Menu

Pakar: Meski Tak Berbahaya, Alergi Bisa Pengaruhi Kualitas Hidup, Jangan Disepelekan!

13 Juli 2022 05:58 WIB

Ilustrasi anak terkena alergi (Freepik/Gpointstudio)

HerStory, Bogor —

Beauty, apakah kamu salah satu orang yang kerap mengalami bersin-bersin, hidung meler, hingga mata berair secara terus-terusan? Jika ya, bisa jadi kamu mengidap alergi, lho.

Menurut Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati, selaku ahli farmasi mengatakan, alergi merupakan bentuk reaksi dari hipersentivitas. Di mana, sistem imun menjadi lebih sensitif terhadap suatu paparan jika dibandingkan dengan orang lain.

“Pemicu alergi atau biasa disebut dengan alergen, bermacam-macam. Mulai dari debu, makanan, serbuk sari, dan bahkan cuaca,” tutur Prof. Zullies, saat acara Claritin Media Launch, yang digelar secara virtual, Selasa (12/7/2022).

Prof. Zullies mengungkapan, di Indonesia sendiri terdapat dua jenis alergi yang paling sering dialami oleh masyarakat, di antaranya pilek alergi (rhinitis) dan gatal alergi (urtikaria). Nah, prevalensi kedua jenis alergi tersebut, lebih besar dibandingkan dengan jenis alergi yang lainnya.

"Prevalensi pilek alergi di Indonesia sekitar 53 persen dan pilek alergi bisa terjadi pada semua usia," kata Prof. Zullies.

Sedangkan gatal alergi, berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan di Palembang tahun 2007, jenis alergi ini terjadi pada remaja usia 14-19 tahun.

"Mengalami alergi gatal 42,7%, sebanyak 15-20% orang pernah mengalami gatal-gatal dalam hidupnya.Nah, gatal alergi umumnya ditandai dengan munculnya ruam atau flare, yang disertai dengan bentol, gatal, dan panas,” paparnya.

Lebih lanjut Prof. Zullies mengatakan bahwa meski tak berbahaya dan tidak berdampak sampai mematikan. Tapi, beberapa kondisi alergi bisa bersifat berat seperti syok anafilaktik atau reaksi alergi yang berat.

“Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis hingga penyempitan saluran pernapasan. Jadi sebetulnya mungkin berbahaya, tapi sampai mematikan mungkin tidak," kata Prof Zullies.

"Mungkin yang tadi disampaikan, mungkin ada beberapa alergi yang memang sifatnya berat, seperti syok anafilaktik. Tapi, yang ringan pun kalau dibiarkan begitu saja bisa mengganggu kualitas hidup karena kita. Jadi saya kira itu yang membuat alergi itu ditangani walaupun gejalanya ringan tetap harus diatasi supaya meningkatkan kualitas hidup tadi," sambungnya.

Prof. Zullies juga mengatakan, kondisi tidak nyaman yang bisa diderita seseorang diantaranya terganggunya tidur sehingga mengakibatkan kelelahan di siang hari.Lalu menyebabkan gangguan belajar, penurunan fungsi kognitif, penurunan kinerja kerja, hingga produktivitas jangka panjang.

“Jadi, meski alergi itu bukan penyakit mematikan, tetapi sangat mengganggu kualitas hidup. Sangat-sangat mengganggu aktivitas sehari-hari kita," tutur Zullies.

“Jadi perlu diingat, reaksi alergi itu adalah sesuatu yang tidak normal dan harus segera ditangani karena bisa menimbulkan reaksi alergi berkepanjangan, dan tentunya itu akan membuat penderinta sangat tidak nyaman,” pungkasnya.

Artikel Pilihan