Menu

Selain Minyak Goreng, Ini 3 Bahan Dapur yang Harus Turun Harga Demi Pemenuhan Gizi! Moms Setuju?!

21 September 2022 10:25 WIB

Illustrasi Ibu-ibu Sedang Memasak Tanpa Minyak (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Kini, harga minyak memang tak lagi semahal seperti saat minyak sangat langka. Bapak Lutfi selaku Menteri Perdagangan ternyata sudah berhasil menyimpulkan senyuman di wajah ibu-ibu karena menurunkan harga minyak menjadi Rp. 14 ribu perliternya. Hal ini pun cukup membantu biaya hidup setelah sekian lama kelimpungan karena minyak yang langka dan kian mahal. Sontak saja para ibu langsung menyerbu supermarket terdekat untuk memborong minyak demi menyajikan masakan lezat untuk keluarganya. 

Penurunan harga ini merupakan langkah yang sangat tepat dilakukan oleh Pak Lufi. Mengingat kondisi sedang pandemi, banyak orang yang kesusahan, dan menyeimbangkan bahan dapur lainnya yang mulai naik harga. Minyak goreng pastinya menjadi bahan utama untuk memasak di setiap dapur rumah, dan penurunan harga ini akan sangat baik dalam pemenuhan gizi keluarga di rumah. Bonusnya, Pak Lutfi akan mendapat popularitas yang lumayan di mata ibu-ibu.

Respon masyarakat yang mengarah kepada syukur tentu saja sangat baik sekali dalam mencitrakan pemerintah yang baik hati dan memperhatikan rakyatnya. Namun selain minyak, masih banyak bahan dapur lain yang agaknya harga perlu diturunkan juga. Inilah tiga bahan dapur yang bisa dipertimbangkan untuk diturunkan juga ditilik dari Yoursay.id.

1. Telur

Pada akhir tahun 2021, telur mengalami kenaikan yang lumayan tinggi. Terakhir kali saya beli harga telur di bulan Desember adalah Rp55.000. Sedangkan di Januari, harga telur yang saya beli adalah Rp49.000. Akhirnya telur mengalami sedikit penurunan harga, meskipun itu sudah normalnya.

Menurut saya, tak ada salahnya harga telur diturunkan sedikit. Populasi peternak ayam saya yakin ada banyak-banyak-banyak banget di penjuru negeri. Cuma terkadang mereka masih kekurangan fasilitas dan perhatian. Seperti yang kita tahu, telur adalah bahan dapur yang sangat serbaguna dengan gizi tinggi. Diturunkan sedikit mungkin bukan masalah besar. Misalnya harga sekarpet telur cukup Rp35.000 saja. Mantap bukan Moms?

2. Beras

Berita menunjukkan bahwa pada Februari 2022, harga beras diperkirakan akan mengalami lonjakan yang lumayan. Maka masyarakat harus bersiap segera menghadapinya. Hal ini kemungkinan akan menuai pro kontra dari masyarakat, namun tentu saja itu ada pertimbangannya.

Nah, setelah kenaikan itu, maka ada baiknya harga beras diturunkan biar masyarakat senang. Ya memang sih, harga beras itu beda-beda. Tapi mari kita ambil patokan sembilan ribu per kilo beras. Mungkin bisa diturunkan menjadi tujuh atau enam ribu per kilo. Atau boleh juga enam ribu lima ratus dan tujuh ribu lima ratus.

3. Seafood

Jika ada bahan dapur yang disukai masyarakat namun tak disukai pula, maka jawabannya adalah seafood. Mengapa begitu? Karena ada banyak masyarakat yang memiliki alergi terhadap seafood. Entah itu dari aromanya, tekstur dagingnya, dan bentuknya. Tak usah jauh-jauh, ambil contoh ikan.

Ikan adalah jenis protein yang kalau diolah jadi apapun akan menghasilkan rasa yang nikmat, tapi kenyataannya tak semua orang menyukai ikan. Bahkan alergi. Atau cumi dan udang. Selain faktor alergi, harga seafood juga lumayan mahal.

Tergantung pada jenisnya. Ikan nila mungkin lebih murah dari ayam, tapi ikan kerapu atau tuna lebih mahal dari ayam. Karena itu nggak ada salahnya pemerintah juga menurunkan harga seafood. Lautan kita kan produktif dan banyak, jadi ya bisa saja untuk menurunkan harga seafood.

Bahan dapur umumnya memiliki harga yang selalu naik turun. Menurunkan salah satunya yaitu minyak, akan sangat memberikan efek positif kepada masyarakat khususnya kaum ibu-ibu yang setiap harinya mungkin selalu berada di dapur untuk masak. Saat artikel ini dimuat, mungkin saja Moms sedang mengantri minyak! Silahkan dilanjutkan Moms!