Dermatologist sekaligus Medical Innovation Expert BeautyHaul, dr. Claudia Christin, MBBS, Ph.D. (Riana/HerStory)
Beauty, saat ini produk perawatan kulit seperti sunscreen, semakin banyak ditemukan di pasaran dengan berbagai merk dan klaimnya masing-masing. Tentunya, pilihan produk perawatan yang beragam ini terkadang membuat konsumen, khususnya kaum hawa seperti kita, kesulitan dalam menentukan pilihan sehingga diperlukan edukasi untuk menentukan produk perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit masing-masing.
Nah, sunscreen sendiri sangat efektif dalam menghindari bahaya radiasi sinar matahari yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan kulit, mulai dari hiperpigmentasi, penuaan dini, sampai kanker kulit.
Berangkat dari hal tersebut, BeautyHaul, #1 curated beauty e-commerce di Indonesia pun terinspirasi untuk memberikan pengetahuan seputar sunscreen yang mungkin masih belum dipahami betul oleh beauty enthusiast.
Dermatologist sekaligus Medical Innovation Expert BeautyHaul, dr. Claudia Christin, MBBS, Ph.D., mengatakan, skincare, tak terkecuali sunscreen, adalah sesuatu yang sangat personal bagi tiap orang, tak terkecuali wanita. Dalam arti, satu jenis kulit itu bisa punya kebutuhan yang berbeda. Sehingga produk yang cocok di orang lain belum tentu cocok di kita, baik secara manfaat maupun budget.
“Jadi setiap jenis kulit itu masing-masing punya kebutuhan yang berbeda, sehingga pilihan produknya itu juga bisa berbeda. Jadi makanya penting banget nih kita memberikan edukasi, dan BeautyHaul sebagai e-commerce platform ini ingin membantu para wanita agar mudah memilih produk kecantikannya,” tutur dr. Claudia, saat acara “Mengulas Mitos Sunscreen yang Jarang Diketahui. Kamu Wajib Paham!”, yang digelar secara virtual, sebagaimana dipantau HerStory, Jumat (13/5/2022).
Lebih lanjut, dr. Claudia pun menekankan soal pentingnya menggunakan sunscreen setiap hari. Salah satu alasan memakai sunscreen setiap hari itu penting adalah karena sinar matahari dapat merusak lapisan kulit yang membuat penumpukan sel elastin secara abnormal.
Hal tersebut dapat memicu pemecahan kolagen dan elastisitas kulit, sehingga dampaknya mengubah struktur kulit. Gak cuma itu, lanjut dr. Claudia, kebiasaan menggunakan sunscreen setiap hari dapat mencegah efek buruk serta dampak akumulatif dari sinar ultraviolet (UV).
"Jadi semua dokter-dokter dan semua ilmuwan itu percaya bahwa sunscreen itu adalah pondasi awal dari skincare rutin yang baik. Soalnya sunscreen berfungsi sebagai pelindung, dan dapat mencegah sebelum ada permasalahan datang. Mungkim kita suka meradang kulitnya, terbakar, lalu ada flek-flek hitam hiperpigmentasi, itu semua sebagian besar itu diakibatkan oleh paparan radiasi sinar UV dari matahari. Jadi, memakai sunscreen setiap hari merupakan salah satu cara efektif dalam mencegah kerusakan kulit," papar dr. Claudia.
Lebih lanjut, kata dr. Claudia, manfaat dari rutin memakai sunscreen ini efeknya akan akumulatif. Sehingga baru akan terasa dalam beberapa tahun ke depan. Maka dari itu, penggunaan sunscreen setiap hari dikatakan sebagai langkah investasi untuk memiliki kulit yang sehat di masa mendatang.
“Dan, satu yang paling menjadi concern banyak orang di kalau sudah menginjak usia 30-an itu adalah kerutan, garis-garis halus, itu semua pasti bisa dicegah atau bisa di-delay prosesnya yakni dengan menggunakan sunscreen setiap hari. Jadi kenapa kita repot-repot pakai serum a-b-c-d kalau misalnya kita masih belum pakai sunscreen, padahal pakai sunscreen aja itu udah membantu kita mencegah begitu banyak permasalahan di kulit kita. Tentu mencegah akan lebih baik dari mengobati, kan?,” papar dr. Claudia.
Ia juga mengatakan, manfaat penting lainnya yang diperoleh dari produk perlindungan kulit ini bukan hanya sekedar estetika seperti mencegah hiperpigmentasi atau kerutan saja, tetapi juga untuk meminimalisir risiko terkena kanker kulit.
