Menu

Virus Baru Kembali Muncul, Mulai Kenali Tanda dan Gejala Virus Langya Moms!

16 Agustus 2022 15:00 WIB

Ilustrasi demam (Freepik.com/prostooleh)

HerStory, Medan —

Meski saat ini pandemi Covid-19 masih melanda sejumlah negara di dunia, kini terdapat virus baru yang harus segera diwaspadai. Virus ini pun disebut dengan virus Langya atau LayV. Para peneliti juga telah memberi peringatan seputar virus ini.

Virus ini pertama kali ditemukan di kota Qingdao, provinsi Shandong. Ditemukan bahwa petani berumur 53 tahun meminta perawatan setelah mengalami gejala demam, sakit kepala, mual dan batuk.

Petani tersebut diketahui melakukan kontak dengan hewan dalam sebulan terakhir. Karena itu, ia didaftarkan dalam pemeriksaan tambahan yang berfokus pada mengidentifikasi penyakit zoonosis.

Masuk dalam golongan Henipavirus

Setelah diteliti lebih lanjut, virus Langya atau LayV diketahui masuk dalam kelompok Henipavirus, yang merupakan satu kelompok dengan virus Hendra dan Nipah yang telah ditemukan pada 2018 silam.

Henipavirus disebut sering menyebabkan penyakit parah dan fatal pada manusia. Penyakit akibat virus Nipah, beberapa kali pernah mendapatkan perhatian khusus dari para ahli dan diperkirakan penyebarannya bisa lebih meluas.

Sementara penyakit akibat virus Hendra pertama kali dilaporkan terjadi di Australia, dimana ditemukan kasus pada kuda dan manusia. Angka kematian akibat virus tersebut dilaporkan cukup tinggi.

Virus Langya ditularkan lewat hewan

Virus Langya yang telah menginfeksi 35 orang di China, disebutkan menular dari hewan ke manusia. Hal itu serupa dengan virus Nipah dan Hendra yang bersifat zoonosis.

Menurut para ahli, kemungkinan virus Langya ditularkan melalui hewan, termasuk tikus. Meski begitu, sejauh ini belum ditemukan bukti adanya penularan virus Langya antar manusia.

Gejala penyakit akibat virus Langya

Seperti setelah diulas sedikit di atas, gejala yang muncul pada orang yang terinfeksi virus Langya adalah demam, adan lemah, batuk, hilang nafsu makan dan nyeri otot.

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine disebutkan, bahwa sebanyak 35 persen orang yang terinfeksi virus Langya memiliki gangguan fungsi hati, 8 persen berpengaruh pada fungsi ginjal.

Belum ada vaksin untuk Virus Langya

Meski sudah bisa diidentifikasi keberadaannya, hingga kini belum ada vaksin untuk melawan ataupun melindungi orang dari virus Langya maupun Henipavirus.

Hingga kini, satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan kepada pasien yang terinfeksi adalah perawatan yang suportif guna menyembuhkan gejalanya.

Artikel Pilihan