Ilustrasi penderita hipertensi. (Unsplash/Mufid Majnun)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal. Hipertensi sering disebut dengan silent killer lho Moms. Ini dikarenakan hipertensi sering kali enggak memiliki gejala.
Padahal, tekanan darah yang tinggi bisa jadi risiko utama penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah sendiri bergantung pada seberapa banyak darah yang dipompa jantung dan ukuran arteri. Semakin sempit arteri, maka tekanan darah juga semakin tinggi. Hipertensi sendiri juga diketahui lebih banyak dialami oleh wanita dan bisa terjadi pada usia muda.
Seiring bertambahnya usia, kelenturan pembuluh darah bisa berkurang sehingga dapat menyebabkan tekanan darah lebih mudah meningkat. Ini sebabnya, mereka yang berusia di atas 40 tahun akan lebih rentan mengalami hiperensi dibandingkan yang berusia muda.
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan hipertensi akan lebih berisiko untuk mengalami kondisi yang sama di kemudian hari.
Kelebihan berat badan atau obesitas menyebabkan jantung bekerja lebih berat dari seharusnya. Hal ini membuat risiko tekanan darah tinggi meningkat berlipat ganda.
Secara umum, jantung akan bekerja dengan ritme yang baik dan mengalirkan darah lebih lancar saat berolahraga. Ini mengapa mereka yang jarang berolahraga akan mudah mengalami hipertensi.
Sering mengonsumsi makanan tinggi kalori, berlemak, dan tinggi garam juga meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
Rokok dapat merusak dinding pembuluh darah, membuat pembuluh darah kehilangan elastisitasnya, sehingga hipertensi kerap tak bisa dihindari lagi.
Data menyebutkan pria sebenarnya lebih sering mengalami hipertensi dibandingkan wanita pada usia kurang dari 55 tahun. Sementara, di usia lebih ari 55 tahun, wanita akan lebih rentan mengalami hipertensi. Salah satu alasannya, yakni dikarenakan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang masih tersedia.
Estrogen dan progesteron dapat melindungi pembuluh darah dari reaksi oksidatif akibat polusi, makanan, dan sebagainya, serta mencegah pembuluh dari peradangan. Di samping itu, hormon estrogen juga mempengaruhi keseimbangan sistem renin angiotensin di ginjal yang berfungsi menjaga kestabilan tekanan darah.
Namun pada perjalanannya, wanita akan mengalami berbagai kondisi seperti kehamilan, pemakaian kontrasepsi (terutama kontrasepsi hormonal), dan menopause.
Keadaan-keadaan tersebut dapat menyebabkan kedua hormon yang sebelumnya berperan menjadi pelindung mengalami penurunan jumlah secara drastis. Maka dari itu, memasuki usia 55 tahun, wanita menjadi sama rentannya, bahkan lebih rentan, mengalami hipertensi dibandingkan kaum pria.
Itulah penjelasan terkait wanita berisiko tinggi terkena penyakit hipertensi. Untuk itu, jangan lupa terapkan gaya hidup sehat ya Moms!