Menu

Perubahan Iklim Kian Ekstrem, Saatnya Generasi Muda untuk Bangkit Suarakan Isu Ini

30 Mei 2022 21:35 WIB

The Body Shop luncurkan kampanya Be Seen Be Heard untuk menggerakkan anak muda soal isu perubahan iklim (Press Release)

HerStory, Medan —

Data menunjukkan bahwa isu perubahan iklim menempati posisi pertama yang disoroti oleh generasi muda. Namun, hanya lima persen yang  bersuara. Hal ini sejalan dengan kesadaran akan gentingnya masalah ini namun di saat yang sama masih banyak yang bingung bagaimana cara memulainya.

Berangkat dari permasalahan ini, The Body Shop meluncurkan kampanye Be Seen Be Heard yang memfokuskan pada peran serta dan suara kaum muda yang lebih aktif lagi dalam menjawab isu perubahan iklim.

Head of Values, Community & PR The Body Shop Indonesia, Ratu Ommaya, menjelaskan bahwa brand ini ingin mengajak kaum muda untuk berperan aktif dan menjadi change maker untuk menanggulangi isu tersebut. 

“Kampanye Be Seen Be Heard secara global bertujuan untuk menciptakan perubahan struktural jangka panjang dalam hal pengambilan keputusan agar lebih inklusif terhadap kaum muda. Di Indonesia, perubahan iklim adalah isu yang paling mengkhawatirkan dan telah mempengaruhi kehidupan masyarakat,” terangnya dalam How Sustainable You Are? yang diselenggarakan secara virtual hari ini (30/5/2022).

Efek dari perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan perubahan suhu yang ekstrem, musim kering dan hujan yang tidak konsisten, hingga bencana alam yang kian sering terjadi sangat bisa kita rasakan saat ini. Bahkan menurut data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam rentang 100 tahun, Jakarta sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat.

Sebaiknya jangan anggap remeh masalah perubahan iklim ini sebab kenaikan suhu diprediksi akan terjadi pada 2030 mendatang namun ternyata kondisi ini hadir lebih cepat.

Hal ini sejalan dengan data yang dipaparkan oleh Bimo Listyanu, Chief Commercial Officer CarbonEthics, yang menjelaskan bahwa Bumi sudah semakin panas sebab terlalu banyak karbon. Ilmuwan pada tahun 2018 memaparkan bahwa hanya butuh 8 tahun hingga Bumi tak dapat kembali seperti semula.

“Karbon yang terlalu banyak membuat bumi menjadi terlalu panas dan terjadilah krisis iklim. Kita sudah mengalami 7 tahun terpanas berturut-turut sepanjang sejarah yaitu dalam rentang tahun 2015 hingga 2021. Sebagai kaum muda, kita harus mulai mengubah gaya hidup kita dengan memperhatikan usaha mengurangi jejak karbon, dan menyerap karbon yang tidak bisa kita kurangi,” terangnya.

Sebagai generasi muda tentunya hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian mengingat Bumi merupakan tempat untuk meraih cita-cita kelak. Hal ini disampaikan oleh Angela Gilsha Panari yang dikenal aktif menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam kesehariannya.

“Efek dari perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan perubahan suhu yang ekstrem, musim kering dan hujan yang tidak konsisten, hingga bencana alam yang kian sering terjadi. Di Indonesia, hal-hal tersebut sudah kita alami sehingga menurut saya perubahan iklim ini bukan lagi sebuah fenomena, melainkan sebuah krisis yang kalau kita sebagai kaum muda tidak mengambil langkah aktif, Bumi yang kita tempati ini tidak mempunyai kesempatan sebagai rumah kita semua dalam menggapai mimpi-mimpi dan cita-cita kita”, jelas Angela.

Lalu bagaimana cara untuk memberikan kontribusi agar lingkungan lebih baik dan mencegah perubahan iklim yang lebih buruk? Angela menegaskan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah sederhana.

“Menggunakan barang-barang yang bisa didaur ulang, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, dan hemat energi, misalnya dengan lebih banyak menggunakan transportasi umum, dan mematikan lampu dan pendingin ruangan di kala kita tidak membutuhkannya”, lanjut Angela. 

Menggandeng Iqbaal Ramadhan juga, The Body Shop ingin generasi muda untuk bersuara mengenai isu ini. Pasalnya, hal ini menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup Bumi serta manusia di masa mendatang.

“Sekecil apapun langkahmu dalam mengurangi efek perubahan iklim, jangan ragu untuk menyuarakannya melalui media sosial, ataupun dalam percakapan sehari-hari dengan teman-teman kita. Suara kita dapat menginspirasi lebih banyak lagi kaum muda dalam mencegah efek perubahan iklim”, ajak Iqbaal.