Menu

Alamak! Virus HPV Ternyata Banyak Jenisnya, si Pemicu Kanker Serviks Ternyata…

20 Mei 2022 10:35 WIB

Vaksin kanker serviks. (iStockphoto/CatLane)

HerStory, Bogor —

Konsultan Onkologi Ginekologi dan Ketua Dewan Penasihat Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono, SP.OG(K)-Onk., mengatakan, penyakit kanker serviks masih menjadi momok bagi wanita.

Padahal, kanker serviks merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah, yakni melalui vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer dan skrining sejak dini sebagai pencegahan sekunder, seperti paps smear, inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), dan HPV DNA.

“Langkah terpenting untuk mencegah terjadinya kanker serviks adalah melalui vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV ini akan membentuk antibodi terhadap virus HPV, sehingga virus yang masuk akan mati dan tidak sampai menimbulkan kanker serviks. Sedangkan tindakan sekunder yang bisa dilakukan yaitu melalukan deteksi dini dengan pap smear, inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), dan HPV DNA. Nah paling akurat untuk mendeteksi virus dengan DNA HPV sampai 94 persen,” kata Prof. Andrijono, saat media briefing ‘Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks di Indonesia’, yang digelar oleh Roche Indonesia, Kamis (19/5/2022).

Dijelaskan Prof. Andrijono, terkait tingginya kasus kanker serviks ini, maka sangat penting untuk melacak keberadaan HPV dan potensi kanker sejak dini, mengingat jenis HPV sangat banyak.

Adapun, kata dia, terdapat ratusan tipe HPV, namun hanya sekitar 19 tipe yang menyebabkan kanker, dan tipe tersering menjadi penyebab kanker adalah HPV tipe 16, 18, dan 52. Dan, dari ketiga virusitu, yang paling sering menyebabkan kanker tipe 16.

“16 tipe lain bisa menyebabkan kanker, tapi istilahnya keroyokan, beberapa tipe bergabung jadi satu, baru bisa jadi kanker. Sementara, tipe 16, 18, dan 52 bisa beraksi sendiri. Dan yang paling ganas dan bisa menyebabkan kanker itu tipe 16,” ujar Prof. Andrijono.

Untuk mencegah hal itu terjadi, Prof. Andrijono mengimbau bagi para wanita yang sudah aktif secara seksual untuk mau rutin melakukan pemeriksaan diri. Sebab, menurutnya, kanker serviks kerap kali menyerang wanita pada masa produktif.

Selain vaksinasi HPV dan screening, Prof. Andrijono pun mengingatkan wanita untuk melakukan pola hidup sehat dan juga menghindari berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

"Nah, vaksinasi HPV ini bisa diberikan mulai dari umur 9 hingga 45 tahun, namun dengan dosis yang berbeda. Bagi anak umur 9 hingga 11 tahun dua dosis, sementara dewasa mendapatkan tiga dosis. Selain itu, jangan neko-neko lah, jadilah pasangan yang setia satu sama lain. Karena itu bisa memperbesar risiko penularan (virus HPV),” tegasnya.

Nah Beauty, bagi kamu yang sudah aktif berhubungan seksual, tapi belum melakukan vaksinasi, Prof. Andrijono menuturkan bahwa vaksin HPV masih sama efektifnya dengan mereka yang mendapat vaksin ketika masih anak-anak.

"Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada penurunan antibodi vaksin HPV secara signifikan meski sudah berhubungan seksual," tandasnya