Menu

Moms Harus Tahu, Ini 5 Perilaku Toxic Orangtua yang Sering Dilakukan, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak!

18 Mei 2022 20:21 WIB

Anak kecil yang sedang menangis (Unsplash/Arwan Sutanto)

HerStory, Tangerang —

Anak pasti selalu mengaharapkan kasih sayang dan kepedulian dari orangtuanya, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Namun, bagaimana jiak orangtua malah melakukan hal sebaliknya alias toxic dan sering menyakitkan bagi anak?

Orang tau yang sering berkata kasar secara sengaja ataupun tidak dan ditunjukkan ke anak, hal ini bisa membuat perasaan anak jadi terluka. Perilaku-perilaku orangtua yang toxic akan dengan mudah membekas dalam memori ingatan baik sementara ataupun seumur hidup.

Sikap orang tua seharusnya bisa lebih menunjukkan hal yang baik dan kasih kasih, karena bisa menjadi fondasi untuk membentuk harga diri anak. Maka dari itu penting untuk mengetahui 5 tanda perilaku toxic yang dilakukan orangtua pada anak. Dilansir dari Liputan6.com.

1. Pertanyaan yang provokatif

Sifat provokatif ini salah satu perilaku yang toxic. Misalnya dengan mengatakan "Kenapa cara bicara kamu kaya gitu?" "kenapa kamu melakukan hal aneh?". Pertanyaan-pertanyaan yang seperti itu akan membuat anak merasa ada yang salah dengan diri mereka, setelah dewasa anak akan merasa banyak memiliki kekurangan.

2. Melecehkan fisik anak

Jangan sekali-kali kamu sebagai orang tua merendakan anak sendiri dengan berkata "Kamu jelek", "Gemuk banget sih" "Terlalu kurus" dan lain-lain dengan kata yang menyerang anak merendahkan fisik. Hal ini bisa membuat mental anak jadi tak percaya diri.

3. Ucapan menyakitkan

Orangtua harus selalu berkata yang baik-baik dan tak sepantasnya mengtakan kata yang menyakiti anak seperti "mama/papa nyesel sudah membesarkan kamu", "mama nyesel udah melahirkan kamu". Hal ini akan membuat mental anak makin down dan merasa bahwa dirinya tak pantas untuk hidup.

4. Membandingkan dengan anak yang lain

Tanpa disadari sikap orang tua yang ini sering terjadi, orangtua kerap membandingkan anaknya dengan saudara kandung, teeman, atau keponakan. Hal ini bisa membuat anak berpikir tak cukup bagaimanapun usahanya agar tercapai dan memunculkan rasa iri dengki

5. Mengangap anak sebagai beban

Jika orangtua sering kali mengucapkan kalimat bahwa anak merupakan beban, anak secara nggak sadar akan merasa tertekan, bahkan menyembunyikan masalah yang sedang dihadapinya hanya untuk menghindari hal yang tak menyenangkan dari orang tuanya.