Menu

Worth It Dicoba! Self-Check Anxiety ala Psikolog Tara de Thouars, Seperti Apa?

25 November 2021 19:30 WIB

Psikolog Klinis, Tara de Thouars, (Instagram/@tara_dethouars)

HerStory, Bogor —

Psikolog klinis, Tara de Thouars, mengatakan, di masa pandemi ini, di satu sisi kita dituntut selalu kreatif dan produktif, harus optimal, tapi di sisi lain ada berbagai emosi yang kerap kita alami, terutama kecemasan.

Rasa cemas atau anxiety adalah hal yang normal dirasakan ketika seseorang menghadapi situasi atau mendengar berita yang menimbulkan rasa takut atau khawatir. Namun Beautyanxiety perlu diwaspadai jika muncul tanpa sebab atau sulit dikendalikan, karena bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh gangguan kecemasan.

Psikolog Klinis, Tara de Thouars, mengatakan, penting nih bagi kita untuk mengatahui cara agar kita bisa tetap berkreasi, berdaya, dan mungkin tanpa batas di masa pandemi ini, tanpa adanya hambatan pikiran dan juga emosi.

Gak cuma itu, kata Tara, penting juga bagi kita untuk melakukan self-check tentang kecemasan terutama kesehatan mental. Misalnya, dengan melontarkan beberapa pertanyaan ke diri sendiri, yang bisa mengindikasikan kita kena gangguan kecemasan atau tidak. Seperti apa?

“Sebenarnya, ada beberapa pertanyaan yang bisa mengindikasikan kini kena gangguan kecemasan atau tidak. Jika related kasih score 1, jika gak related dengan diri sendiri, beri score 0. Yang pertama tanyakan ke diri sendiri, “apakah saya sering overthinking”. Ini adalah kondisi dimana otak tak bisa berhenti, semua dipikirin sampai sedetail mungkin. Kedua, apakah “apakah saya selalu mengantisipasi kejadian buruk”. Padahal belum kejadian nih, tapi udah dibayangin hasilnya begini begitu. Ketiga, “apakah saya sulit untuk fokus”. Keempat, “apakah saya selalu memikirkan mengenai masa depan masa depan”.Itu nggak berarti harus 5 atau 10 tahun kemudian ya, tetapi bahkan mikirin siang ini, sore ini, pikirannya udah jalan duluan, padahal kita masih bisa sekarang,” papar Tara, saat sesi virtual press conference TALKINC ‘Unlocking Limitless Imagination’, sebagaimana dipantau HerStory, Kamis (25/11/2021).

“Lalu pertanyaan kelima, “apakah saya selalu mengkhawatirkan kejadian di masa lalu, akan terjadi lagi di masa sekarang”. Keenam, “apakah saya selalu khawatir saat berada pada situasi baru”.Misalnya, baru masuk ke lingkungan baru, pekerjaan baru, seringa ngerasa nggak nyaman, khawatir, dan nggak tenang. Ketujuh, “apakah sulit bagi saya untuk menikmati banyak hal”. Harusnya di waktu break, seperti misalnya lagi nonton, lagi baca buku, harusnya bisa menikmati. Tapi ini nggak bisa, karena kayaknya pikirannya itu maunya mikir yang enggak-enggak terus. Jadi akhirnya gak bisa menikmati, bahkan di kala istirahat pikirannya pun tetap aktif,” imbuhnya.

“Kemudian, kedelapan, “apakah tubuh saya mudah sekali tegang”. Dan terakhir, “apakah asam lambung saya sering bermasalah”. Nah, jika sudah menjawab, lalu jumlahkan score-nya. Ini ada artinya. Kalau score-nya kurang dari 2, antara 0 s.d 2 maka artinya masih aman. Cemasnya ada, tapi masih aman. Tapi kalau score-nya 3 s.d 5, berarti lampu kuning nih. Harus hati-hati. Kecemasannya tinggi, dan kalau didiemin nanti bisa tambah tinggi cemasnya. Nah kalau score-nya lebih dari 6, nah ini tandanya bahaya. Dalam arti, kecemasannya udah menggangu banget dan harus mencari bantuan,” sambung Tara.

Lebih lanjut, Tara pun memberikan tips untuk kita mengatasi anxiety. Yang pertama, kata Tara, pikirkan bahwa kecemasan itu hanyalah sebuah reminder bukan reality. Karena menurut Tara, ketika kita survive, otak kita butuh melindungi diri kita dengan berpikir yang mencemaskan.

“Jadikan pikiran ini sebatas reminder, otak kita cuma ngasih tahu bahwa “eh hati-hati ya nanti kamu bisa gagal, eh hati-hati nanti kamu bisa dimarahin, dll”. Tapiitu cuma sebatas reminder yang membuat kita bereaksi berlebihan. Kita jangan melihatnya sebagai realita bahwa itu benar pasti akan terjadi. Kalau seperti itu, kita akan terus ketakutan kan. Akhirnya kita jadi nggak bisa berpikir, akhirnya otak merah akan nyala terus karena kita merasa ancaman itu rill, padahal itu adalah reminder. Jadi usahakan ingetin diri sendiri sama kita ingetin ke ke diri sendiri “oke ini cuman reminder, bukan kenyataan,” pesan Tara.

Yang kedua, cara untuk mengatasi anxiety adalah selalu kembalikan pikiran kita ke masa sekarang, karena biasanya segala kecemasan dan ketakutan itu adalah tentang masa depan, bukan masa sekarang.

Dan cara berikutnya, kata dia, lepaskan hal-hal buruk yang ada dalam hidup kita. Menurutnya, semakin kita ingin take control untuk sesuatu yang bukan kendali kita, itu akan malah membuat kita semakin stress.

“Kita pasrahkan dan ikhlasin aja. You only to do, is do it your best. Jalani, bukan memastikan. Supaya kita menghindari ancaman,” ujar Tara.

Dan yang terakhir, kata Tara, kita harus bisa men-support diri kita sendiri. Dalam arti, ketika kita bisa berdamai dan mengatasi anxiety kita, maka barulah akan terbuka pintu potensi kita. Sebuah pikiran, kreativitas, yang benar-benar tanpa batas. Termasuk untuk mewujudkan kreativitas-kreativitas kita.

Jadi, berapa score-mu, Beauty?