“Karena manfaatnya itu banyak ya, salah satunya tuh gak cuman estetik ya, tadi kan aku ngomong tentang kerutan, flex, mungkin ada yang gak peduli. Tapi ada satu concern kesehatan tuh, yakni kanker kulit, yang sebenarnya juga diakibatkan oleh radiasi sinar UV dari matahari. Jadi enggak cuman estetik aja, tapi juha mencegah faktor resiko terbesar penyebab dari kanker kulit,” jelas dr. Claudia.
Lantas, siapa saja sih yang wajib memakai sunscreen ini. Terkait hal itu, dr. Claudia pun menjelaskan bahwa selain orang dewasa, menurut Asosiasi Dermatologis Internasional, anak pun kecil sudah disarankan untuk memakai sunscreen demi melindungi kulit mereka dari paparan sinar UV.
“Jadi, sunscreen sendiri sebenarnya dibutuhkan oleh semua orang, bahkan kalau misalnya anak kecil yang udah di atas usia 6 bulan oleh Asosiasi Dermatologis Internasional itu disarankan untuk menggunakan sunscreen, terlebih kalau dia terekspos dengan matahari dalam jumlah yang cukup besar,” ujar dr. Claudia.
Untuk pengaplikasiannya sendiri, kata dr. Claudia, memakai sunscreen sangat disarankan sebanyak dua ruas jari, tidak kurang. Sebab, proteksi yang diberikan dari sunscreen dengan jumlah dua ruas jari akan lebih maksimal jika dibandingkan dengan satu ruas jari saja.
“Kita mungkin sudah sering denger ya di iklan-iklan oh pake sunscreen itu harus 2 jari, yang untuk muka dan juga untuk bagian leher. Jadi itu benar adanya, bukan teknik marketing biar sunscreen-nya cepat habis dan dibeli lagi. Ada alasan kenapa dibutuhkan sebanyak dua jari ini. Jadi, sunscreen itu dites dalam jumlah 2 mg/cm2. Kalau misal kita mau dapat perlindungan yang sesuai dengan labelnya di sunscreen, contohnya SPF 50 dengan PA-nya ++++, kita harus pakai dua ruas jari tadi itu,” terang dr. Claudia.
dr. Claudia pun menekankan bahwa ketika kita hendak mengaplikasikan sunscreen, pastikan kita menuangkan sunscreen hingga hampir memenuhi area dua ruas jari kita untuk memaksimalkan perlindungan dari matahari
“Kalau misalnya mau pakai sedikit aja atau satu ruas jari doang, bisa gak sih? Bisa-bisa aja sih sebenarnya pastinya, tapi ngeblend-nya jadi agak sedikit dan proteksinya itu gak sepekat kalau misalnya kita pakai 2 ruas jari. Perlu diingat juga kalau bisa tuh dua ruas jari yang agak banyakan gitu, jangan tipis-tipis,” sarannya.
Tak hanya untuk aktivitas outdoor, dr. Claudia pun mengingatkan kita untuk tetap menggunakan sunscreen ketika berada di rumah. Pasalnya, sinar UV dapat menembus sela-sela jendela, meski ketika cuaca mendung sekalipun.
“Jadi, kalau misal kita beraktivitas, di depan ada jendela, pastikan juga memakai sunscreen karena UVA bisa menembus kaca dan mengakibatkan penuaan yang bikin jadi keriput. Terus UVA bikin pigmen-pigmen juga, dan salah satu penyebab kanker itu UVA,” papar Claudia.
Gak berhenti di situ, dr. Claudia pun bilang, meskipun kita hanya berada di dalam ruangan seperti berada di rumah atau di kantor, kita mesti tetap memakai ulang (reapply) sunscreen. Karena, proteksi yang diberikan oleh sunscreen tetap bisa berkurang seiring berjalannya waktu.
“Meski kita lagi gak di outdoor, enggak lagi di luar rumah, perlindungan sunscreen kita itu berkurang dengan berjalannya waktu. Kok bisa sih? Kan kita keringetan ya, mungkin walaupun kita di rumah aja atau kita juga akan memproduksi minyak kulit, dan itu semuanya bisa melunturkan proteksi dari sunscreen. Kemudian, yang suka memegang-megang muka, itu bisa transfer [dari wajah ke tangan]. Atau suka pakai blotting paper, pakai kertas minyak, itu bisa mengangkat proteksi dari sunscreen. Jadi aku tetap sarankan reapply sebenarnya, terutama kalau di jam 12 siang,” pungkasnya.