Menu

Sederet Mitos Vaksin HPV Ini Dipatahkan Dokter Ahli, Faktanya Ada 3 Manfaat yang Bisa Dirasakan Jika Lakukan Vaksinasi, Simak Beauty!

07 November 2022 15:25 WIB

Vaksin kanker serviks. (iStockphoto/CatLane)

HerStory, Jakarta —

Beauty, pemberian vaksin HPV sangatlah penting karena mampu mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). Sayangnya, hingga saat ini masih banyak wanita yang enggan melakukan vaksinasi tersebut. 

Salah satunya soal hoaks vaksinasi HPV bikin mandul. Tentu saja itu sama sekali tidak benar, tegas Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.

"Hal ini jelas tidak benar ya, karena vaksin HPV gak akan mempengaruhi kandungan ataupun siklus menstruasi. Apalagi vaksin ini telah dilakukan di seluruh mancanegara, uji klinis dari para ahli tak menemukan suatu konklusi bahwa adanya hubungan antara vaksin dengan mandul," tutur dr. Dirga, saat acara kelas jurnalis dalam rangka pencegahan kanker serviks dari MSD Indonesia dan Kementerian Kesehatan, di Jakarta, belum lama ini.

Selain mitos dapat menyebabkan kemandulan, kata dr. Dirga, mitos lain terkait vaksin HPV ini adalah akan membuat seseorang terinfeksi HPV.

"Nah selain mitos dapat menyebabkan kemandulan itu, ada juga mitos yang mengatakan vaksin HPV akan membuat seseorang terinfeksi HPV. Sekali lagi, itu gak benar ya. Dengan divaksin bukan berarti kamu akan tertular, karena sebenarnya bahan aktif antigen pada kandungan vaksin HPV sendiri itu tidak menggunakan virus HPV aktif. Jadi jelas vaksin ini sangatlah aman," tegas dr. Dirga.

dr. Dirga juga menuturkan bahwa ada stigma juga di masyarakat bahwa penyebab kanker serviks adalah karena sering bergonta-ganti pasangan. Faktanya, kata dia, seseorang yang memiliki satu pasangan sekalipun, tetap berpotensi tertular HPV.

"Apalagi jika pasangannya telah terinfeksi HPV sebelumnya. Dan jangan lupa juga, ada penularan HPV dari rute non-seksual, seperti pola hidup tak sehat, penularan lewat toilet umum, dan sebagainya," imbuh dr. Dirga.

Lebih lanjut, dr. Dirga juga menegaskan bahwa vaksin adalah zat yang menstimulasi sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit secara spesifik. Pada vaksin HPV, kata dr. Dirga, penggunaannya hanya ditujukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks saja, bukan untuk penyakit lainnya.

Nah, vaksinasi HPV ini nantinya akan memicu respons sistem kekebalan tubuh di mana vaksin akan membentuk kekebalan jangka panjang, yang biasanya didapat secara alami setelah penyembuhan penyakit infeksi.

"Orang kalau gak divaksinasi, itu pasti sakit dulu, terinfeksi dulu baru punya kekebalan. Tapi kalau sudah divaksinasi, dia bisa punya antibodi sebelum terinfeksi," tandasnya.

dr. Dirga pun memaparkan, vaksin HPV memiliki tiga manfaat, yakni mencegah infeksi virus HPV tak masuk ke dalam tubuh sama sekali, dan kalau pun terpapar tetap tidak bisa masuk ke dalam tubuh. Kedua, jika virus telah masuk, ia tetap tak bisa menyebar dan hanya berada di sekitar area lokal saja karena sudah ada antibodi dari vaksin HPV.

Dan ketiga, jika virus telanjur masuk ke dalam tubuh, vaksin HPV ini membantu untuk tak memberikan kesempatan bagi virus berkembang dan tubuh menjadi terlindungi. Adapun, kata dr. Dirga, berdasarkan penelitian, efektivitas vaksin HPV pun tinggi, yakni mencapai 90-100 persen.

"Jadi, vaksin HPV ini disuntikan di lengan. Ketika divaksinasi ada tiga hal yang terjadi dalam tubuh. Pertama, vaksin disuntik lalu tubuh mengenali komponen vaksin tersebut. Kedua, tubuh akan melawan untuk membentuk antibodi atau kekebalan. Paling penting ketiga, tubuh akan mengingat,” ujar dr. Dirga.

"Jadi, saya sangat menganjurkan masyarakat untuk proaktif berdiskusi dengan tenaga medis untuk memastikan perlindungan maksimal dari vaksin yang didapatkan," sambung dr. Dirga.