Menu

Asik! Sequis Hadir untuk Bantu Kamu Atasi Kecemasan di Tengah Pandemi Lho!

12 November 2020 09:00 WIB

Virtual talk show #SuperONEderful by Super You. (Sequis/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Pada 6 November 2020 yang lalu, Super You Sequis Online baru saja merayakan hari ulang tahun pertama mereka dengan mengadakan sebuah Virtual Talk Show yang menghadirkan beberapa narasumber terkenal seperti Psikiater dan Ahli Psikosomatis RS Omni Hospital Alam Sutera dr Andri, Sp.KJ dan seorang content creator kesehatan mental Dimas Alwin.

Pada acara tersebut, kedua narasumber mencoba berbagi mengenai “’Social Anxiety, How to Cope With It?”. Head of Digital Channel Sequis Evan Tanotogono mengatakan bahwa kesehatan mental sedang menjadi topik yang sering dibicarakan di tengan masa pandemi covid-19 ini, hal ini yang akhirnya membuat Super You mengangat topik social anxiety dalam sebuah virtual talkshow bertajuk #SuperOnederful.

“Masalah kesehatan mental sedang menjadi isu hangat di masyarakat, terutama pada generasi milenial. Beberapa orang mungkin ada yang mengalami kecemasan sosial. Untuk itu, kami ingin berbagi pengetahuan dengan mengundang pembicara ahli agar para milenial mengetahui cara terbaik untuk merespon kecemasan sosial dan tidak meremehkannya karena dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan.” Jelas Evan.

Kami pun mengimbau para milenial untuk peduli hidup sehat sebab jika kesehatan terganggu, dampaknya semakin meluas termasuk terganggunya finansial,” tambahnya.

Menurut dr Andri, gejala kecemasan sosial ditandai dengan timbulnya benjolan di tenggorokan, berkeringat, gemetar, jantung kerap berdebar kencang, ketegangan otot, nyeri, mual, atau pusing. Ada juga perasaan ingin melarikan diri, dirundung perasaan bersalah, dan selalu ingin menghindar ketika harus tampil di depan umum atau ketika harus menjadi pusat perhatian.

“Kecemasan yang intens secara terus menerus dari penderita kecemasan sosial dapat memengaruhi kesehatan fisik atau dikenal dengan istilah psikosomatik, yaitu keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan oleh alasan fisik, seperti luka atau infeksi,” sebut Dr Andri.

Kemudian, dr Andri juga mengatakan bahwa kecemasan kita bisa terjadi karena beberapa faktor salah satunya dari sosial media yang kita gunakan dari gawai pintar. Dimas Alwin yang banyak membahas isu kesehatan mental dan sosial media menjelaskan bahwa perubahan sosial secara mendadak, cepat, dan terus menerus, kerap terjadi selama masa pandemi covid-19. Ini bisa menimbulkan rasa cemas dan panik.

Contohnya, terhentinya aktivitas sehari-hari, terpaksa berpisah dari keluarga dalam kurun waktu berbulan-bulan bila bekerja di luar kota, terganggunya operasional bisnis, dan pengurangan karyawan di berbagai sektor yang berimbas pada finansial keluarga.

“Informasi soal covid-19 sering disajikan dengan cara kurang tepat atau bertujuan menakut-nakuti dan content-nya tidak diverifikasi terlebih dahulu sehingga membingungkan pembaca. Kita tahu bahwa virus ini bisa menyebabkan terganggunya kesehatan, menurunnya kualitas hidup, dan menyebabkan kematian sehingga informasi yang disajikan haruslah bersifat edukatif agar pembaca memiliki pemahaman yang benar dan mematuhi protokol kesehatan bukan sebaliknya menjadi khawatir,” sebut Dimas.

Dengan adanya gangguan kesehatan mental pada seseorang bisa saja menimbulkan kecemasan lainnya seperti enggak ingin pergi untuk mendapatkan perawatan yang semustinya akibat khawatir dengan biaya medis yang enggak murah.

Namun, bagi keluarga yang memiliki asuransi kesehatan mereka enggak perlu takut akan baiya medis yang harus dikeluarkan karena biaya tersebut akan ditanggung oleh perusahaan asuransi dengan pertanggungan sesuai dengan yang tercantum pada polis.

Hal ini merupakan kabar bahagia untuk kita karena dengan begitu kita bisa lebih fokus pada pengobatan kondisi mental kita terlebih dahulu. Memiliki asuransi saat pandemic, sudah bukan lagi sekadar pilihan perlu atau enggak karena sudah menjadi prioritas. Perasaan cemas jika finansial tergerus karena biaya medis atau hilangnya sumber pendapatan karena meninggal dunia dapat dialihkan menjadi rasa aman dengan berasuransi. Masyarakat bisa memanfaatkan Super You untuk melindungi diri dan keluarganya.