Menu

Jangan Senang Dulu! Risiko Stroke Mengancam Orang yang Makan Banyak tapi Tetap Korus, Kolesterolnya Numpuk di Darah!

10 November 2022 19:10 WIB

Ilustrasi seorang wanita sedang konsumsi obat penurun kolesterol. (Freepik/kroshka__nastya)

HerStory, Jakarta —

Kebanyakan makan menjadi salah satu pemicu tubuh jadi gemuk bahkan berisiko mengalami obesitas. Namun, ada orang dengan kondisi genetik tertentu yang membuatnya tetap kurus meskipun sudah banyak mengonsumsi makanan. 

Eits, jangan senang dulu, Beauty! Orang kurus namun banyak makan ternyata memiliki kadar kolesterol yang tinggi, lho.

"Orang makan banyak tapi tetap kurus itu karena genetik, tapi kolesterolnya biasanya tinggi," kata spesialis gizi klinik dr. Yohan Samudra Sp.GK, melansir media sindikasi Suara.com.

Lemak dari makanan yang terlalu banyak jadi menumpuk di darah. Sedangkan lemak yang ada di bawah kulitnya memang sedikit, sehingga tubuh tetap kurus.

Perbedaan antara lemak darah dengan lemak di bawah kulit bisa dilihat dari asalnya. Tumpukan lemak darah bisa berasal dari makanan yang dikonsumsi. Sedangkan lemak di bawah kulit merupakan cadangan lemak, bisa berasal dari glukosa yang gak terpakai menjadi energi.

"Misalnya, dua orang makan bareng terus, makannya jorok. Misalnya, kita gendut, dia nggak, gitu-gitu aja, senang, dong. Tapi cek kolesterolnya dia tinggi karena dia lemak ke darah ngumpulnya, enggak lari ke kulit," jelasnya.

Lemak dalam darah bisa jadi berbahaya bila terus terjadi dalam waktu lama karena berisiko menyumbat pembuluh darah. Bila sumbatan itu terjadi di jantung, maka bisa berisiko sebabkan serangan jantung. Sedangkan, bila terjadi di otak bisa jadi timbulkan stroke.

Kolesterol tinggi juga sering terjadi pada orang yang obesitas. Tapi, orang yang sudah kegemukan terkadang masih memiliki hasil cek darah yang normal. Menurut dokter Yohan, kondisi itu gak akan selalu sama bila kegemukannya gak segera diatasi.

"Kalau dicek orangnya gendut, tapi hasil lab bagus, sebetulnya belum, tinggal tunggu waktu saja," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tumpukan lemak akibat pola makan dan gaya hidup gak sehat akan meningkatkan peradangan dan radikal bebas di dalam tubuh. Kemudian dalam jangka panjang, mulai merusak saraf dan pembuluh darah. 

Kondisi ini menyebabkan adanya peningkatan kolesterol, asam urat, dan gula darah tinggi akibat peradangan sudah merusak organ. Hanya saja, batas toleransi peradangan tersebut setiap orang berbeda-beda, tergantung dari banyak faktor, termasuk genetik.