Menu

Viral Ibu Butuh Ganja Medis, Berikut Soal Cerebral Palsy Penyakit Sang Anak yang Mesti Moms Ketahui

27 Juni 2022 14:09 WIB

Andien Aisyah bertemu ibu yang butuh ganja medis untuk sang anak penderita cerebral palsy (Twitter/@andienaisyah)

HerStory, Medan —

Belum lama ini viral seorang ibu membawa tulisan ‘Tolong anakku butuh ganja medis’. Usai Andien Aisyah mengunggah foto bersama sang ibu serta anaknya saat menghadiri Car Free Day (CFD), Minggu (26/6/2022).

“Tadi di CFD ketemu seorang Ibu yang lagi bareng anaknya (sepertinya ABK) bawa poster yang menurutku berani banget, pas aku deketin beliau nangis,” tulis Andien melalui akun twitter pribadinya.

“Ternyata namanya Ibu Santi. Anaknya, Pika mengidap cerebral palsy. Kondisi kelainan otak yang sulit diobati, dan treatment yang paling efektifnya pake terapi minyak biji ganja/CBD oil,” sambungnya dalam cuitan lainnya.

Secara medis diungkapkan tanaman ganja memiliki kegunaan signifikan yang gak dapat diberikan oleh obat-obatan lainnya. Dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh David Nutt, dijelaskan bahwa pasien anak yang mengonsumsi ganja mengalami pengurangan frekuensi kejang sampai 80 persen.

Negara tetangga Indonesia, Thailand, sudah mulai mengizinkan penggunaan ganja untuk pengobatan.

Dalam Undang-Undang yang disahkan pada 2019 ini, perusahaan swasta dan pasien dapat mendaftar untuk menerima sertifikat yang dikeluarkan pemerintah, sehingga memungkinkan mereka mendapatkan ganja untuk tujuan medis secara legal.

Pelancong internasional dapat membeli lisensi untuk impor dan ekspor ganja medis mereka, hanya pasien dengan sertifikat ganja medis atau resep dokter, dan perusahaan swasta, seperti industri pertanian, yang boleh memiliki tanaman tersebut.

Cerebral palsy adalah salah satu kondisi medis yang diperbolehkan oleh Pemerintah Thailand bagi warganya untuk mengakses ganja medis.

Apa itu cerebral palsy?

Melansir laman Mayo Clinic, cerebral palsy adalah gangguan yang memengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur tubuh. Biasanya, kondisi ini disebabkan kerusakan otak yang belum siap untuk berkembang saat bayi belum lahir.

Kondisi cerebral palsy ini juga bisa menyebabkan seseorang mengalami cacat, epilepsi, bahkan kebutaan hingga tuli. Gejala yang timbul pada cerebral palsy beragam. 

Hal ini karena kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang berbeda pada setiap orang. Namun, biasanya terdapat gejala umum yang muncul, di antaranya sebagai berikut.

Gejala pada bagian gerak tubuh

  1. Adanya gangguan gerakan (otot yang kaku dan refleks yang berlebih).

  2. Kurangnya keseimbangan dan koordinasi pada otot.

  3. Mengalami tremor dan gerakan secara tidak sadar secara tersentak-sentak.

  4. Suka menggeliat.

  5. Seringnya menggerakan hanya sebelah sisi bagian tubuh.

  6. Kesulitan untuk berjalan, beberapa biasanya merangkat atau mengesot.

  7. Kesulitan dengan keterampilan motorik halus, seperti mengancingkan pakaian atau mengambil peralatan.

Gangguan bicara dan makan

  1. Keterlambatan dalam perkembangan bicara.

  2. Kesulitan berbicara.

  3. Penderita mengalami kesulita mengisap dan mengunyah saat makan.

  4. Air liur yang berlebihan.

Perkembangan

  1. Keterlambatan dalam keterampilan motorik, baik duduk ataupun merangkat.

  2. Kesulitan dalam belajar berbagai hal.

  3. Mengalami cacat intelektual (kecerdasan berpikir).

  4. Tubuh yang lebih kecil dibandingkan anak pada umumnya,

Masalah lainnya

  1. Kejang (epilepsi).

  2. Kesulitan mendengar.

  3. Masalah pengelihatan dan gerakan mata yang tidak abnormal.

  4. Sensasi nyeri saat disentuh.

  5. Masalah kandung kemih dan usus, termasuk sembelit dan inkontinensia urin.

  6. Kondisi kesehatan mental, seperti gangguan emosional dan masalah perilaku.

Cerebral palsy pada umumnya disebabkan karena perkembangan otak yang tidak normal. Namun biasanya, hal ini terjadi sebelum bayi lahir. Penyebab cerebral palsy ini dapat disebabkan beberapa hal seperti berikut.

  1. Mutasi gen yang mengakibatkan kelainan genetik atau perbedaan perkembangan otak.

  2. Infeksi ibu yang memengaruhi janin yang sedang berkembang.

  3. Stroke janin, gangguan suplai darah ke otak yang sedang berkembang.

  4. Pendarahan otak di dalam lahir atau saat melahirkan.

  5. Infeksi bayi yang menyebabkan peradangan di dalam atau sekitar otak.

  6. Adanya cedera kepala yang parah.

  7. Kurangnya oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.

Untuk mengobati cerebral palsy dapat melakukan berbagai hal yaitu mengonsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter. Biasanya dokter akan memberikan suntikan untuk menginjeksi otot dan saraf.

Tidak hanya itu, dokter juga biasanya memberikan beberapa obat-obatan lain tergantung dengan gejala yang dialami penderita.

Untuk penderita cerebral palsy juga bisa menggunakan terapi dalam proses pengobatannya. Terapi fisik dapat membantu melatih kekuatan, kelenturan, keseimbangan, perkembangan motorik, dan mobilitas penderita.

Terapi berbicara juga bisa berguna untuk melatih kemampuan komunikasi penderita cerebral palsy. Jika mengalami kesulitan, bisa juga melatih kemampuan bahasa isyarat agar penderita bisa berkomunikasi.

Lihat Sumber Artikel di Suara.com

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Artikel Pilihan