Menu

Pasca Pandemi, Happy Salma Gelar Teater Musikal Inggit Garnasih, Bercerita Tentang Apa?

20 Mei 2022 10:00 WIB

Konferensi Pers Teater Musikal Inggit Garnasih, (Press Release)

HerStory, Jakarta —

Pandemi yang melanda Indonesia sejak 2 tahun ini membuat beragam kegiatan seperti panggung seni pertunjukan terhenti. Namun, kini pemerintah mulai melonggarkan aturan pembatasan terkait pencegahan pandemi Covid-19 sebagai langkah awal transisi dari pandemi ke endemi. 

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi para pelaku seni yang boleh kembali berkreasi di atas panggung dan disaksikan langsung oleh para penikmat seni di gedung pertunjukan. 

Hal ini juga memungkinkan Titimangsa kembali menampilkan produksi ke-53 di atas panggung setelah sempat tertunda selama 2 tahun. 

Happy Salma kembali memerankan sosok Inggit Garnasih pada pentas monolog yang dihadirkan secara berbeda, dalam bentuk teater musikal.

"Inggit adalah sosok penting dan saksi berbagai peristiwa masa perjuangan yang dilalui oleh para tokoh pendiri bangsa ini. Inggit adalah sebuah spirit tentang kejujuran dan cerminan kedalaman perasaan seorang perempuan," kata Happy Salma pada Kamis (19/5/2022).

Pementasan yang terinspirasi dari roman Kuantar Ke Gerbang karya Ramadhan KH, akan berlangsung pada Jumat dan Sabtu, 20 dan 21 Mei 2022, pukul 20.00 WIB di Ciputra Artpreneur Theatre, Kuningan, Jakarta. Pentas ini merupakan persembahan Titimangsa bekerjasama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation dan Sleepbuddy.

Inggit Garnasih adalah istri kedua dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Selama 20 tahun pernikahan, Inggit telah setia mengantar Soekarno lulus dari sekolahnya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), mendukung ekonomi keluarga saat Soekarno memulai pergerakan awalnya dalam berorganisasi, menghidupi Soekarno dengan berjualan jamu, alat-alat rumah tangga dan pertanian, merawat semangatnya saat Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin, mendampinginya dalam pengasingannya di Ende dan Bengkulu.

Ketika Bung Karno akhirnya akan sampai di gerbang Istana menjelang kemerdekaan bangsa yang didamba, Inggit mengemas barang-barang dan kenangan dalam koper tuanya dan kembali ke Bandung. 

Inggit memilih mempertahankan martabatnya sebagai perempuan dan menolak dimadu ketika Soekarno menyatakan ingin menikah lagi. Meski Inggit dijanjikan menjadi istri utama, Inggit memilih mengatakan tidak kepada Bapak pendiri bangsa ini.

Keputusan untuk menghadirkan kembali pementasan ini dalam bentuk teater musikal merupakan ide dari Wawan Sofwan selaku Sutradara pertunjukan. 

”Awalnya ketika Happy Salma mengabari saya bahwa ia ingin memerankan lagi tokoh Inggit Ganarsih, saya memberikan tawaran bagaimana jika monolog ini dihadirkan dalam bentuk musikal? Sebab musikal juga berkaitan dengan tradisi Sunda, di mana nyanyian adalah bentuk curahan perasaan. Saya berpikir akan lebih kuat apabila ungkapan-ungkapan kegelisahan tokoh Inggit dihadirkan dalam bentuk nyanyian. Tokoh Inggit hadir sebagai seorang perempuan yang memilih mengingat sesuatu yang baik meski ia dilanda kesedihan mendalam,” kata Wawan Sofwan.

Sebelumnya, Titimangsa sempat mementaskan Monolog Inggit sebanyak 13 kali pada periode tahun 2011-2014 di Jakarta dan Bandung. 

Pada pementasan kali ini, Titimangsa kembali menghadirkan ‘Monolog Inggit’ yang berbeda dari sebelumnya dengan didukung oleh orang-orang yang mumpuni dan berdedikasi di bidangnya, yaitu Happy Salma (Pemain & Produser), Marsha Timothy (Ko-produser), Wawan Sofwan (Sutradara), Ratna Ayu Budhiarti (Penulis Naskah). 

Pementasan ini semakin berwarna dengan arahan musikal dari Dian HP (Komposer), Avip Priatna (Konduktor), yang diiringi lantunan musik Jakarta Concert Orchestra dan suara merdu dari Batavia Madrigal Singers.

Artikel Pilihan