Menu

Moms Jangan Sepelekan, Ini yang Harus Moms Ketahui saat Anak Orgasme

23 September 2022 23:30 WIB

Illustrasi Orangtua Ajari Anak Minta Maaf (Freepik/Edited by HerStory)

HerStory, Bandung —

Kini terdapat fenomena di mana banyak anak-anak yang sering memainkan alat kelaminnya hingga mengalami orgasme. Hal ini tentu membuat Moms kaget dan bingung. Lalu, apa yang harus dilakukan saat anak alami orgasme? Yuk, simak artikel berikut ini!

Dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Dhini Nasution dari Universitas Indonesia, diketahui perkembangan seksualitas manusia dimulai sejak lahir. Saat usia 0-2 tahun anak mulai muncul rasa penasaran mengenai tubuh termasuk alat kelamin.

Anak mulai menyentuh alat kelamin, termasuk masturbasi di depan umum dan saat anak sendiri. Selain itu, anak juga tidak merasa malu saat tidak memakai baju atau saat melihat orang telanjang.

Kemudian, pada usia 2-5 tahun, tanpa disadari anak akan sesekali masturbasi sebagai perilaku menenangkan bukan untuk kenikmatan seksual. Anak pun akan mulai bermain eksplorasi dengan teman sebaya. Seperti bermain rumah-rumahan atau dokter-dokteran.

Tak hanya itu, mereka juga mulai penasaran terhadap tubuh orang dewasa, sehingga selalu ingin masuk ke dalam kamar mandi bersama orang tua atau menyentuh payudara.

Namun, apakah hal ini merupakan perilaku yang wajar? Jawabannya adalah tentu ini adalah hal yang wajar.

Perilaku tersebut adalah perilaku perkembangan seksual anak yang sehat dan akan terus berkembang sesuai dengan usianya. Penting untuk orang tua mengetahui hal ini, agar bisa terus memantau perkembangan dan menjaga kesehatan seksual anak.

Sehingga jika anak bingung dengan perilakunya, orang tua bisa menjadi sumber informasi utama untuk menjawab kebingungannya, bukan dari orang lain atau internet.

Selain itu, menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, menjelaskan anak mudah terpengaruh untuk melakukan perilaku menyimpang.

Jika Moms tak memberikan pendidikan tentang seks yang seusia dan benar, anak cenderung memiliki persepsi yang salah tentang seksualitas.

Informasi yang lebih mendalam bisa diberikan seiring dengan perkembangan kognitif dan perilaku seksual anak. Hal ini bukan hanya menjadi tugas orang tua. Para pendidik di sekolah pun mempunyai peran yang cukup penting untuk memberikan pendidikan seksualitas ini.