Menu

Banyak Gen Z Merasa Cemas dengan Masa Depan, Ini 5 Tips Kesehatan Mental yang Bisa Diterapkan, Catat!

31 Oktober 2022 10:00 WIB

Seorang wanita yang sedang duduk di bangku hitam (Unsplash/Anthony Tran)

HerStory, Jakarta —

Menurut riset dari Maybelline New York, 6 dari 10 Gen Z berusia 18-25 tahun di Indonesia mengatakan pernah mengalami gejala isu kesehatan mental. Namun, hanya 15% yang memilih untuk pergi ke psikolog untuk membantu menanganinya.

Hasil riset menunjukkan bahwa sebagian hal yang membuat Gen Z merasa cemas dan resah adalah ketakutan akan ketidakpastian di masa depan dan isu masalah pendewasaan.

"Sejalan dengan misi Maybelline New York untuk mendorong kepercayaan diri, kebebasan berekspresi, serta membuat perubahan dunia, kami percaya bahwa isu kesehatan mental sangat dekat dan relevan bagi masyarakat. Namun sayangnya, seringkali masih menjadi stigma bagi sebagian kelompok," ujar Carla Mangindaan, Brand General Manaager Maybelline Indonesia, Jumat (28/10/2022).

Merayakan Hari Kesehatan Mental Dunia 10 Oktober lalu, Maybelline New York kembali menggaungkan Brave Together dalam bentuk acara edukasi bersama para partner Brave Together, yaitu Rahasia Gadis dan KALM serta didukung oleh UI Sehat Mental.

Psikolog Klinis dan Co-Founder KALM Karina Negara menjelaskan, tantangan utama memasuki usia 20 tahun adalah menyatukan ekspektasi dan realita.

"Memasuki usia 20an adalah fase peralihan seseorang dari remaja menuju dewasa dengan segudang ekspektasi yang ada di benak mereka," kata Karina.

"Untuk mendukung kesiapan dan kesehatan mental mereka yang sedang bertransisi, sungguh penting bagi Gen-Z untuk memperoleh pendampingan dan panutan yang bisa menyeimbangkan ekspektasi dan realita bahwa hidup enggak selamanya manis seperti di media sosial," sambungnya.

Dalam proses pendewasaan, diperlukan mindset dan mentalitas "BRAVE" untuk merawat kesehatan mentan yang dibutuhkan agar mampu menjadi manusia dewasa yang berfungsi optimal. Yuk, simak baik-baik, ya!

Bangun kebiasaan positif

Memiliki kebiasaan positif dapat dimulai dari sesuatu yang kecil, seperti bangun pagi dan olahraga secara rutin. Dengan memiliki kebiasaan positif yang konsisten, emosi akan menjadi lebih terjaga karena hati lebih tenang berkat perencanaan yang lebih matang.

"Macam-macam olahraga bisa ddilakukan sesuai kebutuhan jiwa dan tubuh. Yang pasti semua butuh tidur, makan sehat, dan olahraga. Tinggal dibangun kebiasaan positifnya," jelas Karina.

Rencanakan waktu istirahat

Kurang tidur memiliki efek negatif yang signifikan pada kondisi mental. Merencanakan waktu untuk istirahat atau tidur pada waktu yang teratur setiap hari akan membantu untuk membawa stabilitas pada kondisi mental seseorang.

"Istirahat itu bukan pilihan, tidur itu bukan pilihan. Jangan jadikan istirahat itu sebagai reward karena itu sebuah kewajiban yang penting untuk dilakukan," tutur Karina.

Afirmasi diri

Penelitian menunjukkan bahwa cara seseorang berpikir tentang diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat pada stabilitas mental seseorang.

"Positif self talk bisa dilakukan untuk mengafirmasi diri. Afirmasi diri itu penting karena itu tanda kita mencintai diri sendiri," kata Karina.

Validasi emosi

Validasi adalah kemampuan mengakui dan menerima berbagai emosi yang dirasakan. Untuk mampu memvalidasi emosi diri, diperlukan latihan dan rekfleksi diri secara rutin.

"Validasi ini sebuah skill, jadi mesti belajar dari nol. Simplenya, validasi emosi itu seperti 'aku merasa ... karena ...'. Satu kalimat itu sudah berarti validasi emosi.

Ekspresikan kebaikan

Ketika kita berbuat baik, hal tersebut bukan hanya berdampak baik ke orang yang kita bantu, tapi juga berdampak positif untuk diri kita sendiri.

Penelitian menunjukkan ketika membantu orang lain, kita bisa membentuk self-esteem yang lebih sehat karena kita menemukan makna dan menumbuhkan manfaat hidup kita sendiri.

Untuk mendukung kesiapan dan kesehatan mental mereka yang sedang bertransisi, penting bagi Gen Z mendapatkan pendampingan dan panutan bersama-sama melewati masa peralihan menuju pendewasaan di usia 20an.

Untuk mendapatkan konseling gratis dari Maybelline Brave Together, unduh aplikasi KALM di Google Play Store atau App Store dan gunakan kode BRAVE 33-33-33-33. 

Selain konseling, Maybelline juga mengajak kamu untuk membagikan cerita perjalanan kesehatan mental secara anonim di Brave Talk.

Mau coba, Beauty?