Beauty, tak bisa dipungkiri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi penopang utama perekonomian nasional. Faktanya, lebih dari separuh UMKM ini dimiliki oleh kaum hawa. Bahkan di tengah pandemi, minat para srikandi untuk mulai menekuni UMKM pun semakin meningkat.

Nah, melihat banyaknya pelaku bisnis yang sukses dimotori wanita ini, pun melecutkan hasrat beberapa wanita lainnya untuk mengikuti jejak serupa. Lalu langkah apa saja yang harus disiapkan oleh calon pengusaha wanita untuk mulai menggeluti dunia usaha?

Terkait hal itu, Chaiwoman Womenpreneurs Indonesia Networks (WIN), Diah Yusuf, pun juga memaparkan tips bagi para wanita Indonesia yang ingin memulai kiprahnya menjadi womenpreneur.

Menurutnya, setidaknya ada beberapa hal penting yang harus dilakukan. Dan yang paling pertama yang harus disiapkan itu adalah meriset pasar atau market.

Kata Diah Yusuf, melakukan riset pasar saat memulai usaha merupakan langkah awal dan penting karena bisnis itu terbentuk oleh pasar, dan produk atau layanan akan ditawarkan kepada pembeli atau konsumen. Oleh karena itu, riset terhadap pasar dibutuhkan sebelum melakukan bisnis untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pasar.

“Kalau kita mau bisnis, yang pertama kita siapkan itu harus riset market. Sebenernya market itu perlu apa sih, dan apa yang bisa kita berikan kepada mereka. Kita memberikan solusi jadinya. Karena banyak penelitian, ketika market itu tak perlu barang kita, maka usaha kita gak akan ada yang beli,” tutur Diah Yusuf, saat ditemui HerStory di sela acara Womenpreneurs Gathering bersama G100, yang digelar di Philip Kotler Theatre, MarkPlus Institute, Jakarta, belum lama ini.

“Makanya banyak temen-temen yang ngeluh susah memasarkan. Pas kita tanyakan, ‘Kamu bikin produk ini buat siapa, untuk menyelesaikan masalah siapa?’. Mereka jawab, ‘Yah saya bisanya cuma ini’. Nah, jadi jangan tergantung pada bisanya apa, tapi justru lihat market-nya ada apa enggak. Nah itu kan perlu riset, jangan ujug-ujug. Misalnya “Oke ketemu (ide bisnis) satu. Kita riset dulu, misal mau usaha baju tidur. Bahannya apa, beli di mana. Jadi jangan bikin baju dulu. Jadi dari ide bisnis itu kemudian kita definisikan, kemudian kita bikin namanya MVP. Itu untuk tes pasar ya,” sambung Diah Yusuf.

Selanjutnya, setelah melakukan riset, lanjut Diah Yusuf, maka yang harus dilakukan adalah melakukan tes market. Menurutnya, hal tersebut adalah bagian dari usaha itu sendiri.

“Nah setelah siap, baru nanti ada feedback dari market setelah kita tes, seperti apa. Selanjutnya, baru kita luncurkan. Jadi tahapannya dari ide, launch produk, lalu kita manage, kemudian grow. Jadi ada 4 hal itu sih menurut saya yang penting,” tutur Diah Yusuf.

Lebih lanjut, Diah Yusuf juga bilang, wanita pun memiliki potensi yang besar untuk berbisnis, karenanya untuk mewujudkannya diperlukan lingkungan yang kondusif dan kolaborasi yang baik dengan supporting system.

Womenpreneur sendiri, kata dia, adalah wanita yang memikirkan bisnisnya secara enterprise, dia yang memulai bisnisnya sendiri, mampu mengorganisasi bisnisnya, mampu mengombinasikan faktor-faktor dari produksi, tahu apa saja risiko bisnisnya, dan harus bisa menangani bisnisnya saat kondisi ekonomi menurun.

“Intinya, wanita ini yang harus paham betul bahwa proses bisnis itu bukan “wah aku punya produk, trus aku jual laku”. Bukan begitu. Apalagi sekarang banyak saingan. Orang sekarang berlomba-lomba ingin jadi entrepreneur, apalagi pandemi kemarin kan banyak yang gak bekerja lagi, dll. Jadi ketika kita sudah memilih jalan bisnis, maka harus sungguh-sungguh, ketangguhannya seperti apa, karena bukan orang Indonesia lho saingan kita sekarang ini, tapi dari luar negeri juga. Nah, WIN sendiri mencoba memberikan kesadaran lah tentang hal-hal seperti itu,” tuntasnya.

Nah, semoga tipsnya menginspirasimu, ya Beauty!