Menu

Benarkah Depresi Bisa Memperburuk Jerawat? Simak Penjelasan Ilmiahnya Yuk Beauty!

06 Oktober 2022 23:27 WIB

Ilustrasi kondisi dari hiperandrogen. (Pinterest/Refinery29)

HerStory, Jakarta —

Jerawat menjadi salah satu masalah kulit yang paling banyak dialami orang. Ada banyak faktor yang membuat seseorang berjerawat, seperti gaya hidup tak sehat, penggunaan kosmetik yang gak cocok, hingga stres atau depresi.

Sebenarnya, hubungan antara jerawat dan depresi seperti sebuah siklus, Beauty. Pasalnya, jerawat bisa menjadi pemicu depresi, dan sebaliknya jerawat juga bisa bermunculan sebagai komplikasi dari depresi.

Bahkan, depresi dapat memperparah kondisi jerawat lho. Ini karena orang yang depresi mungkin lebih jarang merawat diri sendiri, apalagi melakukan perawatan yang menyeluruh untuk kulit wajah.   

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jerawat dapat menyebabkan depresi berat, dan risiko ini paling tinggi pada tahun pertama setelah kamu memilki jerawat. Penelitian yang diterbitkan dalam The British Journal of Dermatology menganalisis data dari hampir 1,9 juta pria dan wanita selama 15 tahun.

Para peneliti membandingkan kesehatan mental lebih dari 134.000 orang dengan jerawat dan 1,7 juta orang yang tidak berjerawat.

Setelah memperhitungkan faktor risiko lain depresi, seperti kondisi mental, kebiasaan merokok, dan minum alkohol, para peneliti menemukan bahwa kemungkinan munculnya depresi melonjak sebesar 63 persen pada tahun berikutnya setelah munculnya jerawat.

Bahkan, risiko ini tetap meningkat hingga lima tahun jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki jerawat. Orang yang memiliki jerawat sangat rentan mengalami gejala depresi seperti sering menangis, mood gampang berubah, sulit tidur, tidak berenergi, menarik diri dari kehidupan sosial, dan sering mengalami masalah di sekolah atau kantor.

Jika Beauty mengalami hal-hal tersebut, maka perlu waspada kemungkinan kamu sedang mengalami gejala depresi yang disebabkan kondisi jerawat.

Artikel Pilihan