Pasangan lansia ilustrasi (Unsplash/Esther Ann)
Mungkin saja istrilah puber kedua sudah sangat biasa kamu dengar. Hal ini bisa terjadi pada pria maupun wanita yang menyentuh umur 40 keatas. Biasanya, pada puber kedua ini mereka mulai merasakan jatuh cinta kembali seperti dahulu saat masih muda.
Tak jarang kondisi ini seringkali dikaitkan dengan kemungkinan perselingkuhan yang dihadapi seseorang yang mungkin sudah memiliki pasangan hidup.
Lantas apakah puber kedua benar-benar ada? Menurut seksolog Zoya Amirin, puber kedua biasanya dialami oleh orang berusia 40-45 yang sedang berada di puncak karier sehingga membutuhkan perhatian lebih. Namun menurutnya di dunia medis puber kedua tak berlaku.
"Puber kedua itu merupakan fenomena psikologis, di dunia medis nggak ada. Ketika sedang ada di puncak karier maka ego seseorang akan meningkat. Sayangnya ego tinggi tak dibarengi dengan kemampuan seksual yang baik dengan pasangannya, akhirnya mencari sandaran hati yang lain," ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk menyikapi fenomena puber kedua ini, Zoya menyarankan para pasangan untuk menjaga komunikasi yang baik. Keterbukaan penting terutama untuk mengetahui tingkat kebutuhan seksual pasangan agar bisa saling memenuhi dan tercipta keharmonisan.
"Komunikasi penting. Jadi ekspresikan saja secara jujur kepada pasangan keinginan seksualnya seperti apa. Dan katakan juga apa yang kita mau. Harus sama-sama memuaskan satu sama lain," imbuhnya.
Seperti diketahui, hubungan seksual pasangan seringkali dikaitkan dengan keharmonisan rumah tangga yang dijalani. Jika ada masalah dalam kehidupan seksual, sebaiknya segera konsultasikan ke ahlinya.
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.