Illustrasi orangtua sedang memberikan pendidikan seks kepada anak (Freepik/Edited by HerStory)
Jepang terkenal dengan penduduknya yang gigih, disiplin, dan pantang menyerah. Gak hanya itu, Jepang juga seringkali menjadi negara yang dijadikan contoh dalam banyak hal, salah satunya pola asuh anaknya.
Ada beberapa pola asuh orangtua di Jepang yang layak ditiru. Lantas, seperti apa cara mendidik anak ala orangtua Jepang? Dilansir dari laman sindikasi konten Theasianparent.com, berikut ulasannya.
Orangtua di Jepang mengurangi kecenderungan individualis anak muda melalui kedekatan yang mungkin sedikit berlebihan. Setiap anak memiliki hubungan yang amat dekat dengan ibunya hingga berusia 6 tahun.
Selama tiga tahun pertama kehidupan seorang anak, ibu Jepang akan membawa anak mereka ke mana saja bersama.
Terlihat sekali bahwa ibu sungguh mencurahkan waktu untuk anaknya. Hal ini terbukti tak ada anak Jepang yang dititipkan di daycare hingga menginjak usia tiga tahun.
Bisa dibilang jalinan hubungan ibu dan anak sangat emosional. Ibu akan menerima apa yang dilakukan anak mereka dan menganggap anak adalah sosok yang sempurna.
Sebelum seorang anak menginjak usia 5 tahun, mereka akan diizinkan untuk melakukan apapun yang diinginkan. Tak bermaksud memanjakan, tujuannya adalah agar anak mengetahui dengan jelas mana hal baik dan buruk untuk dilakukan.
Di Jepang, sikap ini dikenal sebagai Amae di mana anak bergantung pada orangtua sebagai poin penting agar hubungan ini berlanjut hingga anak tumbuh dewasa.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika dan Jepang membuktikan adanya korelasi erat antara pola asuh orangtua menentukan perilaku anak kelak. Jika orangtua menunjukkan perilaku yang positif maka anak akan berperilaku serupa hingga dewasa.
Nyaris semua orang di Jepang akan mendapat perlakuan yang sama tanpa memandang status dan jabatan. Dalam pola asuh orangtua Jepang, seorang balita akan diajarkan untuk memperlakukan orangtua dan pengasuh dengan cara yang sama. Cara ini bertujuan agar anak berlaku sopan dan tidak merendahkan orang lain.
Semua ibu di Jepang membesarkan anak dengan sepenuh hati dan menghabiskan waktu bersama. Anak-anak gak boleh dikirim ke taman kanak-kanak sebelum mereka berusia 3 tahun atau meminta kakek nenek untuk mengasuh anak. Mereka juga gak boleh mempekerjakan pengasuh anak.
Untuk orangtua yang sibuk bekerja, orangtua wajib meminta bantuan keluarga agar anak dekat dengan kakek nenek dan keluarga lain. Dengan begitu hubungan anak dengan anggota keluarga benar-benar hangat dan penuh perhatian.
Sejak kecil, orangtua akan berusaha untuk melakukan segalanya yang terbaik untuk menjadi panutan bagi anak.
Sebagai contoh, ibu Jepang akan membangun piramida dan meminta anak-anaknya mengulangi piramida tersebut. Jika anak gagal membangunnya, mereka harus mulai membangun piramida lagi dari awal.
Para ibu Jepang gak hanya menyuruh anak melakukan apa yang orangtua minta. Namun, mereka akan memberi contoh dan menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu.
Gimana Moms, tertarik untuk mencobanya?