Koleksi Kayu dan Kosmos dan Tobatenun. (Tasha Rainita/HerStory)
Tobatenun kembali merayakan Hari Ulos Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober dengan mempersembahkan peragaan busana “Parompuan dan Ulos”. Pada kesempatan ini, Tobatenun memperkenalkan koleksi couture pertamanya yang bertajuk “Kayu & Kosmos”.
Kain Ulos merupakan salah satu wastra Indonesia yang memiliki potensi budaya dan ekonomi yang luar biasa. Maka dari itu, membangun ekosistem Ulos merupakan hal yang penting untuk dapat merevitalisasi dan melestarikannya.
Pembuatan kain Ulos tentunya enggak lepas dari peran para Partonun yang mayoritasnya adalah perempuan, dimana mereka membantu dalam menjaga warisan budaya dan mewariskannya secara turun-temurun.
Pemberdayaan komunitas Partonun yang berada di pedesaan memiliki potensi untuk berkembang dan maju dengan memanfaatkan budaya-budaya lokal, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya bernilai seni, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi.
"Dalam rangka merayakan Hari Ulos Nasional, tahun ini kami mempersembahkan Parompuan dan Ulos untuk memperkenalkan koleksi couture pertama kami yang bertajuk “Kayu & Kosmos”. Acara ini merupakan wujud komitmen kami dalam merevitalisasi dan melestarikan kain ulos, serta mengapresiasi para Partonun Ulos yang terus menjaga warisan budaya serta menghasilkan kain Ulos yang luar biasa," ujar Kerri Na Basaria selaku Founder & CEO PT Toba Tenun Sejahtra pada Rabu (19/10/2022).
"Kayu & Kosmos” merupakan koleksi couture pertama Tobatenun yang terdiri dari 17 koleksi couture, seperti women’s wear (dress, outer, vest, cape, bralette, pants, corset), men’s wear (shirt, trouser, blazer, t-shirt, overalls, jacket) dan aksesori (bucket hat, drawstring bag).
Koleksi ini terinspirasi dari dewa-dewa Batak kuno yang biasa terukir di ruma bolon sebagai doa-doa perlindungan dan merepresentasikan tradisi kosmologis yang kaya pada tradisi Toba sebelum kolonisasi Eropa dan agama luar.
Warna biru (balau) dari Ulos Bintang Maratur dan merah (rara) dari Ulos Ragi Hotang merupakan representasi Air dan Api, dua kebutuhan dalam perkembangan manusia. Seluruh koleksi “Kayu & Kosmos” tentunya menggunakan pewarnaan alam, seperti Indigo (biru), tingi (merah-kecoklatan) dan jior (coklat tua).
Rumah komunitas Jabu Bonang merupakan tempat edukasi para Partonun di pesisir Danau Toba untuk memfasilitasi berbagai pelatihan dan lokakarya yang bertujuan memberikan dampak bagi kehidupan, serta produktivitas perajin sebagai mitra dari Tobatenun.
Sementara itu, Jabu Borna merupakan tempat pengembangan riset pewarna alami, serat alami, penyediaan benang celup bagi ekosistem tenun, serta pengolahan limbah yang tepat dan ramah lingkungan yang berlokasi di Desa Tanjung Pinggir, Pematangsiantar, Sumatra Utara.
Mengangkat tema “Parompuan dan Ulos” untuk merayakan Hari Ulos Nasional, Tobatenun juga baru saja menjalankan program pengembangan Partonun perempuan.
Program tersebut berupaya untuk mengidentifikasi dan membina setiap champion daerah untuk menggali kebutuhan serta masalah yang dihadapi para mitra dalam proses menenun, sehingga nantinya setiap champion dapat membangun komunitas Partonun di daerahnya masing-masing.
Di samping itu, Tobatenun juga menghadirkan Pop Up Store yang dapat dikunjungi konsumen di lantai 3, Plaza Indonesia mulai dari jam 10.00 WIB.
“Dengan berbagai edukasi, pelatihan dan pendampingan yang kami hadirkan untuk para Partonun harapannya dapat mengembangkan ekosistem Ulos dan membuat kain Ulos menjadi semakin populer di berbagai kalangan masyarakat. Ke depannya kami akan terus mendukung para Partonun Ulos untuk terus mengembangkan kompetensinya agar dapat bersaing baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk semakin mendukung para perajin kain Ulos, 10i keuntungan penjualan produk Tobatenun ditujukan untuk rumah komunitas Jabu Bonang termasuk koleksi runway,” tutup Kerri.