Menu

Jadi Generasi Paling Melek Teknologi, Psikolog Ungkap Tantangan Mendidik 'Anak Alpha', Wajib Tahu Banget Nih Moms!

21 September 2022 06:35 WIB

Ilustrasi anak sedang makan sambil menatap layar gadget (Freepik/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Moms, apakah anakmu termasuk generasi alpha? Ya, anak generasi alpha adalah mereka yang lahir mulai tahun 2010 hingga sekarang. Mereka disebut-sebut sebagai generasi paling pintar, lho Moms.

Generasi alpha dapat dikatakan sebagai generasi yang paling akrab dengan kecanggihan teknologi. Di usia yang masih sangat dini, mereka sudah mengenal gawai, ponsel pintar, dan berbagai kecanggihan teknologi lainnya.

Tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua membesarkan generasi alpha. Tak mudah memang membesarkan si kritis yang sangat tertarik dengan teknologi dan gawai ini. Dan menurut Samanta Elsener, M.Psi, selaku Psikolog Anak, setidaknya ada beberapa tantangan yang harus dihadapi orangtua dari anak alpha ini, Moms. Apa saja?

"Umumnya, keunggulan generasi alpha ini melek teknologi, mudah menyelesaikan masalah. Namun sayangnya, mereka lebih suka sendiri, dan kurang melakukan aktivitas fisik," tutur Samanta, saat menjadi narasumber di acara peluncuran susu formula Bistime, di Thamrin Nine, Jakarta, Rabu (20/9/2022).

Lebih jauh, Samanta menuturkan bahwa permasalahan yang paling sering ditemui pada anak-anak generasi alpha pun beragam. Yakni, seperti kurang fokus, kerap kecanduan gadget, dan kurang keterampilan sosial.

Karenanya, Samanta pun mengimbau para orang tua, terutama Moms yang memiliki anak generasi alpha untuk lebih terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru dan tak berpatokan pada pola pikir lama. 

"Cobalah untuk beradaptasi dan biasakan diri dengan dunia maya. Selain pola asuh yang tepat, juga diperlukan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembangnya dapat optimal," kata Samanta.

Samanta juga menyarankan orang tua untuk selalu mendampingi anak untuk bisa menerima setiap hal yang dirasakannya adalah sebuah kewajaran.

Gak cuma itu, kata Samanta, orang tua pun harus hadir sepenuhnya mendampingi anak khususnya dalam perkembangan emosi anak, membangun kemampuan kepemimpinan anak-anak dengan mendorong mereka untuk tetap ingin tahu tentang dunia mereka. 

"Mereka itu kan karena terlalu tech savvy jadinya kadang kurang bisa memahami atau terkoneksi dengan dirinya sendiri. Jadi orangtua harus bisa membantu biar anak bisa paham perasaan nyaman, senang, kuatir, cemburu. Ajarkan anak menerima apa yang dia rasakan, agar anak tak tumbuh sehat secara fisik dan kecerdasan tapi juga mentalnya bertumbuh," papar Samanta.

"Mereka harus didorong untuk mengajukan pertanyaan, menjelajahi dunia, mengidentifikasi masalah, dan menciptakan solusi. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah tetap dengan aktif bermain secara fisik. Semakin baik melakukannya, semakin baik si kecil juga beradaptasi dengan teknologi, sehingga generasi alpha mampu beradaptasi menjadi Advanced Generation," tandas Samanta.