Ilustrasi orang tua yang sedang memuji anaknya. (Freepik)
Moms, setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya merasa baik tentang diri mereka sendiri, karena sejatinya kepercayaan diri mengarah pada kesuksesan di semua bidang kehidupan.
Namun, beberapa orang tua gagal mengembangkan moral anak-anaknya sendiri. Alih-alih mendukung dan mencoba membuat anak-anaknya belajar dari kesalahan, mereka malah mengecilkan hati anak-anaknya. Karena itu, orang tua harus melatih kritik yang membangun agar anak tidak kehilangan minat atau kreativitas.
Dikutip dari Times of India, berikut adalah daftar kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua yang menyebabkan hilangnya kepercayaan diri anak mereka. Apa saja?
Tak sedikit orang tua yang berpikir bahwa anak-anaknya sangat tak dewasa untuk menghadapi tantangan dan bertanggung jawab. Akibatnya, saat si anak membuat kesalahan, orang tua pun menghakimi.
Sebaiknya, aiarkan anak mengeksplorasi bakat mereka dari tahap awal kehidupan sehingga dunia luar tak tampak mengejutkan mereka. Asuhan orang tua harus sedemikian rupa sehingga anak-anak tak ragu-ragu untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Bahkan jika anak-anak akan melakukan kegiatan rumah tangga kecil, mereka akan mengalami peningkatan harga diri mereka. Baik itu membantu mencuci pakaian atau membuang sampah, kegiatan ini akan membuat mereka merasa puas dan percaya diri.
Orang tua yang protektif selalu berusaha untuk ikut campur dalam keputusan anak mereka. Meskipun baik untuk selalu membimbing anak-anak dan mencegah mereka dari memilih jalan yang salah, mencoba untuk mengambil hidup anak di bawah kendalimu itu salah, Moms.
Jadi, biarkan mereka membuat pilihan mereka sendiri dan melakukan apa yang mereka suka, bahkan jika mereka telah membuat beberapa keputusan yang menurutmu salah, biarkan anak-anak mengambil pelajaran dari mereka. Ingat, kesalahan adalah guru terbesar. Ini akan membuat anak-anak merasa berani sehingga meningkatkan moral mereka.
Perkembangan emosi merupakan aspek yang sangat penting karena manusia mengalami pusaran emosi dalam hidupnya. Jadi, biarkan anak-anak menjadi diri sendiri dan menyalurkan emosi mereka dengan cara yang benar. Memiliki proses berpikir yang praktis dan positif dapat mewujudkannya.
Bantu anak-anak menemukan titik terlemah mereka sehingga mereka dapat mengatasinya dan menjadi individu yang percaya diri dan kuat di masa depan.
Hindari menggunakan pernyataan seperti “kita gak mampu membeli/membayar ini karena memiliki latar belakang yang buruk” atau “kita tak dapat bersukacita seperti kelaurga lain karena kita punya masalah keuangan”.
Ini akan mengembangkan mentalitas anak dan akan menuntunnya untuk mencari alasan untuk peluang baru. Anak-anak juga akan mulai mengalami ketidakberdayaan karena kurang beruntung dibandingkan orang lain.
Dorong anak untuk melakukan tindakan konstruktif seperti bergabung dengan tim sepak bola di sekolah. Ini akan mencegah anak tenggelam dalam rasa mengasihani diri sendiri yang dapat bertindak sebagai rintangan terbesar dalam membangun kepercayaan diri.
Cobalah memoles anak menjadi orang yang lebih baik dengan mempraktikkan regulasi. Beberapa orang tua menggunakan hukuman sebagai metode untuk membawa perbaikan pada anak-anak mereka.
Hukuman akan membuat mereka memberontak yang mengarah pada konsekuensi yang merugikan. Buat anak-anak memahami perspektifmu dengan kesabaran dan cinta. Ini dapat membantu anak dalam menemukan solusi dengan mudah yang akan menghasilkan kesuksesan yang lebih besar dalam hidup.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!