Menu

Marah Videonya Dikomentari Awkarin, Denise Chariesta: Lo Bukan Artis, Say!

24 Oktober 2020 11:00 WIB

Denise Chariesta (Instagram/fleurdedc)

HerStory, Jakarta —

Denise Chariesta masih belum merasa puas karena sudah masuk TV berkat TikTok viralnya.

Denise yang viral karena tempat nongkrongnya di Mal Mewah ini mengangkat bendera perang kepada selebgram Awkarin.

Waduh, waduh, makin ramai saja, ya, dunia maya karena ulah lucu dari para influencernya.

Kronologi

Video-video dari Denise sudah banyak dijadikan meme di mana-mana dan makin viral. Salah satu video TikTok Denise yang wajahnya disamakan dengan peniti oleh netizen sampai ke beranda akun Karin Novilda. Karin merespon video tersebut dan ikut mengunggah dengan caption "wkwkwkwkwk bazingan" tanpa maksud untuk meledek.

Tapi rupanya, Denise enggak terima dan membalas Karin dengan video barunya sambil marah-marah, karena menurutnya Karin enggak pantes untuk ikut mengomentari videonya.

Padahal banyak juga akun-akun kecil yang mengomentari video Denise tapi enggak Danise gubris ya?

Mungkin kalau harus merespon satu persatu, nanti ia kelelahan.

"Buat ni orang (Karin) lo kira lu siapa post foto gue sama bunga gue. Lu bukan artis say. Gak usah ikut-ikutan nge-post foto gue. Jaga tuh mulut, minggir lu!" Kata Danise lewat video TikTok (23/10).

Karin yang sudah lebih dikenal publik terlebih dahulu, mendapat pembelaan dari netizen.

"Buset, Awkarin dilawan," ujar salah satu netizen dalam komentar video Denise.

Reaksi Karin

Video marah-marah Denise di TikTok sampai ke Instagram Karin. 

Respon dari Karin pun kurang lebih seperti ikan hiu makan tomat alias bodo amat.

Salah satu pesan yang masuk ke akun Awkarin menanyakan perasaannya, apakah enggak kesal karena video Denise?

Dengan santai Karin menjawab, "WKWK ya enggak lah. Orang kayak gitu masa dibawa serius, santai Bund. Lucu tahu, hiburan."

Padahal Karin sendiri sempat dikenal sebagai seleb yang suka pertengkaran. Dia pernah terlibat pertengkaran dengan Anya Geraldine dan baru-baru ini dengan desainer grafis lokal karena perebutan hak cipta dari gambar yang digunakan untuk brandnya.