Menu

Jarang Berhubungan Intim Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Lho Moms, Berapa Kali Ideal 'Main Ranjang'?

13 Mei 2022 22:55 WIB

Ilustrasi bercinta di depan cermin. (Elements Envanto/Edited By HerStory)

HerStory, Rembang —

Pasangan suami istri yang jarang melakukan hubungan suami istri di atas ranjang ternyata bisa mengalami beberapa hal negatif ini lho.

Sebuah penelitian American Urological Association mengungkapkan, seorang pria yang rutin berhubungan suami istri dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat sebanyak 20%. Selain itu, ej*kulasi sering kali dapat mengeluarkan zat berbahaya dari prostat.

Berikut ini 4 masalah yang terjadi pada tubuh ketika kamu jarang melakukan hubungan suami istri Moms. Apa saja? Simak yuk!

1. Cenderung merasa tidak bahagia

Wanita sering merasa lebih tertekan ketika mereka tidak melakukan hubungan, menurut studi dalam jurnal Archives of Sexual Behaviour. Peneliti mengatakan bahwa beberapa senyawa yang ditemukan dalam air mani, termasuk melatonin, serotonin, dan oksitosin, memiliki manfaat dalam meningkatkan suasana hati bagi wanita yang melakukan hubungan tanpa kondom.

2. Terhindar dari kemungkinan infeksi saluran kemih

Hampir 8 persen dari infeksi saluran kencing terjadi dalam waktu 24 jam setelah hubungan. Saat berhubungan, bakteri di area sensitif wanita dapat terdorong ke dalam uretra, di mana hal itu dapat menyebabkan infeksi.

Sehingga, sisi baiknya bagi wanita, jika kamu tidak pernah berhubungan, maka risiko kamu mengalami kondisi buang air kecil menyakitkan berkurang.

3. Lebih sering sakit

Menurut dr. Cory B. Honickman, sistem kekebalan tubuh kita akan semakin lemah jika tidak melakukan hubungan. Jika kamu ingin menghindari demam dan flu, melakukan hubungan secara rutin dapat membantu.

4. Lebih banyak stres

Saat kamu merasa stres, baik di tempat kerja atau masalah lainnya yang membuat kamu tertekan, hubungan bisa menghilangkan ketegangan itu. Pasalnya, hubungan seks dapat meningkatkan kadar endorfin dan hormon oksitosin yang diproduksi oleh otak yang dapat mengurangi efek kortisol, hormon penyebab stres. 

Artikel Pilihan