Menu

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Chelsea Islan dan Defia Rosmaniar Ikut Turun Tangan: Diam Adalah Pengkhianatan

02 Desember 2021 13:20 WIB

Chelsea Islan (Instagram/chelseaislan)

HerStory, Medan —

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan merupakan gerakan yang berupaya untuk menghapus kekeraran terhadap perempuan di seluruh dunia. Tiap tahun peristiwa ini diperingati dengan tema yang berbeda.

Pada tahun 2021 ini, Komnas Perempuan dalam Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan mengangkat tema ‘Dukung Korban, Dukung Penghapusan Kekerasan Seksual: Gerakan Bersama, Sahkan Payung Hukum Penghapusan Kekerasan Seksual yang Berpihak pada Korban’.

Chelsea Islan bersama atlet taekwondo Defia Rosmaniar ikut ambil andil. Sebagai SDG Mover UNDP, mereka mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan, serta menjadi whistleblower untuk menghentikan bentuk kekerasan.

Dalam video kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di YouTube UNDP Indonesia, Chelsea berujar, “Kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk lain dari pandemi yang sudah seharusnya menjadi perhatian kita, terutama generasi muda.”

“Diam bukan pilihan karena diam adalah pengkhianatan,” jelas Chelsea dan Defia Rosmaniar, yang meraih medali emas untuk cabang Taekwondo di perhelatan olahraga Asian Games 2018.

Sepanjang tahun 2020 saja, terdapat hampir 300.000 kasus kekerasan yang tercatat di Indonesia. Selama masa pandemi Covid-19, kasus kekerasan pun berada pada titik kritis, terutama kekerasan di ranah domestik.

Chelsea dan Defia juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terlibat aktif dalam melindungi dan menciptakan rasa aman bagi perempuan, dan juga anak perempuan, baik di ruang publik ataupun di ranah domestik.

Sepanjang 2021, pembenahan dalam alur penanganan kasus yang lebih inklusif terhadap penyandang disabilitas juga berhasil diimplementasikan. Melalui integrasi ini, masyarakat bisa lebih merasa aman dengan adanya sistem pelaporan yang cepat tanggap ketika kekerasan terjadi di ranah publik maupun di privat.

Jika kamu melihat atau mengalami kekerasan, hubungi nomor kontak 081317617622/Jakarta Siaga 112 (DKI Jakarta), atau Call Center SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) 129 / Whatsapp 0811112129 (Nasional).