Menu

Waspada Gagal Jantung di Usia Muda, Kata Pakar Seperti Ini Gejalanya, Jangan Abai Ya!

31 Mei 2022 16:03 WIB

Ilustrasi seorang wanita terkena serangan jantung. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bogor —

Beauty, kamu pasti pernah mendengar istilah gagal jantung, kan?. Ya, gagal jantung adalah kondisi kesehatan serius ketika jantung tak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh, disebabkan oleh melemahnya otot-otot jantung dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan tubuh mudah lelah atau letih.

Meski disebut 'kegagalan' jantung, hal tersebut bukan berarti bahwa jantung di dalam tubuh akan berhenti bekerja, melainkan jantung gagal untuk memenuhi kebutuhan tubuh, baik pada waktu istirahat atau ketika melakukan aktivitas fisik.

Menurut dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, selaku Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Pokja Gagal Jantung PERKI), gagal jantung adalah stadium akhir dari semua spektrum kelainan/penyakit jantung.

Menurutnya, berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung bawaan, penyakit katup, penyakit jantung koroner, dan hipertensi, semua dapat berujung pada gagal jantung.

“Banyak kondisi yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, faktor-faktor tersebut tak jarang didapatkan bersama-sama pada seorang individu, sehingga risiko untuk menderita penyakit kardiovaskular jauh lebih meningkat. Faktor risiko tersebut antara lain hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia (gangguan metabolisme lemak), kurangnya aktivitas fisik, obesitas, asam urat, merokok,” tutur dr. Nauli, sapaan akrabnya, saat menjadi pembicara di kegiatan edukasi media bertema “Berdamai dengan Gagal Jantung: Kendalikan Risiko Kardiovaskular Anda, Tangani Gagal Jantung dengan Baik,” yang digelar secara virtual, Selasa (31/5/2022).

dr. Nauli melanjutkan, di Indonesia sendiri, prevalensi gagal jantung mencapai 5 lebih sering terjadi pada pria (66%) daripada wanita (34%)17. Dia jug bilang, penyakit gagal jantung bisa terjadi pada usia berapapun, namun menjadi lebih umum seiring dengan bertambahnya usia.

“Dibandingkan dengan Eropa dan Amerika, demografik umur pasien gagal jantung di Asia Tenggara lebih muda. Di Indonesia, sekitar 60% perempuan dan 56% laki-laki di bawah usia 50 tahun mengalami gagal jantung. Di mana ini berarti gagal jantung di Indonesia banyak dialami oleh populasi usia produktif,” imbuhnya.

Lantas, apa saja gejala penyakit gagal jantung?

Dikatakan dr. Nauli, awalnya, mungkin gejala dari penyakit gagal jantung belum dapat terlalu dirasakan. Untuk sementara, jantung dan tubuh bisa mengatasi penyakit gagal jantung dengan bekerja ekstra agar tetap bisa mempertahankan fungsinya memompa lebih cepat dan memompa lebih banyak darah dengan kecepatannya. Hal ini kata dia disebut kompensasi.

Seiring dengan hal itu, kata dr. Nauli, overaktivitas dari sistem tubuh akan menyebabkan fase dekompensasi yang ditandai dengan perburukan gejala. Pada tahap awal, lanjut dia, tubuh mungkin akan merasa mudah lelah, lemah, kehabisan napas saat melakukan aktivitas sehari-hari.

“Kemudian, jantung terasa berdebar lebih kencang atau berdebar-debar. Nah, saat penyakit gagal jantung bertambah parah, cairan mulai terakumulasi di paru-paru dan di bagian tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan merasa sesak napas yang semakin berat meski saat istirahat, penumpukan cairan, terutama di kaki, bagian pergelangan kaki, lalu penderita akan mengalami batuk atau sesak napas, terutama saat berbaring, dan biasanya dia lebih nyaman tidur dengan bantal tinggi. Kemudian, penderita pun kerap buang air kecil lebih banyak di malam hari, dan erut terasa begah atau cepat kenyang,” papar dr. Nauli.

Artikel Pilihan