Menu

Catat! 5 Tanda Anak Harus Jalani Pemeriksaan Mental, Bisa Memicu Bunuh Diri

17 Desember 2021 14:30 WIB

(Pinterest/Edited by HerStory)

HerStory, Medan —

Gangguan mental dapat menyerang siapa saja. Sebaiknya, jangan abaikan gejalanya dan segera lakukan pemeriksaan.

Tak hanya terjadi kepada orang dewasa, gangguan mental juga dapat dirasakan oleh anak-anak. Mereka rentan mengalami stres atau gangguan kecemasan.

Sebagai orang tua, harus tanggap menyikapi perubahan pada anak. Dilansir dari beberapa sumber, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa anak membutuhkan pemeriksaan mental oleh ahli.

Kira-kira apa saja, yah, tanda-tandanya? Yuk, simak artikel berikut ini.

1. Anak merasa sedih terus-menerus

Apakah Moms pernah menyaksikan anak mengalami perubahan sikap? Jika anak merasakan kesedihan terus-menerus, ajaklah ia untuk berbicara.

Ciptakan suasana nyaman sehingga anak mau mengutarakan perasaannya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli untuk mengetahui penyebabnya.

2. Anak penyendiri dan selalu murung

Perubahan sikap selanjutnya terjadi ketika anak mendadak berubah menjadi pemurung. Jika sebelumnya si kecil suka kegiatan bersama teman-temannya lalu mendadak berubah penyendiri, bisa saja ia tengah mengalami gangguan.

Gangguan mental menyebabkan penurunan aktivitas pada anak. Akibatnya anak lebih suka menyendiri bahkan menjauhi teman bermainnya.

3. Anak mudah marah

Gangguan mental mengakibatkan penderita mengalami perubahan suasana hati. Perhatikan perubahan sikap anak. 

Jika anak mendadak mudah marah, revel, hingga mudah berkelahi kemunkinan ia sedang mengalami gangguan mental. Ajak anak berbicara dengan tenang dan nyaman untuk mengetahui perasaannya.

4. Anak menyakiti diri sendiri

Apabila anak mengalami gangguan mental kronis, seperti gangguan kecemasan dan trauma, ia rentan menyakiti dirinya sendiri atau self harm. Kondisi ini terjadi karena ia membutuhkan pelampiasan dari emosi.

Selalu perhatikan perubahan sang anak. Jika anak mengalami hal ini, segera lakukan pemeriksaan mental demi kebaikan anak.

5. Mengungkit soal kematian dan bunuh diri

Selain menyakiti diri sendiri, penderita gangguan mental cenderung berpikir ekstrim dan kerap berbicara soal kematian dan bunuh diri. Ternyata hal ini tak melulu terjadi pada orang dewasa.

Selalu dampingi anak dan pahami soal perasaannya. Jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas, luangkan waktu untuk menemaninya. Sebaiknya, lakukan pemeriksaan mental rutin untuk mengetahui perkembangan si kecil.