satu beban untuk wariror/survivor kanker apabila gak bisa melayani/memuaskan pasangan atau bahkan takut ditinggal pasangan. Sex is important, but most important is your life,” tuntas dr. Jeffry.