Menu

Anak Tantrum dan Terus Nangis? Jangan Dipaksa Berhenti Moms, Yuk Mulai Lakukan Cara Ini!

11 Juli 2022 14:25 WIB

Ilustrasi menghadapi tantrum pada anak (Shutterstock/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Tentu saja saat mendengar anak merengek dan menangis apalagi sedang tantrum bisa membuat frustasi. Pada saat seperti ini, Moms pasti biasanya memaksa anak untuk berhenti, kan? Ternyata cara ini salah lho Moms!

Menangis adalah alat komunikasi yang vital bagi anak-anak. Mereka menangis karena terluka, marah, frustrasi, sedih, tak sehat, atau lelah. Sering kali pula menangis adalah satu-satunya cara yang mereka tahu untuk mengekspresikan perasaan ini. Ini juga melatih keterampilan sosial-emosional anak.

Memberitahu anak untuk berhenti menangis akan membatasi apa yang dia pikir bisa diungkapkan.

Menurut Psychology Today, memaksa atau terus-menerus meminta anak untuk berhenti menangis, itu sama saja dengan menekan emosi mereka.

Secara tak sadar, Moms dan Ayah telah mengirim pesan bahwa perasaan mereka tak penting, tak valid, konyol, dan menyebalkan.

Pada akhirnya, anak akan merasa bahwa dirinya tak boleh mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Apabila hal ini dilakukan terus menerus, anak akan merasa bahwa dirinya tak boleh merasakan apapun.

Tentu saja, ini berbahaya. Kondisi ini bisa terbawa hingga dewasa, dan berpotensi mengganggu kesehatan mental. 

DR. Adi W. Gunawan CCH mengatakan bahwa anak bisa menjadi gagap karena Moms atau Ayah memaksanya atau bahkan mengancamnya untuk berhenti menangis. 

"Ketika anak nangis sesenggukan dan langsung disuruh berhenti oleh orang tuanya apalagi dengan ancaman, kan tangisnya langsung tertahan. Itu lama-lama bisa memengaruhi anak dan dia jadi gagap nantinya," ujar Adi, Senin (4/7/2022). 

Melarang anak menunjukkan emosinya akan terbawa hingga mereka dewasa. Pada waktunya nanti, mereka bisa saja meyakini bahwa mereka tak boleh mengekspresikan perasaannya. Padahal, menahan emosi dapat mengganggu kesehatan mental.

Jika ingin anak belajar bagaimana mengatur emosi, maka Moms tak dapat boleh melarang ketika mereka mencoba mengekspresikannya lewat menangis. 

Percayalah, suatu hari anak akan tahu bagaimana menangani perasaannya dan mengekspresikannya pada waktu yang dianggap 'pantas' oleh orang dewasa.

Alih-alih melarang, membentak, atau mengancam, Moms dan Ayah harus mendukung pengembangan regulasi emosinya dengan empati dan pengertian. 

Daripada "berhenti menangis", cobalah mengatakan hal berikut ini : 

  1. Tak apa-apak kok untuk bersedih. 
  2. Ini pasti sangat sulit untukmu. 
  3. Ibu ada untukmu. 
  4. Coba ceritakan, ada apa/apa yang membuatmu sedih.
  5. Itu pasti sangat menakutkan/mengecewakan/menyedihkan dll.
  6. Ibu akan membantumu untuk menyelesaikannya
  7. Kamu butuh waktu untuk sendiri. Tapi ingat, Ibu ada di sini. Ibu akan selalu berada di dekatmu, dan carilah bila kamu sudah siap.

Artikel Pilihan