Menu

MSD Indonesia dan Kemenkes Gaungkan Edukasi Pencegahan Kanker Serviks, Seperti Apa?

02 November 2022 15:29 WIB

(kiri-kanan) Dr. dr. Cindy Rani SpOG-KFER; Melanie Subono; dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD; dr. Prima Yosephine, MKM; dr. Mellisa H. Wiyono. (Riana/HerStory)

HerStory, Jakarta —

Beauty, Indonesia mencatat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020. Angka ini menunjukkan terdapat 88 kasus baru dan lebih dari 50 kematian akibat kanker leher rahim setiap hari di Indonesia (Data Observasi Kanker Dunia, Globocan, 2020). Fakta ini menjadikan kanker serviks sebagai kanker dengan insiden dan kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara di Indonesia. 

Menyadari pentingnya edukasi kanker serviks bagi masyarakat, khususnya wanita, PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan Indonesia sehat dengan menggelar Program Jurnalis yang mengusung tema ‘Melindungi Perempuan, Melindungi Generasi Penerus Bangsa’. 

Acara yang digelar di JS Luwansa, Jakarta, Rabu (2/11/2022) ini mengundang para ahli kesehatan dan penyintas kanker serviks untuk berbagi wawasan dan pengalaman seputar upaya pencegahan infeksi Human papillomavirus (HPV). Program Jurnalis ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional yang diperingati pada tanggal 12 November setiap tahunnya. 

Sehubungan dengan hal tersebut, George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia, mengatakan, MSD mendukung penuh upaya pemerintah mencegah kanker serviks dengan memperluas edukasi di berbagai daerah di Indonesia dengan harapan seiring dengan wawasan masyarakat yang terus meningkat, semakin banyak wanitadan generasi penerus bangsa yang terlindungi dari risiko infeksi HPV. 

“Kami percaya, edukasi menjadi langkah vital untuk mewujudkan misi MSD dalam melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,” kata George Stylianou, dalam sambutannya.

Kemudian, Dr. dr. Cindy Rani SpOG-KFER, Dokter Spesialis Kandungan & Ginekologi,menjelaskan, kanker serviks kerap tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut. 

Namun, terdapat gejala umum dari kanker serviks yang harus diwaspadai, di antaranya, pendarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, frekuensi buang air kecil meningkat, mudah lelah, nyeri saat berhubungan intim, hingga bercak darah di urine. 

“Sayangnya, wanita masih sering takut untuk melakukan kontrol karena stigma dan mitos yang banyak beredar, misalnya takut dicap gemar gonta ganti pasangan. Padahal, meskipun hanya mempunyai satu pasangan seks pun tetap berpotensi tertular HPV apabila pasangannya telah terinfeksi HPV. Selain itu, riwayat keturunan, pola hidup tidak sehat, penggunaan pil KB, hingga belum adanya proteksi dari vaksinasi HPV juga menjadi faktor utama penyebab kanker serviks,” ungkapnya.  

Menanggapi banyaknya mitos di masyarakat, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog, menjelaskan, sebelum memahami konsep vaksinasi sebagai upaya pencegahan infeksi sebuah penyakit, masyarakat harus memahami alasan di balik vaksinasi itu sendiri. 

“Tak bisa dipungkiri bahwa kelompok masyarakat yang belum divaksinasi di Indonesia masih cukup besar. Orang yang tidak divaksinasi harus sakit atau terinfeksi dahulu, baru memiliki antibodi. Tentu ini bukan hal yang diinginkan. Sebaliknya, orang yang sudah divaksinasi lengkap akan memiliki kekebalan optimal sehingga terhindari dari penyakit termasuk kanker serviks,” ujar dr. Dirga.

“Saat ini, vaksin HPV sudah tersedia di banyak rumah sakit dan klinik, baik jenis bivalen maupun quadrivalent. Saya sangat menganjurkan masyarakat untuk proaktif berdiskusi dengan tenaga medis untuk memastikan perlindungan maksimal dari vaksin yang didapatkan,” lanjut dr. Dirga. 

Hadir pula dalam diskusi, Seniman dan Sahabat Kanker, Melanie Subono yang berbagi pengalamannya dalam melawan kanker serviks di usia yang masih terbilang belia. 

“Momen itu tak akan pernah saya lupakan karena terus menjadi pengingat untuk menjaga diri sendiri dan juga orang lain di sekitar. Inovasi kesehatan saat ini sudah semakin berkembang, penyakit yang dikatakan mematikan sekalipun saat ini bisa dicegah. Sekarang saya bisa dibilang cukup tegas mengingatkan keluarga dan teman-teman wanitauntuk segera vaksinasi HPV, terutama bagi yang belum menikah dan aktif secara seksual, serta rutin melakukan tes Pap Smear untuk mencegah dan mendeteksi infeksi HPV sejak dini. Selain itu, gaya hidup sehat dan hubungan seks yang aman dan sehat juga perlu diperhatikan,” tandas Melanie.

Melindungi wanita dan generasi penerus bangsa bukanlah pekerjaan yang sederhana. Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Mellisa Handoko Wiyono, menyampaikan, sejak mulai beroperasi di Indonesia, MSD secara konsisten melakukan edukasi, khususnya bagi wanita, dalam pencegahan kanker serviks. 

“Kami percaya, kolaborasi yang solid antara MSD Indonesia, Kementerian Kesehatan, para ahli kesehatan, serta masyarakat akan memperkuat upaya kita bersama dalam melindungi kesehatan masyarakat yang juga sejalan dengan cita-cita Presiden Joko Widodo untuk menciptakan Generasi Indonesia Emas pada tahun 2045,” tutup dr. Mellisa.

Artikel Pilihan