Ilustrasi seorang dokter sedang menjelaskan mengenai kanker serviks. (Pinterest/Freepik)
Kanker serviks menjadi slaah satu momok yang menakutkan bagi sebagian besar wanita. Di Indonesia, kanker serviks tercatat memakan korban jiwa tertinggi. Oleh sebab itu, Moms wajib tahu nih cara melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan kanker serviks.
Nah, kira-kira bagaimana sih cara deteksi dini kanker serviks? Simak yuk Moms!
IVA merupakan pemeriksaan secara inspekulo dengan mata telanjang setelah asam asetat dioleskan ke serviks. Dokter akan memberikan asam asetat 3-5 persen untuk memengaruhi epitel abnormal.
Jika setelah 20 detik asam asetat dioleskan ke serviks muncul warna putih, maka hasilnya positif Moms. Efek ini akan hilang sekitar 50 sampai 60 detik. Metode ini selain praktis juga terjangkau. IVA sangat mudah dilakukan tenaga kesehatan karena menggunakan peralatan sederhana.
Tes ini menggunakan metode pemeriksaan di mana sel serviks diambil kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Pap smear memerlukan waktu beberapa menit dan biasanya dilakukan secara teratur.
Meski tidak melakukan aktivitas seksual, namun Moms tetap melakukan tes ini. Disarankan tes ini dilakukan seminggu atau dua minggu settelah menstruasi berakhir. Namun, bagi wanita yang sudah menopause dapat melakukan tes pap smear kapan saja.
Itulah dua cara deteksi dini kanker serviks. Seperti penyakit pada umumnya. Kanker serviks juga menimbulkan beberapa gejala, seperti:
Nah, jika Moms mengidap salah satu gejalal di atas, jangan abai ya! Segera bawa diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosa. Semakin cepat didiagnosa, maka semakin cepat mendapatkan perawatan. Semoga informasi ini bermanfaat.